Pendapatan 43 perusahaan asuransi jiwa tumbuh 8%
A
A
A
Sindonews.com - 43 perusahaan asuransi jiwa mencatatkan total pendapatan Rp110,61 triliun pada kuartal IV-2012. Pencapaian itu tumbuh 7,99 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp102,43 triliun.
Dari total pendapatan di triwulan kuartal IV, total pendapatan premi menjadi penyumbang terbesar yakni Rp94,43 triliun atau tumbuh 24,28 persen dibandingkan dengan 2010 sebesar Rp75,98 triliun.
Pendapatan premi terdiri dari pendapatan premi produksi baru (new business premium) mencapai Rp67,65 triliun meningkat 28,45 persen dibanding 2010 sebesar Rp52,66 triliun.
Hal ini disampaikan Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Hendrisman Rahim saat pemaparan kinerja asuransi jiwa nasional kuartal IV-2011 di The Plaza, Jakarta, Jumat (9/3/2012).
"Yang menarik adalah, pada pendapatan premi new business, premi tradisional telah menyaingi pendapatan premi unit linked, pada kuartal IV-2011 premi new business tradisional Rp33,90 triliun tumbuh 71,2 persen dari kuartal IV-2010 Rp19,80 triliun, sedangkan pendapatan premi new business dari unit linked hanya tumbuh 2,68 persen menjadi Rp33,73 triliun pada kuartal IV-2011 dari posisi Rp32,85 triliun pada kuartal IV-2010," katanya.
Namun, dari pendapatan premi lanjutan Rp26,78 triliun, pendapatan premi lanjutan unit linked mendominasi dengan sumbangan terbesar Rp15,24 triliun, sedangkan premi lanjutan tradisional sebesar Rp11,53 triliun.
Persentase total pendapatan premi tradisional berbanding dengan total pendapatan premi sebesar 48,12 persen, sedangkan persentase total pendapatan premi unit linked terhadap total pendapatan premi sebesar 51,88 persen. Sumbangan pendapatan dari nonpremi tercatat Rp16,18 triliun, lebih rendah dari sebelumnya sebesar Rp26,45 triliun.
“Penurunan tersebut dikarenakan penurunan sumbangan dari pendapatan hasil investasi yang hanya Rp18,42 triliun, menurun 43,89 persen dibanding sebelumnya Rp23,92 triliun,” tuturnya.
Dari total pendapatan di triwulan kuartal IV, total pendapatan premi menjadi penyumbang terbesar yakni Rp94,43 triliun atau tumbuh 24,28 persen dibandingkan dengan 2010 sebesar Rp75,98 triliun.
Pendapatan premi terdiri dari pendapatan premi produksi baru (new business premium) mencapai Rp67,65 triliun meningkat 28,45 persen dibanding 2010 sebesar Rp52,66 triliun.
Hal ini disampaikan Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Hendrisman Rahim saat pemaparan kinerja asuransi jiwa nasional kuartal IV-2011 di The Plaza, Jakarta, Jumat (9/3/2012).
"Yang menarik adalah, pada pendapatan premi new business, premi tradisional telah menyaingi pendapatan premi unit linked, pada kuartal IV-2011 premi new business tradisional Rp33,90 triliun tumbuh 71,2 persen dari kuartal IV-2010 Rp19,80 triliun, sedangkan pendapatan premi new business dari unit linked hanya tumbuh 2,68 persen menjadi Rp33,73 triliun pada kuartal IV-2011 dari posisi Rp32,85 triliun pada kuartal IV-2010," katanya.
Namun, dari pendapatan premi lanjutan Rp26,78 triliun, pendapatan premi lanjutan unit linked mendominasi dengan sumbangan terbesar Rp15,24 triliun, sedangkan premi lanjutan tradisional sebesar Rp11,53 triliun.
Persentase total pendapatan premi tradisional berbanding dengan total pendapatan premi sebesar 48,12 persen, sedangkan persentase total pendapatan premi unit linked terhadap total pendapatan premi sebesar 51,88 persen. Sumbangan pendapatan dari nonpremi tercatat Rp16,18 triliun, lebih rendah dari sebelumnya sebesar Rp26,45 triliun.
“Penurunan tersebut dikarenakan penurunan sumbangan dari pendapatan hasil investasi yang hanya Rp18,42 triliun, menurun 43,89 persen dibanding sebelumnya Rp23,92 triliun,” tuturnya.
()