Pasokan telat, BBM premium di Sidoarjo langka
A
A
A
Sindonews.com - Pasokan dari Pertamina pada beberapa pekan terakhir yang sering telat, menyebabkan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) bernomor 5461219 di Pasar Larangan, Desa Sidokare, Kecamatan Kota Sidoarjo kehabisan bahan bakar premium.
Bahan bakar premium di SPBU yang berdekatan dengan Pasar Larangan itu diketahui habis sejak Senin 19 Maret 2012 sore. Sehingga, sampai kemarin petugas hanya melayani pembelian bahan bakar solar. "Tinggal solar dan pertamax saja yang masih ada. Untuk premium sudah habis," ujar Setiawan, salah satu petugas SPBU, Selasa (20/3/2012).
Sebenarnya, dalam sepekan terakhir pengiriman bahan bakar premium ke SPBU tersebut sering telat dan dikurangi. Pihak SPBU tidak tahu apa penyebab dikuranginya pasokan BBM, hingga akhirnya tidak dikirim sama sekali.
Padahal, selama 24 jam SPBU tersebut bisa menghabiskan sekira 13 sampai 15 ton premium. Sehingga, jika dalam sehari saja tidak dikirim maka akan terjadi kelangkaan.
Sejak ada rencana kenaikan BBM, pihak SPBU juga sudah menghentikan pembelian BBM menggunakan jiriken jika tidak ada surat pengantar dari desa atau kelurahan. Namun, banyak warga yang tidak tahu sehingga mereka tetap membawa jiriken untuk membeli BBM.
Seperti terlihat ketika bahan bakar premium sudah habis, masih ada saja warga yang akan membeli BBM menggunakan jiriken. "Kok tidak boleh membeli ya, padahal saya biasa jualan bensin eceran," ujar Santri seorang penjual bensin eceran sambil menenteng dua jirigen yang mengaku kesulitan membeli ke SPBU jika tidak membawa surat keterangan dari desa atau kelurahan.
Mukhlis, salah satu pegawai SPBU menambahkan, pihaknya tidak tahu kenapa pasokan BBM telat. Biasanya, dalam sehari ada truk tangki yang mengirim BBM sampai 32 ton.
Pihak SPBU mengaku, tidak akan berani menimbun BBM karena khawatir nantinya malah bermasalah. Namun, kini malah pasokan BBM yang dikurangi sehingga banyak konsumen yang kecewa. "Ada apa dengan Pertamina, kok pengiriman BBM telat. Kasihan pembeli," ujar Fahri salah satu pembeli BBM yang kecewa ketika tahu premium di SPBU Pasar Larangan habis. (ank)
Bahan bakar premium di SPBU yang berdekatan dengan Pasar Larangan itu diketahui habis sejak Senin 19 Maret 2012 sore. Sehingga, sampai kemarin petugas hanya melayani pembelian bahan bakar solar. "Tinggal solar dan pertamax saja yang masih ada. Untuk premium sudah habis," ujar Setiawan, salah satu petugas SPBU, Selasa (20/3/2012).
Sebenarnya, dalam sepekan terakhir pengiriman bahan bakar premium ke SPBU tersebut sering telat dan dikurangi. Pihak SPBU tidak tahu apa penyebab dikuranginya pasokan BBM, hingga akhirnya tidak dikirim sama sekali.
Padahal, selama 24 jam SPBU tersebut bisa menghabiskan sekira 13 sampai 15 ton premium. Sehingga, jika dalam sehari saja tidak dikirim maka akan terjadi kelangkaan.
Sejak ada rencana kenaikan BBM, pihak SPBU juga sudah menghentikan pembelian BBM menggunakan jiriken jika tidak ada surat pengantar dari desa atau kelurahan. Namun, banyak warga yang tidak tahu sehingga mereka tetap membawa jiriken untuk membeli BBM.
Seperti terlihat ketika bahan bakar premium sudah habis, masih ada saja warga yang akan membeli BBM menggunakan jiriken. "Kok tidak boleh membeli ya, padahal saya biasa jualan bensin eceran," ujar Santri seorang penjual bensin eceran sambil menenteng dua jirigen yang mengaku kesulitan membeli ke SPBU jika tidak membawa surat keterangan dari desa atau kelurahan.
Mukhlis, salah satu pegawai SPBU menambahkan, pihaknya tidak tahu kenapa pasokan BBM telat. Biasanya, dalam sehari ada truk tangki yang mengirim BBM sampai 32 ton.
Pihak SPBU mengaku, tidak akan berani menimbun BBM karena khawatir nantinya malah bermasalah. Namun, kini malah pasokan BBM yang dikurangi sehingga banyak konsumen yang kecewa. "Ada apa dengan Pertamina, kok pengiriman BBM telat. Kasihan pembeli," ujar Fahri salah satu pembeli BBM yang kecewa ketika tahu premium di SPBU Pasar Larangan habis. (ank)
()