Bandara Adisumarmo makin dimanjakan
A
A
A
Sindonews.com – Moda transportasi umum di Kota Solo bakal bertambah dengan hadirnya bus pemadu moda. Rencananya, bus ini khusus menjemput penumpang di Bandara Adisumarmo, terminal, dan stasiun KA di Kota Solo.
Operasional bus pemandu moda ini secara otomatis memangkas jalur trayek Batik Solo Trans (BST) dari Terminal Kartasura menuju Bandara Adisumarmo. Pengguna jasa angkutan umum perkotaan juga diuntungkan karena waktu menunggu BST tersebut kian singkat.
”BST di bandara yang digantikan bus pemadu moda bisa menyingkat waktu tunggu yang semula 10 menit lebih menjadi tujuh menit,” kata Kepala Bidang Angkutan Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika (Dishubkominfo) Kota Solo Sri Indarjo kemarin.
Damri selaku pengelola bus pemadu moda tengah memproses izin trayek. Sri Indarjo mengatakan, Damri menghendaki jalur trayek bus pemadu moda melintasi Bandara Adisumarmo, Terminal Tirtonadi, Stasiun Balapan, dan Stasiun Purwosari. Bus ini kemungkinan melewati hotel yang sering dituju pengguna jasa transportasi udara via Bandara Adisumarmo.
”Bus ini khusus. Jadi tidak menaikturunkan penumpang sembarangan. Hanya lokasi yang sudah ditetapkan, antara lain bandara, terminal, bisa pula hotel,” katanya.
Melihat proses perizinannya, Sri Indarjo optimistis bus pemadu moda beroperasi bulan ini. Sebanyak tiga armada akan diuji coba di trayeknya dengan kapasitas 25 kursi per bus. Melihat banyaknya penumpang BST rute bandara-kota, Sri Indarjo meyakini pangsa pasar bus ini cukup tinggi.
Ke depan, armada bus pemadu moda kemungkinan diambil dari lima BRT untuk Damri Solo yang saat ini masih tertahan di Semarang. ”Maksimal bulan depan BST untuk Solo yang masih di Semarang sudah bisa diambil. Bisa juga bus itu untuk pemadu moda,” paparnya. Syarat pengoperasian lima unit BRT di trayek pemadu moda hanya jika 15 BST di koridor I terhitung cukup.
Sebab, lima unit BRT ini sebelumnya direncanakan beroperasi di koridor I guna memangkas waktu tunggu calon penumpang. Terkait tarif bus pemadu moda, Sri Indarjo belum menerima kepastian dari Damri. Meski demikian, ia memprediksi lebih mahal dibandingkan tarif angkutan umum massal di trayek reguler. ”Masalah tarif ada di Damri. Melihat sasarannya, jelas ini bukan bus untuk kalangan ekonomi biasa. Pastinya ada tarif khusus,” tandasnya.
Sementara itu,Kepala Unit Perum Damri Solo Sutaryadi mengaku telah menyiapkan armada bus pemadu moda. Dia kini menunggu proses melengkapi legalitas bus yang beroperasi di trayek baru itu. ”Desakan dari berbagai pihak sudah banyak karena penumpang dari bandara ramai dan potensinya besar. Ini tinggal menunggu perizinan saja,”ucapnya.
Operasional bus pemandu moda ini secara otomatis memangkas jalur trayek Batik Solo Trans (BST) dari Terminal Kartasura menuju Bandara Adisumarmo. Pengguna jasa angkutan umum perkotaan juga diuntungkan karena waktu menunggu BST tersebut kian singkat.
”BST di bandara yang digantikan bus pemadu moda bisa menyingkat waktu tunggu yang semula 10 menit lebih menjadi tujuh menit,” kata Kepala Bidang Angkutan Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika (Dishubkominfo) Kota Solo Sri Indarjo kemarin.
Damri selaku pengelola bus pemadu moda tengah memproses izin trayek. Sri Indarjo mengatakan, Damri menghendaki jalur trayek bus pemadu moda melintasi Bandara Adisumarmo, Terminal Tirtonadi, Stasiun Balapan, dan Stasiun Purwosari. Bus ini kemungkinan melewati hotel yang sering dituju pengguna jasa transportasi udara via Bandara Adisumarmo.
”Bus ini khusus. Jadi tidak menaikturunkan penumpang sembarangan. Hanya lokasi yang sudah ditetapkan, antara lain bandara, terminal, bisa pula hotel,” katanya.
Melihat proses perizinannya, Sri Indarjo optimistis bus pemadu moda beroperasi bulan ini. Sebanyak tiga armada akan diuji coba di trayeknya dengan kapasitas 25 kursi per bus. Melihat banyaknya penumpang BST rute bandara-kota, Sri Indarjo meyakini pangsa pasar bus ini cukup tinggi.
Ke depan, armada bus pemadu moda kemungkinan diambil dari lima BRT untuk Damri Solo yang saat ini masih tertahan di Semarang. ”Maksimal bulan depan BST untuk Solo yang masih di Semarang sudah bisa diambil. Bisa juga bus itu untuk pemadu moda,” paparnya. Syarat pengoperasian lima unit BRT di trayek pemadu moda hanya jika 15 BST di koridor I terhitung cukup.
Sebab, lima unit BRT ini sebelumnya direncanakan beroperasi di koridor I guna memangkas waktu tunggu calon penumpang. Terkait tarif bus pemadu moda, Sri Indarjo belum menerima kepastian dari Damri. Meski demikian, ia memprediksi lebih mahal dibandingkan tarif angkutan umum massal di trayek reguler. ”Masalah tarif ada di Damri. Melihat sasarannya, jelas ini bukan bus untuk kalangan ekonomi biasa. Pastinya ada tarif khusus,” tandasnya.
Sementara itu,Kepala Unit Perum Damri Solo Sutaryadi mengaku telah menyiapkan armada bus pemadu moda. Dia kini menunggu proses melengkapi legalitas bus yang beroperasi di trayek baru itu. ”Desakan dari berbagai pihak sudah banyak karena penumpang dari bandara ramai dan potensinya besar. Ini tinggal menunggu perizinan saja,”ucapnya.
()