Produk investasi Standard Chartered naik 20%

Kamis, 23 Februari 2012 - 10:17 WIB
Produk investasi Standard Chartered naik 20%
Produk investasi Standard Chartered naik 20%
A A A


Sindonews.com - Produk investasi perbankan seperti reksadana, obligasi, dan obligasi syariah atau sukuk ternyata diminati nasabah Jawa Barat. Hal itu, terlihat dari naiknya pertumbuhan produk investasi perbankan sebesar 20 persen pada tahun ini.

Reginal Branch Manager West Standard Chartered Indonesia Devianto Setioraharjo mengatakan, produk investasi perbankan seperti obligasi, reksadana, dan sukuk dipastikan akan terus tumbuh kendati di bayang-bayangi krisis Eropa.

”Standard Chartered Bank menargetkan pertumbuhan investasi perorangan sekitar 20 persen dari tahun lalu. Target tersebut optimistis tercapai melihat pertumbuhan investasi tahun 2010 antara 20-30 persen,” jelas Devianto Setioraharjo di Hotel Hilton, Jalan Pasirkaliki, Kota Bandung, Rabu 22 Februari 2012.

Dia mengakui, investasi sukuk juga cukup diminati. Padahal, produk ini terbilang baru. ”Permintaan sukuk ternyata cukup tinggi. Tahun ini kami akan menambah kesempatan investasi sukuk melihat minat nasabah pada produk investasi ini cukup tinggi,” timpal dia.

Akan tetapi, kata dia, di antara produk investasi lainnya, obligasi memberi kontribusi cukup besar. Hal itu disebabkan pertumbuhan IHSG tahun 2011 sebesar 40 persen.

Walaupun diperkirakan tidak sebaik tahun lalu, namun obligasi masih diminati nasabah. Menurut dia, kondisi ekonomi di kawasan Eropa dan Amerika menjadi salah satu kendala dalam menggenjot produk investasi perbankan.

Nasabah masih dibayang-bayangi resesi global yang dikhawatirkan berpengaruh terhadap perbankan nasional. Padahal, keputusan Eropa dengan mem-bail out Yunani beberapa minggu lalu, cukup memberi kepastian stabilitas kondisi Eropa.

Sementara itu, GM Wealth Management Standard Chartered Indonesia Lanny Hendra mengatakan, secara nasional, pertumbuhan produk investasi Standar Chartered Bank sepanjang 2011 berkisar antara 20-30 persen.

”Asia termasuk kawasan paling kuat dari terpaan krisis Eropa, sehingga memungkinkan minat berinvestasi masih tinggi. Kami masih tetap optimis,” kata dia. (bro)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5446 seconds (0.1#10.140)