Nilai tukar petani turun 0,51%
A
A
A
Sindonews.com - Tingginya harga Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani Rp3.600 per kilogram, belum juga membawa keuntungan bagi petani dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Hal itu menyebabkan biaya hidup petani masih tinggi, sehingga membuat Nilai Tukar Petani (NTP) pada Januari 2012 mengalami penurunan 0,51 persen atau sekitar 102,60 dibandingkan NTP pada Desember 2011 sebesar 103,13.
Indeks Harga yang diterima petani (It) juga mengalami penurunan 0,01 persen, yakni dari 139,51 menjadi 139,49 pada Januari 2012. Sedangkan Indeks harga yang dibayar petani (Ib) naik sebesar 0,50 persen dari 135,27 menjadi 135,95.
Kepala BPS Sumut Suharno mengatakan, dari It kelima subsektor, yakni padi dan palawija, hortikultura, tanaman perkebunan rakyat, peternakan dan subsektor perikanan menunjukkan fluktuasi harga beragam.
“Penurunan It terjadi pada tiga subsektor, yakni hortikultura 0,34 persen, tanaman perkebunan rakyat 2,29 persen dan subsektor perikanan sebesar 0,04 persen. Untuk subsektor tanaman pangan naik 1,41 persen dan peternakan naik 0,89 persen,” ujarnya, Kamis 2 Februari 2012.
Dari NTP Januari 2012 ini, dari subsektor masing-masing tercatat sebesar 100,50 untuk subsektor padi dan palawija (NTPP); 111,90 subsektor hortikultura (NTPH); 101,08 subsektor tanaman perkebunan rakyat (NTPR); 105,67 subsektor peternakan; dan 99,56 subsektor perikanan (NTN).
Sementara harga produsen gabah berdasarkan survei yang dilakukan di 13 kabupaten, diketahui harga GKP tertinggi senilai Rp4.600 per kilogram untuk varietas Ciherang di Kabupaten Batubara. Terendah Rp3.000 per kilogram di Kabupaten Mandailing Natal di Kabupaten Simalungun.
Kasubdis Bidang Program Dinas Pertanian Sumut Lusyantini menuturkan NTP ini menurun karena kenaikan indeks harga hasil produksi pertanian tidak lebih besar daripada indeks harga barang dan jasa petani untuk keperluan produksi pertanian maupun untuk konsumsi rumah tangga. (bro)
()