Rumah Cokelat hadir di Bandara Hasanuddin
A
A
A
Sindonews.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan (Sulsel) akan membangun 'rumah cokelat' di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin dan Monumen Mandala Makassar dalam waktu dekat ini.
Pembangunan rumah yang dijadikan sebagai sarana pengolahan dan pemasaran cokelat khas Sulsel tersebut, dilakukan dengan menggandeng perusahaan industri makanan dan minuman PT Garuda Food.
"Kita tidak bangun industri, hanya sebagai tempat pemasaran cokelat khas Sulsel. Kita sadar, di Sulsel sudah ada beberapa produk cokelat jadi, sehingga kita gandeng perusahaan untuk membuat rumah cokelat ini," ujar Kepala UPTD Balai Pengembangan Tekstil Iskandar mewakili Kadisperindag Sulsel Irman Yasin Limpo, Rabu (7/3/2012).
Khusus di Bandara Hasanuddin, rumah cokelat tersebut akan ditempatkan di gedung Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) milik Pemprov Sulsel. Bangunan tersebut rencananya akan dipindahkan ke terminal penumpang bandara.
Sehingga, kata Iskandar, seluruh penumpang bisa menyaksikan lebih dekat pembuatan cokelat dan melihat sejumlah produk cokelat khas asal Sulsel, sehingga bisa menarik wisatawan lokal maupun wisatasan mancanegara.
"Rumah cokelat ini nanti bukan hanya produk Garuda Food yang kita pajang, tapi kita akan pajang pula cokelat hasil olahan UKM dan IKM di Sulsel. Kita harap rumah cokelat ini sudah jalan pertengahan 2012," bebernya di Kantor Gubernur Sulsel.
"Tujuannya, adalah bagaimana kita perkenalkan bahwa cokelat di Sulsel bukan hanya menjual row material saja, tapi kita sudah mampu mengolah dan sudah ada industrinya di sini," ujar dia.
Iskandar menambahkan, selain memamerkan produk Sulsel, di rumah cokelat tersebut juga akan dipasarkan beberapa produk sutera khas daerah ini. Khusus sutera, klaim Iskandar, adalah salah satu produk unggulan Sulsel yang tidak memiliki pesaing satu daerah pun di Tanah Air.
Hanya saja, sutera asal Sulsel memerlukan sentuhan teknologi untuk meningkatkan kualitasnya, agar bisa bersaing dalam menembus pasar internasional.
Pemanfaatan teknologi tersebut khususnya dalam pengembangan tanaman murbei dan telur yang berkualitas, hingga sentuhan teknologi dalam produksi benang sutera menjadi bahan pakaian yang siap pakai.
Pembangunan rumah yang dijadikan sebagai sarana pengolahan dan pemasaran cokelat khas Sulsel tersebut, dilakukan dengan menggandeng perusahaan industri makanan dan minuman PT Garuda Food.
"Kita tidak bangun industri, hanya sebagai tempat pemasaran cokelat khas Sulsel. Kita sadar, di Sulsel sudah ada beberapa produk cokelat jadi, sehingga kita gandeng perusahaan untuk membuat rumah cokelat ini," ujar Kepala UPTD Balai Pengembangan Tekstil Iskandar mewakili Kadisperindag Sulsel Irman Yasin Limpo, Rabu (7/3/2012).
Khusus di Bandara Hasanuddin, rumah cokelat tersebut akan ditempatkan di gedung Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) milik Pemprov Sulsel. Bangunan tersebut rencananya akan dipindahkan ke terminal penumpang bandara.
Sehingga, kata Iskandar, seluruh penumpang bisa menyaksikan lebih dekat pembuatan cokelat dan melihat sejumlah produk cokelat khas asal Sulsel, sehingga bisa menarik wisatawan lokal maupun wisatasan mancanegara.
"Rumah cokelat ini nanti bukan hanya produk Garuda Food yang kita pajang, tapi kita akan pajang pula cokelat hasil olahan UKM dan IKM di Sulsel. Kita harap rumah cokelat ini sudah jalan pertengahan 2012," bebernya di Kantor Gubernur Sulsel.
"Tujuannya, adalah bagaimana kita perkenalkan bahwa cokelat di Sulsel bukan hanya menjual row material saja, tapi kita sudah mampu mengolah dan sudah ada industrinya di sini," ujar dia.
Iskandar menambahkan, selain memamerkan produk Sulsel, di rumah cokelat tersebut juga akan dipasarkan beberapa produk sutera khas daerah ini. Khusus sutera, klaim Iskandar, adalah salah satu produk unggulan Sulsel yang tidak memiliki pesaing satu daerah pun di Tanah Air.
Hanya saja, sutera asal Sulsel memerlukan sentuhan teknologi untuk meningkatkan kualitasnya, agar bisa bersaing dalam menembus pasar internasional.
Pemanfaatan teknologi tersebut khususnya dalam pengembangan tanaman murbei dan telur yang berkualitas, hingga sentuhan teknologi dalam produksi benang sutera menjadi bahan pakaian yang siap pakai.
()