Indofarma bangun pabrik obat generik di Cibitung
A
A
A
Sindonews.com – PT Indofarma Tbk (INAF) berencana membangun pabrik obat generik senilai Rp300 miliar di Cibitung, Jawa Barat. Pabrik baru tersebut diharapkan akan mulai dibangun pada akhir semester I/2012.
Corporate Secretary INAF Ahdia Amini mengatakan, pabrik obat generik baru itu akan memiliki kapasitas produksi dua miliar tablet per tahun. Saat ini pabrik obat generik milik perseroan sudah hampir over capacity. Di sisi lain, permintaan obat generik terus meningkat. Untuk itu, perseroan harus membangun pabrik baru untuk bisa memenuhi kebutuhan obat generik.
”Saat ini kapasitas produksi obat generik kami hanya 2 miliar tablet per tahun.Pabrik baru tersebut diharapkan juga memiliki kapasitas yang sama,” ujarnya kepada wartawan beberapa waktu lalu.
Ahdia mengungkapkan, dana untuk membangun pabrik baru berasal dari penerbitan saham terbatas (rights issue) yang akan dilakukan holding BUMN farmasi ini.
Tapi jika ternyata holding tersebut belum akan melakukan aksi korporasi ditahunini, makaperseroanmemutuskan untuk menerbitkan obligasi senilai Rp300 miliar. Menurutnya, perseroan telah menunjuk Pefindo sebagai lembaga ratingobligasi yang diperkirakan akan diterbitkan pada akhir semester I tahun ini.
Dia menuturkan, penerapan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) pada 2014 dan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) pada 2017 mendatang diperkirakan akan mendongkrak pertumbuhan pasar obat generik dari 15 persen pada tahun ini menjadi 40 persen pasca-penerapan BPJS-SJSN. Kontribusi obat generik terhadap total pasar farmasi nasional pun diyakini juga akan tumbuh dari sekadar 10 persen saat ini menjadi 40 persen.
Corporate Secretary INAF Ahdia Amini mengatakan, pabrik obat generik baru itu akan memiliki kapasitas produksi dua miliar tablet per tahun. Saat ini pabrik obat generik milik perseroan sudah hampir over capacity. Di sisi lain, permintaan obat generik terus meningkat. Untuk itu, perseroan harus membangun pabrik baru untuk bisa memenuhi kebutuhan obat generik.
”Saat ini kapasitas produksi obat generik kami hanya 2 miliar tablet per tahun.Pabrik baru tersebut diharapkan juga memiliki kapasitas yang sama,” ujarnya kepada wartawan beberapa waktu lalu.
Ahdia mengungkapkan, dana untuk membangun pabrik baru berasal dari penerbitan saham terbatas (rights issue) yang akan dilakukan holding BUMN farmasi ini.
Tapi jika ternyata holding tersebut belum akan melakukan aksi korporasi ditahunini, makaperseroanmemutuskan untuk menerbitkan obligasi senilai Rp300 miliar. Menurutnya, perseroan telah menunjuk Pefindo sebagai lembaga ratingobligasi yang diperkirakan akan diterbitkan pada akhir semester I tahun ini.
Dia menuturkan, penerapan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) pada 2014 dan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) pada 2017 mendatang diperkirakan akan mendongkrak pertumbuhan pasar obat generik dari 15 persen pada tahun ini menjadi 40 persen pasca-penerapan BPJS-SJSN. Kontribusi obat generik terhadap total pasar farmasi nasional pun diyakini juga akan tumbuh dari sekadar 10 persen saat ini menjadi 40 persen.
()