Tiga tahun terakhir industri gula merosot
A
A
A
Sindonews.com - Industri gula nasional sejak tiga tahun terakhir mengalami penurunan. Hal itu dipicu rendahnya daya saing komoditas tebu dibanding dengan komoditas lain. Disamping itu, lahan tebu terus menyusut karena petani lebih memilih menanam komoditas non tebu seperti komoditas pangan karena lebih menjanjikan.
Dari data yang ada, pada tahun 2009 produksi gula mencapai 2,6 juta per tahun. Jumlah itu menurun jika dibanding pada tahun 2008 yang mencapai 2,7 juta ton. Kemudian pada tahun 2010 produksi gula mencapai 2,5 juta ton namun pada tahun 2011 kembali anjlok mencapai 2,1 juta ton per tahun.
Menurut Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara (PTPN) X Subiyono, anjloknya produksi gula ini disebabkan menyusutnya lahan tebu yang ada saat ini. Sejumlah lahan, diprioritaskan untuk komoditas pangan seperti tanaman padi.
"Tanaman tebu daya saingnya juga rendah. Sangat masuk akal ketika para petani beralih menanam komoditas yang memiliki nilai tambah," kata Subiyono kepada Wartawan di Surabaya, Kamis (9/2/2012).
Ia juga mengatakan, sebelumnya memang harga gula dua kali lipat dibanding harga beras. Tentunya kondisi itu berbeda dengan kondisi saat ini. Sekarang harganya tidak jauh beda, kemungkinan selisihnya cuma Rp1500 per kilogram. Seharusnya, kata Subiyono, harga gula saat ini mencapai dua kali lipat dari harga beras.
Sementara itu, data Dinas Perkebunan (Disbun) Jawa Timur menunjukkan, dari total lahan tebu di Jawa Timur yang mencapai 197.000 hektar, lahan sawah yang ditanami tebu hanya tinggal 40 persen, terbesar dari lahan kering yang mencapai 60 persen. Padahal beberapa tahun lalu, lahan tebu dari sawah mencapai 60 persen. Sisanya 40 persen lahan kering. (bro)
()