Merebut pasar dengan konsep makanan sehat
A
A
A
Sindonews.com - Bukan perkara mudah memulai bisnis makanan sehat (healthy food) di saat pemahaman masyarakat mengenai hal itu masih minim. Rugi dan bangkrut bisa saja terjadi, apalagi mengonsumsi makanan sehat belum menjadi gaya hidup kebanyakan masyarakat.
Namun, tantangan itulah yang ingin dijawab Titi Indri saat membuka resto Basilia The Natural Kitchen. Jatuh-bangun akhirnya memang harus dia rasakan. Rugi hingga puluhan juta rupiah dia alami.
Kendati demikian tak sekali pun Indri banting kemudi. Wanita 38 tahun ini tetap bertahan mengembangkan bisnis restoran dengan konsep berbeda itu. “Saya senang berbisnis dan mencoba hal-hal baru,” kata Indri.
Sebelum terjun ke bisnis kuliner, Indri semula mengelola galeri seni Siena miliknya di Jalan Tegalsari No 23 Semarang, Jawa Tengah. Tujuh tahun berjalan, galeri seni itu tutup. Indri lantas mencurahkan waktu untuk mengasuh buah hatinya.
Aktivitas ini berjalan hingga anak-anaknya mulai bersekolah. Indri kembali menekuni bisnis. Kali ini dia dan suaminya membuka perusahaan furnitur. Naluri bisnis Indri ternyata tidak berhenti di situ. Dilatari hobi memasak, ibu dua anak ini memutuskan untuk mencoba peruntungan di usaha kuliner. “Saya ingin berkarya di luar bidang suami,” ungkap istri Hannes Engeler ini.
Pada 2007, Indri membuka gerai di Java Mall Semarang dan mengusung bendera European Kitchen. Merasa prihatin dengan serbuan makanan cepat saji (fast food) maupun resto yang menggunakan bahan pengawet pada masakannya, dia menawarkan healthy food yang mengedepankan fresh (segar), healty (sehat), organik, dan non-MSG (tanpa penguat rasa makanan).
Indri, misalnya, menggunakan minyak zaitun yang dipercaya baik untuk diet. Begitu juga mentega yang memiliki kandungan vitamin sehingga bagus untuk tubuh. Selain itu, makanan yang disuguhkan ke konsumen bukan pre-cook (setengah matang). Begitu pengunjung memesan, akan diracik bumbu-bumbu maupun bahan-bahan mentah pendukung.
Indri mengaku mengeluarkan modal hingga Rp400 juta, di antaranya untuk menyewa tempat, berbelanja bahan baku, dan membeli peralatan masak. “Khusus peralatan masak saya beli second biar irit. Saya hanya berpikir untuk memulai usaha sebagai investasi di masa depan dibandingkan membeli baju maupun tas,” ujarnya.
Konsep makanan sehat itu ternyata tidak langsung mendapat respons pasar. Restoran itu sepi peminat. Menurut Indri, hal itu dipengaruhi masih minimnya pengetahuan masyarakat terhadap makanan sehat. Faktor ini praktis berimbas pada perkembangan bisnisnya. Indri menanggung kerugian cukup besar saat itu.
”Rugi hingga Rp37 juta. Tapi kerugian itu di luar bayangan saya dan suami karena nominalnya tidak terlalu banyak dari yang semula kita perkirakan,” sebut dia.
Seret pada awal-awal usaha bukan berarti menyerah di tengah jalan. Paket-paket promo dilemparkan demi menggaet konsumen. Sebagai contoh, beberapa tahun lalu dikenalkan paket nongkrong asyik, yakni pengunjung bisa menikmati snack dan minuman sehat hanya dengan harga Rp20.000. Selain itu diskon berkala dengan memanfaatkan musim buah, misalnya mangga.
“Saat musim, minuman berbahan dasar mangga mendapat diskon. Trik-trik itu berhasil menggaet masyarakat untuk tetap berkunjung ke sini,” katanya.
Lambat laun masyarakat mulai memahami dan menyadari pentingnya konsep healty food. Pengunjung pun semakin banyak yang membutuhkan santapan berbagai makanan sehat seperti pizza, steak, salad, atau lasagna.
Setelah edukasi mengenai pentingnya makanan sehat menampakkan hasil, Indri tidak berhenti begitu saja. Demi meningkatkan citra dan mendongkrak konsumen, dia melakukan sejumlah inovasi. Di antaranya pergantian nama restoran. Europen Kitchen berubah menjadi Basilia The Natural Kitchen.
Soal nama baru ini ternyata ketidaksengajaan yang berbuah manis. Indri menceritakan, Basilia diambil dari nama daun basil yang mudah dijumpai dalam masakan Eropa. Daun ini berfungsi sebagai penambah cita rasa maupun pemanis penampilan makanan. Aroma basil sedikit wangi seperti kemangi bercampur aroma lemon.
”Setiap saya menanam daun basil selalu tumbuh, sedangkan teman-teman saya tidak berhasil. Penyebutan Basilia juga mudah dan gampang diingat,” tuturnya.
Konsekuensi perubahan itu adalah sajian yang ditawarkan kini tidak hanya menu Eropa. “Di Basilia The Natural Kitchen, menu yang dihadirkan tidak lagi terbatas makanan Eropa, tapi juga cita rasa Nusantara. Misalnya nasi goreng dengan menggunakan sayuran organik,” paparnya.
Menu yang semakin variatif diikuti perpindahan gerai ke Mal Ciputra pada 2009. Inovasi demi inovasi terus dilakukan seperti desain interior yang menarik. Ruangan Basilia didominasi warna hijau, membuat konsumen merasa nyaman dan betah. Hijau merupakan warna favorit Indri. Selain itu, hijau juga identik dengan kampanye go green agar masyarakat turut menjaga kelestarian lingkungan.
Dalam menjalankan bisnis ini, Indri mengaku diuntungkan dengan keputusannya untuk bermitra dengan BANK BRI. ”Kemitraan dengan BANK BRI berupa pinjaman modal sangat berperan dalam pengembangan usaha,” kata Indri.
Tanpa menyebutkan nominal pinjaman, Indri menyatakan bahwa kerja sama strategis itu telah membantunya melebarkan kepak sayap bisnis. “Kerja sama yang telah lama terjalin baik dengan BANK BRI diharapkan semakin memperluas jaringan sehingga konsep healty food menjadi lifestyle khalayak umum,” ujarnya.
Dia menuturkan, kunci memanjakan pelanggan salah satunya terletak pada cita rasa masakan. Soal ini, Indri mengaku tak jarang turun langsung ke dapur untuk meracik menu yang dipesan konsumen. Kendati demikian, sehari-hari masakan telah dipercayakan ke koki-koki andalan hasil didikannya.
“Dalam merekrut pegawai tidak terlalu memperhatikan latar belakang pendidikan, termasuk juru masak. Saya melatih mereka untuk meracik makanan sesuai taste asli,” tuturnya.
Kunci lain adalah pelayanan yang ramah. Dia selalu menekankan kepada pegawai agar menghormati konsumen. “Pelayan akan membantu memilihkan menu dengan rekomendasi menu favorit maupun diskon. Cara-cara sederhana diyakini dapat menghapus kesan mahal sehingga konsumen tidak jera untuk datang kembali,” kata pengusaha yang memiliki 13 karyawan ini.
Terbukti, berbagai strategi dan konsistensi ini telah menjadikan Basilia The Natural Kitchen sebagai tempat favorit menikmati makanan sehat. (bro)
Hendrati Hapsari
()