Pengembang Sulsel desak bunga KPR diturunkan

Senin, 13 Februari 2012 - 12:25 WIB
Pengembang Sulsel desak...
Pengembang Sulsel desak bunga KPR diturunkan
A A A
Sindonews.com - Para pengembang perumahan yang tergabung dalam Real Estate Indonesia (REI) Sulawesi Selatan (Sulsel) meminta perbankan menurunkan suku bunga Kredit Kepemilikan Rumah (KPR).

Permintaan ini diungkapkan menyusul kembali diturunkannya suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI rate sebesar 25 basis poin dari sebelumnya enam persen menjadi 5,75 persen.

”Adanya penurunan BI rate tersebut, seharusnya diikuti oleh kalangan perbankan di Sulsel yakni ikut menurunkan suku bunga KPR. Kalau bunga KPR turun tentu akan merangsang penjualan rumah di tahun ini,” ujar Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) REI Sulsel, Raimond Arfandi di Makassar.

Raimond mengakui saat ini bunga KPR di beberapa bank sudah di angka single digit yakni sembilan persen sampai delapan persen. “Tapi kami melihat, bunga ini hanya berlangsung saat masa promosi saja. Kemudian kembali normal di dua digit,” ucapnya.

Menurutnya, seharusnya bunga single digit tetap diteruskan sampai berakhirnya masa kredit. Pertimbangan utamanya adalah untuk merangsang daya beli rumah oleh masyarakat.

Apalagi tahun ini REI Sulsel menargetkan pembangunan 15 ribu unit rumah. Dia mengungkapkan target tersebut bisa terealisasi apabila mendapat dukungan dari kalangan perbankan dengan cara menurunkan suku bunga KPR.

“Pasar properti tidak akan pernah lesu dan terus tumbuh dari tahun ke tahun. Apalagi kalau ini didukung oleh penurunan suku bunga KPR,” jelasnya.

Karena berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) secara nasional masih dibutuhkan sekitar 13,6 juta unit rumah. “Dilihat dari angka ini, tentu saja bisnis properti masih akan terus bergairah,” pungkasnya.

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) Makassar, kredit perbankan untuk sektor properti di Sulsel meningkat 35,61 persen secara year on year (YoY).

Pada Oktober 2010, total kredit properti di Sulsel sebesar Rp7,815 miliar. Namun pada Oktober 2011, naik menjadi Rp10,598 miliar. Sedangkan pada Oktober 2011 lalu, penyaluran kreditnya sebanyak Rp10,598 miliar. Nilai tersebut lebih tinggi dibanding September 2011 yang hanya Rp10,456 miliar. (ank)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4842 seconds (0.1#10.140)