Kenaikan TDL goyang iklim investasi
A
A
A
Sindonews.com - Rencana kenaikan BBM bersubsidi yang dibarengi dengan naiknya Tarif Dasar Listrik (TDL), menurut kalangan pengusaha jika hal tersebut dilakukan pada tahun ini akan berpengaruh kepada investor asing yang akan menanamkan modalnya ke Indonesia.
"Masyarakat kita butuh kebijakan yang projob, makanya kalau kita bersama pemerintah punya mindset yang sama, kita bisa punya industri yang kuat. Ekspor kita sedang tumbuh, tetapi di tengah-tengah itu, ada juga beberapa pengusaha yang mau cabut karena rencana ini," ungkap Ketua Asosiasi Pengusaha Tekstil Indonesia (API) Ade Sudrajat dalam konferensi pers tentang Sikap Apindo Terhadap Kenaikan TDL, Rabu (14/3/2012).
Menurut Ade, beberapa waktu lalu, ada investor asing yang akan menanamkan investasinya di bidang tekstil di Indonesia. Investor itu berasal dari Taiwan, Jepang, dan Korea. "Serapan tenaga kerjanya bisa lebih dari 10 ribu orang, itu yang langsung, belum multiplier effect-nya," lanjut Ade.
Di tempat yang sama, Sekjen Asosiasi Gabungan Pengusaha Elektronik Yeane Kett juga mengeluhkan hal yang sama. "Ada beberapa industri elektronika yang berencana menambah investasinya di Indonesia, namun naiknya TDL dikhawatirkan akan menjadikan adanya kaji ulang kelayakan dari realisasi rencana tersebut," tambah Yeane.
Selain rencana kenaikan TDL, menurut Yeane, ketidakjelasan sistem hukum di Indonesia juga membuat mereka ragu meneruskan rencananya berinvestasi di Indonesia. Di pasar elektronika saat ini, produk domestik saat ini hanya menguasai sekira 35 persen sedangkan sisanya dikuasai trader yang lebih suka mengimpor barang.
"35 persen produk nasional, lainnya internasional. Terkait rencana investasi mereka ini, saya enggak tahu diundur sampai kapan investasinya karena kan lebih gampang jadi trader. Di bidang elektronik di Indonesia, lebih mudah jadi trader yang mengimpor barang memang, karena tidak ada aturan jelas yang mengatur," tandas dia. (ank)
"Masyarakat kita butuh kebijakan yang projob, makanya kalau kita bersama pemerintah punya mindset yang sama, kita bisa punya industri yang kuat. Ekspor kita sedang tumbuh, tetapi di tengah-tengah itu, ada juga beberapa pengusaha yang mau cabut karena rencana ini," ungkap Ketua Asosiasi Pengusaha Tekstil Indonesia (API) Ade Sudrajat dalam konferensi pers tentang Sikap Apindo Terhadap Kenaikan TDL, Rabu (14/3/2012).
Menurut Ade, beberapa waktu lalu, ada investor asing yang akan menanamkan investasinya di bidang tekstil di Indonesia. Investor itu berasal dari Taiwan, Jepang, dan Korea. "Serapan tenaga kerjanya bisa lebih dari 10 ribu orang, itu yang langsung, belum multiplier effect-nya," lanjut Ade.
Di tempat yang sama, Sekjen Asosiasi Gabungan Pengusaha Elektronik Yeane Kett juga mengeluhkan hal yang sama. "Ada beberapa industri elektronika yang berencana menambah investasinya di Indonesia, namun naiknya TDL dikhawatirkan akan menjadikan adanya kaji ulang kelayakan dari realisasi rencana tersebut," tambah Yeane.
Selain rencana kenaikan TDL, menurut Yeane, ketidakjelasan sistem hukum di Indonesia juga membuat mereka ragu meneruskan rencananya berinvestasi di Indonesia. Di pasar elektronika saat ini, produk domestik saat ini hanya menguasai sekira 35 persen sedangkan sisanya dikuasai trader yang lebih suka mengimpor barang.
"35 persen produk nasional, lainnya internasional. Terkait rencana investasi mereka ini, saya enggak tahu diundur sampai kapan investasinya karena kan lebih gampang jadi trader. Di bidang elektronik di Indonesia, lebih mudah jadi trader yang mengimpor barang memang, karena tidak ada aturan jelas yang mengatur," tandas dia. (ank)
()