WIKA dapat porsi 46% kelola PLTG Peaking
A
A
A
Sindonews.com - PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) yang tergabung dalam konsorsium bersama PT Mega Eltra dan PT Navigat ditunjuk sebagai pelaksana pekerjaan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Kaltim (Peaking) milik PT PLN.
Adapun nilai kontrak proyek tersebut sebesar Rp925,438 miliar. Dalam konsorsium proyek Engineering, Procurement, and Construction (EPC) ini, WIKA mendapat porsi 46 persen dari total perolehan kontak.
Artinya perusahaan pelat merah ini akan memiliki porsi senilai Rp425,701 miliar. Dimana sisa masing-masing 39 persen dan 15 persen dimiliki oleh PT Mega Eltra dan PT Navigat.
Penetapan tersebut berdasarkan surat keputusan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Unit Induk Pembangunan Pembangkit dan Jaringan Kalimantan Nomor 01.K/PJ/121/APBN/UIP KITRINGKAL/2O12 7 Februari 2012.
Mengutip keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis (9/2/2012), proyek yang pendanaannya berasal dari APBN ini akan dibangun di Desa Tanjung Batu, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kabupaten Kutai Kartanegara provinsi Kalimantan Timur selama 18 bulan terhitung awal Maret 2012. Serta diperkirakan mulai beroperasi untuk unit 1 pada Juni 2013.
"Dan unit II akan mulai produksi pada bulan Agustus 2013 dengan masa pemeliharaan 365 hari kalender," kata Sektretaris Perusahaan WIKA Natal Argawan.
Dia menambahkan nantinya, WIKA akan mengerjakan pekerjaan konstruksi pembangkit termasuk di dalamnya Gas Turbine Generator, Stack and Silencer, Balance of Plant, Fuel system, Water Treatment Plant, Waste Water Treatment Plant, Power Transformer, Substation 150 kV, LV and MV Panel, dan peralatan pendukung lainnya. Sedangkan Navigat dan Mega Eltra akan bertindak sebagai supervisor dan pengadaan mesin.
Setelah beroperasi, proyek ini nantinya akan menghasilkan listrik 140 MW dengan bahan bakar gas (High Speed Diesel) yang akan disuplai oleh PT PLN dan diperuntukkan untuk memenuhi kebutuhan energi di Pulau Kalimantan khususnya provinsi Kalimantan Timur.
Sementara itu, perolehan kontrak baru WIKA untuk 2012 diproyeksikan akan tetap didominasi oleh WIKA Induk yaitu sebesar Rp11,39 triliun atau 68,95 persen dari total kontrak baru WIKA. Sementara itu target laba bersih 2012 ditetapkan sebesar Rp430,68 miliar atau naik sebesar 23 persen dari rencana laba bersih 2011 sebesar Rp350 miliar. (ank)
Adapun nilai kontrak proyek tersebut sebesar Rp925,438 miliar. Dalam konsorsium proyek Engineering, Procurement, and Construction (EPC) ini, WIKA mendapat porsi 46 persen dari total perolehan kontak.
Artinya perusahaan pelat merah ini akan memiliki porsi senilai Rp425,701 miliar. Dimana sisa masing-masing 39 persen dan 15 persen dimiliki oleh PT Mega Eltra dan PT Navigat.
Penetapan tersebut berdasarkan surat keputusan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Unit Induk Pembangunan Pembangkit dan Jaringan Kalimantan Nomor 01.K/PJ/121/APBN/UIP KITRINGKAL/2O12 7 Februari 2012.
Mengutip keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis (9/2/2012), proyek yang pendanaannya berasal dari APBN ini akan dibangun di Desa Tanjung Batu, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kabupaten Kutai Kartanegara provinsi Kalimantan Timur selama 18 bulan terhitung awal Maret 2012. Serta diperkirakan mulai beroperasi untuk unit 1 pada Juni 2013.
"Dan unit II akan mulai produksi pada bulan Agustus 2013 dengan masa pemeliharaan 365 hari kalender," kata Sektretaris Perusahaan WIKA Natal Argawan.
Dia menambahkan nantinya, WIKA akan mengerjakan pekerjaan konstruksi pembangkit termasuk di dalamnya Gas Turbine Generator, Stack and Silencer, Balance of Plant, Fuel system, Water Treatment Plant, Waste Water Treatment Plant, Power Transformer, Substation 150 kV, LV and MV Panel, dan peralatan pendukung lainnya. Sedangkan Navigat dan Mega Eltra akan bertindak sebagai supervisor dan pengadaan mesin.
Setelah beroperasi, proyek ini nantinya akan menghasilkan listrik 140 MW dengan bahan bakar gas (High Speed Diesel) yang akan disuplai oleh PT PLN dan diperuntukkan untuk memenuhi kebutuhan energi di Pulau Kalimantan khususnya provinsi Kalimantan Timur.
Sementara itu, perolehan kontrak baru WIKA untuk 2012 diproyeksikan akan tetap didominasi oleh WIKA Induk yaitu sebesar Rp11,39 triliun atau 68,95 persen dari total kontrak baru WIKA. Sementara itu target laba bersih 2012 ditetapkan sebesar Rp430,68 miliar atau naik sebesar 23 persen dari rencana laba bersih 2011 sebesar Rp350 miliar. (ank)
()