Formula 1 pertimbangkan IPO
A
A
A
Sindonews.com - Operator seri balap mobil Formula One (F1) sedang mempertimbangkan untuk melakukan penawaran umum saham perdana Initial Public Offering (IPO). Sumber yang dekat dengan kabar tersebut mengatakan, IPO F1 rencananya akan dilakukan di Singapura.
Jika terealisasi, F1 akan menjadi emiten bisnis olahraga yang melakukan IPO kedua setelah klub sepak bola Liga Inggris Manchester United (MU) berencana menawarkan sahamnya ke publik akhir tahun lalu. Saat itu MU menargetkan dapat meraup dana sekitar USD1 miliar.
CVC Capital Partners yang kini memiliki mayoritas saham F1 sejak 2006 lalu tetap menjadi pemegang saham jangka panjang dari bisnis tersebut.
Media Inggris Britain’s Sky News melaporkan, CVC telah meminta Goldman Sachs untuk memeriksa penempatan beberapa saham F1 dengan investor baru sehingga hal itu dapat menjadi awal untuk proses IPO di Singapura. Sayangnya, menanggapi berita tersebut, Goldman Sachs dan CVC menolak berkomentar.
“Saat ini CVC memiliki 63,4 persen saham dari F1 dan IPO dapat menjadikan nilai perusahaan lebih dari USD10 miliar, sementara IPO sebesar 15 persen akan membuat keuntungan sebesar USD1,5 miliar,” ujar laporan tersebut dikutip Reuters, kemarin.
Sementara itu, IPO klub sepak bola MU di Singapura saat ini tertunda akibat volatilitas di pasar saham. Kendati demikian, klub yang di arsiteki Sir Alex Ferguson itu diperkirakan tidak akan membatalkan IPO di Singapura meski belum ada keputusan kapan aksi korporasinya akan dilaksanakan.
Namun, reaksi investor terhadap pendaftaran IPO F1 di Singapura diprediksi sulit untuk diukur karena tidak banyak laporan seputar bisnis dan profitabilitasnya. Hal ini sama halnya ketika MU mempersiapkan IPO tahun lalu.
Analis Senior SIAS Research Singapura Ng Kian Teck mengungkapkan, kesulitan memprediksi pasar akan berlaku untuk F1 meski pada akhirnya semua tergantung pada profitabilitas F1 menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham. “Akan tetapi F1 memiliki branding yang baik dan pangsa pasar yang kuat, hal itu kemungkinan akan menempatkan mereka pada posisi yang lebih baik dibandingkan MU,” imbuhnya.
Sebagai informasi, seri balapan F1 memiliki penjualan tahunan sebesar 1,17 miliar euro (USD1,55 miliar) dan menyerap tenaga kerja sebanyak 200 orang. Menurut laporan Formula Money, pendapatan F1 untuk musim balap ke-20 yang dimulai dengan Grand Prix Australia Minggu (18/3) lalu diperkirakan mencapai USD2 miliar untuk pertama kalinya. (ank)
Jika terealisasi, F1 akan menjadi emiten bisnis olahraga yang melakukan IPO kedua setelah klub sepak bola Liga Inggris Manchester United (MU) berencana menawarkan sahamnya ke publik akhir tahun lalu. Saat itu MU menargetkan dapat meraup dana sekitar USD1 miliar.
CVC Capital Partners yang kini memiliki mayoritas saham F1 sejak 2006 lalu tetap menjadi pemegang saham jangka panjang dari bisnis tersebut.
Media Inggris Britain’s Sky News melaporkan, CVC telah meminta Goldman Sachs untuk memeriksa penempatan beberapa saham F1 dengan investor baru sehingga hal itu dapat menjadi awal untuk proses IPO di Singapura. Sayangnya, menanggapi berita tersebut, Goldman Sachs dan CVC menolak berkomentar.
“Saat ini CVC memiliki 63,4 persen saham dari F1 dan IPO dapat menjadikan nilai perusahaan lebih dari USD10 miliar, sementara IPO sebesar 15 persen akan membuat keuntungan sebesar USD1,5 miliar,” ujar laporan tersebut dikutip Reuters, kemarin.
Sementara itu, IPO klub sepak bola MU di Singapura saat ini tertunda akibat volatilitas di pasar saham. Kendati demikian, klub yang di arsiteki Sir Alex Ferguson itu diperkirakan tidak akan membatalkan IPO di Singapura meski belum ada keputusan kapan aksi korporasinya akan dilaksanakan.
Namun, reaksi investor terhadap pendaftaran IPO F1 di Singapura diprediksi sulit untuk diukur karena tidak banyak laporan seputar bisnis dan profitabilitasnya. Hal ini sama halnya ketika MU mempersiapkan IPO tahun lalu.
Analis Senior SIAS Research Singapura Ng Kian Teck mengungkapkan, kesulitan memprediksi pasar akan berlaku untuk F1 meski pada akhirnya semua tergantung pada profitabilitas F1 menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham. “Akan tetapi F1 memiliki branding yang baik dan pangsa pasar yang kuat, hal itu kemungkinan akan menempatkan mereka pada posisi yang lebih baik dibandingkan MU,” imbuhnya.
Sebagai informasi, seri balapan F1 memiliki penjualan tahunan sebesar 1,17 miliar euro (USD1,55 miliar) dan menyerap tenaga kerja sebanyak 200 orang. Menurut laporan Formula Money, pendapatan F1 untuk musim balap ke-20 yang dimulai dengan Grand Prix Australia Minggu (18/3) lalu diperkirakan mencapai USD2 miliar untuk pertama kalinya. (ank)
()