Produsen mobil lokal samakan platform

Rabu, 04 April 2012 - 09:21 WIB
Produsen mobil lokal samakan platform
Produsen mobil lokal samakan platform
A A A
Sindonews.com - Produsen mobil lokal sepakat menyamakan persepsi soal platform mobil yang nantinya akan diproduksi di dalam negeri. Dua opsi kendaraan yang nantinya akan diproduksi adalah city car dan mobil perdesaan.

Ketua Gabungan Asosiasi Perusahaan Pengerjaan Logam dan Mesin Indonesia (Gamma) Dasep Ahmadi mengatakan, hal tersebut dibahas ketika pihaknya bersama sejumlah prinsipal mobil lokal seperti PT Super Gasindo Jaya (produsen Tawon) dan PT Solo Manufaktur Kreasi (Esemka) bertemu dengan Menteri Perindustrian MS Hidayat. Namun, pertemuan tersebut belum sampai membahas masalah pemasaran mobil nasional tersebut.

“Kami akan menyamakan dulu seperti apa platform kendaraan yang akan diproduksi. Nantinya, mobil yang akan diproduksi bisa berupa city car atau mobil pedesaan. Pasar kedua jenis mobil itu saat ini masih berpotensi. Jadi kita nanti akan isi kekosongan pasar jenis itu. Pasar jenis lain orang lain sudah menguasai,” kata Dasep di Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Jakarta, kemarin.

Dasep menjelaskan, harga mobil lokal tersebut nantinya akan di bawah mobil murah (low cost and green car/LCGC) yang harganya sekitar Rp80–90 juta. Menurut dia, harga city car akan lebih murah Rp10-15 juta dibandingkan LCGC. “Yang 700 CC kan bisa dipakai untuk city car, 1300 CC sudah dikuasai orang lain. Kita berat masuk ke situ,” jelasnya.

Dasep menuturkan, pihaknya dan para prinsipal mobil lokal akan membentuk sebuah tim kerja guna membahas rencana tersebut. Menurut dia, setelah timnya terbentuk, nantinya akan diadakan sejumlah pertemuan sambil menunggu petunjuk dari Kementerian Perindustrian. Dia berharap, pada akhir tahun ini sudah ada keputusan seperti apa platform yang disepakati.

“Sampai akhir tahun ini kita terus dorong biar bisa ada hasil. Pemain bisnis maunya cepat. Nanti, kita tidak harus terpaku mau memberi merek apa pada mobil yang akan diproduksi. Yang penting sesuai dengan kelas kami. Sehingga fungsinya bisa dipenuhi,” jelasnya.

Di tempat yang sama, Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi (IUBTT) Kemenperin Budi Darmadi mengatakan tim tersebut akan segera diintensifkan untuk menetapkan plattform dan segmen mana yang akan diintensifkan.

“Platform biasanya terdiri dari undercarriage (sistem suspensi dan dimensi) dan power train. Satu platform bisa menghasilkan beberapa produk,” jelas Budi.

Dia menyebutkan, untuk memenuhi skala keekonomian, mobil tersebut bisa diproduksi sekitar 10.000 unit per tahun. Platform yang disepakati ini menurut dia harus mengakomodasi semua kepentingan. Produksi massal untuk skala keekonomian adalah 28.000 unit. “Kalau sistem produksi bisa diubah, 10.000 unit sudah cukup ekonomis dan akan merangsang investasi,” tambahnya.

Budi mengatakan, memang akan lebih bagus jika platformnya tidak terlalu banyak varian karena dari sisi produksi akan lebih sedikit. Tapi, imbuh dia, harus ada kaidah-kaidah tertentu yang penentuannya masih dalam tahap sarasehan bersama.

Menurutnya, dalam konteks LCGC, ada unsur kemandirian teknologi. “Prinsipal diusahakan dapat insentif asalkan dalam lima tahun bisa buat power train. Di sini ada unsur teknologi dan finance. Di segmen kecil ini, tidak terlalu head to head dengan yang lain sehingga pasar bisa kita manfaatkan. Semua pada dasarnya bisa masuk ke pasar mana saja,” papar Budi.

Terlepas dari itu, Direktur Pengembangan dan Operasional Solo Techno Park (STP) Gampang Sarwono mengatakan, pihaknya bersiap untuk uji emisi Esemka berikutnya. Apabila lolos, pihaknya akan langsung memulai proses investasi untuk produksi.

“Target awal, 100–200 unit. Tapi, karena mundur lagi, pasti jadi berkurang. Untuk lahan sudah siap, sekitar 10 hektare (ha),” kata Gampang.

Produksi Esemka, lanjutnya, harus diperkuat dengan industri komponen lokal. Komponen meski tidak bisa 100 persen lokal, tetap terus diperkuat hingga komposisinya telah mencapai 60–80 persen. STP juga akan mendapat bantuan tenaga ahli dari Jerman yang difasilitasi oleh Kedutaan Besar Jerman. “Kalau semua proses lancar, Juli ini, tenaga ahlinya akan datang,” ujar Gampang. (ank)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5268 seconds (0.1#10.140)