China tambah impor minyak dari Iran

Selasa, 21 Februari 2012 - 09:58 WIB
China tambah impor minyak dari Iran
China tambah impor minyak dari Iran
A A A
Sindonews.com – China kemarin menyerukan agar Iran melakukan dialog kembali dengan Eropa menyusul dihentikannya ekspor minyak ke Prancis dan Inggris mulai akhir pekan lalu.

Di sisi lain, China menyepakati pembelian minyak mentah dari Iran di tengah sanksi Eropa dan Amerika Serikat (AS) . AFP melaporkan, China diperkirakan menambah impor minyak dari Iran pada Maret-April mendatang untuk mengganti kekurangan impor pada dua bulan sebelumnya. Selain dari Iran, China juga akan mengekspor minyak mentah dari Rusia dan Afrika Barat.

”Kami telah secara konsisten menjunjung tinggi dialog dan negosiasi sebagai cara untuk menyelesaikan sengketa antara negara, dan tidak setuju melakukan tekanan atau menggunakan konfrontasi untuk menyelesaikan masalah,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China ketika ditanya tentang penghentian ekspor minyak ke Inggris dan Prancis seperti dikutip AFP kemarin.

AFP juga melaporkan, Iran telah mencapai perjanjian dengan broker minyak China untuk kontrak minyak mentah tahun ini.Kontrak tersebut akan dipasok ke perusahaan minyak China Unipec meski dalam segi volume terjadi pengurangan dibanding tahun sebelumnya. China dan Iran sebelumnya menyepakati jual-beli minyak mentah dengan persyaratan kredit yang mendorong perusahaan minyak negara, Sinopec Corp, memangkas impor sejak Januari sebesar 285 ribu barel per hari (bph).

Jumlah tersebut lebih dari setengah dari total harian yang diimpor perusahaan itu pada 2011. Namun, perjanjian ini justru diperkirakan membuka jalan bagi China–yang kini menjadi pembeli terbesar minyak mentah Iran–untuk melanjutkan impornya minyaknya. China juga merupakan konsumen minyak kedua terbesar di dunia dengan konsumsi sekitar 9,9 juta bph. Kementerian Perminyakan Iran menyatakan, negaranya telah menghentikan penjualan minyak ke negara Eropa, khususnya Prancis dan Inggris.

Langkah tersebut dilakukan sebagai balasan atas larangan Uni Eropa mengenai sanksi ekonomi dan perdagangan terkait program nuklir di Republik Islam tersebut. Juru bicara Kementerian Perminyakan Iran Ali Reza Nikzad Rahbar mengatakan, penjualan minyak ke perusahaan- perusahaan Inggris dan Prancis telah dihentikan mulai Minggu 19 Februari 2012 lalu. ”Kami telah mengambil langkah lain untuk menjual minyak kepada pembeli baru,” ujarnya dalam pernyataan resminya.

Menteri Perminyakan Iran Rostam Qasemi memaparkan, penghentian ekspor minyak ke Prancis dan Inggris tidak merugikan Teheran. Keputusan Iran tersebut diharapkan tidak memiliki dampak besar, namun hal itu justru sebagai peringatan ke negara-negara Uni Eropa pengonsumsi minyak Iran, termasuk Italia, Spanyol dan Yunani.

Menurut Badan Energi Internasional, Italia membeli minyak mentah sebanyak 13 persen atau 185 ribu barel per hari (bph) dari Iran, sementara Spanyol mengimpor sebesar 12 persen atau 161 ribu bph dari kebutuhan minyaknya, dan Yunani membeli 30 persen atau 103 ribu bph dari kebutuhan nasionalnya. Pejabat Pemerintah Inggris mengungkapkan, penghentian ekspor minyak dari Iran tidak akan berdampak terhadap keamanan energi Inggris.

Sementara, Komisi Eropa mengutarakan, kawasan zona euro tidak akan kekurangan minyak jika Iran menghentikan ekspor minyak mentah, karena Eropa memiliki persediaan minyak yang cukup untuk memenuhi kebutuhan selama 120 hari ke depan. Sebelumnya, Uni Eropa menyepakati untuk tidak mengimpor minyak mentah Iran per 1 Juli 2012. Hal tersebut dimaksudkan untuk menekan Teheran menghentikan pengayaan uranium yang dapat digunakan membuat dan membangun hulu ledak nuklir.

Pemerintah Iran menegaskan, program nuklirnya bersifat damai dan tidak mengancam. Tetapi, penolakan guna menghentikan pengayaan uranium telah menimbulkan kekhawatiran. Badan Energi Atom Internasional Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan, pihaknya menerima informasi yang menunjukkan Iran telah melakukan uji coba yang relevan untuk mengembangkan sebuah bom nuklir.

Menanggapi hal itu, Republik Islam tersebut mengancam untuk mengurangi ekspor minyak ke semua negara Eropa, akan tetapi sejauh ini Pemerintah Iran masih menunda keputusan tersebut, pasalnya penghentian ekspor minyak mentah ke negara Uni Eropa akan merugikan perekonomian negara itu, kecuali jika Iran memiliki pembeli dari Asia yang siap untuk mengadakan kontrak.

Sekadar diketahui, Iran merupakan negara eksportir minyak terbesar kedua setelah Saudi Arabia. Negara itu menghasilkan minyak sebanyak 3,5 juta bph dan mengekspor 2,5 juta bph. Ekspor sebesar 70 persen dilakukan ke negara Asia terutama China dan India. Sementara, lebih dari 20 persen atau sekitar 600 ribu bph dijual ke Uni Eropa.

BBC melaporkan, beberapa media Iran telah mengumumkan pada Rabu pekan lalu bahwa Iran telah menghentikan ekspor minyak ke Belanda, Yunani, Prancis, Portugal, Spanyol dan Italia, namun hal itu dibantah oleh Kementerian Perminyakan Iran.
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6585 seconds (0.1#10.140)