Perbankan fokuskan E-Channel

Senin, 27 Februari 2012 - 09:09 WIB
Perbankan fokuskan E-Channel
Perbankan fokuskan E-Channel
A A A
Sindonews.com – Industri perbankan kini semakin serius mengembangkan layanan melalui jaringan berbasis teknologi informasi (TI) atau dikenal dengan electronic channel (e-channel).

Perkembangan ini bisa terlihat dengan semakin terjangkaunya fasilitas ATM di berbagai tempat, pengembangan fitur internet banking ataupun mobile banking. Khusus untuk mobile banking, perkembangannya juga tidak terlepas dari akses smartphone dan jaringan internet yang semakin murah.

Dari sisi pengguna seluler misalnya, berdasarkan data Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia (ATSI), pada 2010 telah mencapai 210 juta pelanggan, tumbuh signifikan dibandingkan 2006 yang baru sekitar 64 juta pengguna.

Data lembaga riset Nielsen pada 2011 juga mencatat 48 persen dari pengguna internet Indonesia mengakses internet melalui mobile phone. Chief of Product Service and Marketing Commonwealth Bank Rian Kaslan mengatakan, sebagian besar nasabah bank saat ini sudah menuntut perbankan untuk memberikan pilihan yang lebih banyak dalam bertransaksi, selain hanya dari cabang.

Menurut dia, nasabah sekarang mencari kemudahan untuk bertransaksi di mana pun,berlaku untuk transaksi pribadi ataupun transaksi usaha. Dengan bertambah banyaknya usaha kecil dan menengah, kata dia, tingkat persaingan usaha semakin ketat, sehingga kemudahan dan kecepatan bertransaksi sangat penting untuk memastikan kelangsungan dan keunggulan usahanya. Jenis transaksi yang dilakukan juga semakin banyak, sehingga bank-bank juga dituntut untuk memastikan mereka bisa memenuhi kebutuhan ini.

Selain itu, Rian menilai tren penetrasi internet di Indonesia dan penggunaan smartphone semakin meningkat, dan Indonesia menjadi salah satu leader dalam hal ini. “Akses ke internet di Indonesia terbesar adalah justru dari smartphone, dibandingkan dari komputer rumah maupun di kantor,” kata dia kepada Sindo.

Rian juga menilai, semakin meningkat daya beli masyarakat dan juga teknologi telekomunikasi di Indonesia,penggunaan internet atau mobile banking juga akan semakin meningkat. Selain itu, transaksi melalui channel elektronik juga akan lebih hemat untuk nasabah karena tidak perlu mengeluarkan biaya transportasi untuk datang ke cabang bank.

Rian mengungkapkan,Commonwealth Bank menawarkan berbagai kemudahan untuk nasabah dalam bertransaksi melalui electronic channel seperti internet banking, mobile banking, dan ATM. “Transaksi yang bisa dilakukan melalui internet dan mobile banking kami sangat komprehensif dan termasuk yang paling lengkap di industri,”ujarnya.

Menurut dia, kelengkapan itu terlihat mulai dari transaksi perbankan konvensional seperti transfer dan cek saldo, sampai dengan remitansi ke bank mana pun di seluruh dunia, dan bahkan pembelian reksa dana. “Kami diberikan gelar oleh Muri sebagai mobile banking pertama yang menawarkan layanan reksa dana. Kartu ATM kami juga dapat digunakan di semua jaringan ATM di Indonesia dan juga bisa digunakan untuk pembayaran tagihan,” ungkapnya.

SVP Electronic Banking Bank Mandiri Rico Usthavia Frans menjelaskan, electronic banking memiliki banyak keunggulan. Menurut dia, jika memiliki platform internet banking memadai, bank dapat melayani ribuan, bahkan jutaan orang dengan platform yang sama. Berbeda halnya dengan keberadaan kantor cabang yang bisa dikategorikan tidak scalable.

Rico menilai setiap cabang memiliki kapasitas yang relatif terbatas, sehingga jika ingin melayani lebih banyak orang maka dibutuhkan banyak cabang yang harus dibuka. ”Saat ini sekitar 90 persen transaksi di Bank Mandiri sudah dilakukan melalui e-channel. Bank akan banyak ke e-channel atau ebanking, karena juga cocok dengan perubahan gaya hidup didukung kematangan teknologi,” katanya.

Kekuatan lain dari echannel adalah biaya yang relatif murah, sehingga secara keseluruhan unit biaya bisa ditekan. E-channel juga merupakan layanan yang bisa menghasilkan fee-based. Namun, Rico menilai penambahan cabang konvensional masih diperlukan untuk branding. Selain itu, masih ada beberapa transaksi yang tidak bisa dilakukan melalui e-channel. Hal senada diungkapkan Direktur Utama BNI Gatot M Suwondo.

Menurut dia, transaksi di e-channel lebih murah biayanya. Dia mencontohkan di cabang, biaya transaksi itu mencapai sekitar Rp2.700 per transaksi, sementara di ATM hanya sekitar Rp350, dan di internet banking jauh lebih murah yaitu sekitar Rp250 setiap kali transaksi.“Jadi ke depan, kita mau mengalihkan transaksi dari cabang ke e-banking,” imbuhnya.

Menurut dia, semua bank arahnya akan menyasar electronic channel karena biayanya yang murah.Namun,masih ada kendala yang perlu segera dibenahi. Selain masalah infrastruktur, kendala utama itu adalah mengubah kebiasaan nasabah yang harus terus diedukasi. Dia mencontohkan, transisi nasabah dari cabang ke ATM saja membutuhkan waktu sekitar 7–10 tahun.

Meskipun sebagian penduduk Indonesia sudah melek teknologi dan sudah terakses internet,untuk mengubah kebiasaan nasabah beralih ke channel elektronik lain seperti mobile banking, juga diperlukan waktu dan edukasi berkelanjutan. Pengamat perbankan Paul Sutaryono menambahkan, echannelmemang akan menjadi primadona pendapatan bank nasional, terlebih ketika Indonesia terkena dampak perlambatan ekonomi global.

Ini disebabkan e-channel bisa menjadi penopang pendapatan nonoperasional perbankan ketika pendapatan bunga kredit (interest income) agak tertahan. Pada 2011 lalu, perbankan nasional ramai-ramai meluncurkan dan mengoptimalkan layanan mobile banking.Tidak mau ketinggalan, PT Bank CIMB Niaga Tbk belum lama ini juga meluncurkan layanan mobile banking yang dinamakan Go Mobile.

Direktur Strategi dan Keuangan CIMB Niaga Wan Razly Abdullah mengatakan, peningkatan layanan dan menghadirkan fitur-fitur layanan baru memang perlu. Selain memberikan kepuasan,dirinya percaya dengan memberikan layanan terbaik maka nasabah mau menempatkan dananya di bank.

Menurut dia, untuk mendukung pertumbuhan kredit tahun ini pada kisaran 17–18 persen diperlukan pertumbuhan dana pihak ketiga yang lebih tinggi dari kredit yaitu 18–20 persen, terutama pertumbuhan CASA (current account and saving account) atau dana murah.

Untuk itu, kata dia, diperlukan strategi layanan yang memuaskan dan memenuhi kebutuhan nasabah,salah satunya dengan layanan internet banking ataupun mobile banking.
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5038 seconds (0.1#10.140)