PHE incar 8 blok migas asing
A
A
A
Sindonews.com – PT Pertamina Hulu Energi (PHE),anak usaha PT Pertamina (Persero), berencana mengakuisisi delapan blok migas di kawasan Asia dan Timur Tengah. Proses pengambilalihan blok-blok migas itu masih menunggu persetujuan pemerintah pusat.
“Mereka (Pertamina) yang mencari aset mana saja yang akan diakuisisi. Target kami memang ada delapan blok yang akan diakuisisi,”jelas Presiden Direktur PHE Salis Aprilian saat ditemui di Kantor Pertamina Pusat dalam acara workshop bersama wartawan energi, di Jakarta, kemarin. Dia menjelaskan, terdapat delapan blok target akuisisi, di antaranya blok migas di Timur Tengah, Thailand, Myanmar, dan Vietnam.
Namun, Salis tidak merinci secara mendalam blokmanasajayangbakaldiakuisisi. Akuisisi blok migas asing tersebut diharapkan dapat meningkatkan produksi minyak PHE sebesar 29.000 barel /hari. Saat ini produksi minyak PHE baru mencapai 62 ribu barel/hari. “Selain itu, dengan memiliki blok di luar negeri, cadangan yang kami peroleh bisa menjadi cadangan ketahanan energi nasional,”tutur dia.
Saat ini, imbuh dia, PHE telah memiliki delapan blok di tujuh negara. Di sisi lain, Wakil Manajer Mobil Cepu Limited (MCL) Elviera Putri mengatakan bahwa produksi puncak minyak Blok Cepu di Bojonegoro, Jatim, dimulai awal 2014. Namun pada awal produksi tidak bisa langsung sebesar 165 ribu barel per hari.
”Pada tahap awal produksi tidak bisa langsung dipaksakan 165 ribu barel per hari, harus dilakukan bertahap,” katanya di Bojonegoro, kemarin. Dia mencontohkan, empat buah sumur minyak di lapangan Banyuurip Blok Cepu di Desa Mojodelik, Kecamatan Ngasem, bisa mencapai 20 ribu barel per hari, membutuhkan waktu dua tahun.
Empat sumur minyak di lapangan Banyuurip tersebut, ketika awal berproduksi, pada Agustus 2009, hanya sebesar 5.000 barel per hari dan bisa mencapai 20 ribu barel per hari pada 2011. Jika produksinya dipaksakan justru bisa merusak kondisi sumur minyak tersebut.
“Mereka (Pertamina) yang mencari aset mana saja yang akan diakuisisi. Target kami memang ada delapan blok yang akan diakuisisi,”jelas Presiden Direktur PHE Salis Aprilian saat ditemui di Kantor Pertamina Pusat dalam acara workshop bersama wartawan energi, di Jakarta, kemarin. Dia menjelaskan, terdapat delapan blok target akuisisi, di antaranya blok migas di Timur Tengah, Thailand, Myanmar, dan Vietnam.
Namun, Salis tidak merinci secara mendalam blokmanasajayangbakaldiakuisisi. Akuisisi blok migas asing tersebut diharapkan dapat meningkatkan produksi minyak PHE sebesar 29.000 barel /hari. Saat ini produksi minyak PHE baru mencapai 62 ribu barel/hari. “Selain itu, dengan memiliki blok di luar negeri, cadangan yang kami peroleh bisa menjadi cadangan ketahanan energi nasional,”tutur dia.
Saat ini, imbuh dia, PHE telah memiliki delapan blok di tujuh negara. Di sisi lain, Wakil Manajer Mobil Cepu Limited (MCL) Elviera Putri mengatakan bahwa produksi puncak minyak Blok Cepu di Bojonegoro, Jatim, dimulai awal 2014. Namun pada awal produksi tidak bisa langsung sebesar 165 ribu barel per hari.
”Pada tahap awal produksi tidak bisa langsung dipaksakan 165 ribu barel per hari, harus dilakukan bertahap,” katanya di Bojonegoro, kemarin. Dia mencontohkan, empat buah sumur minyak di lapangan Banyuurip Blok Cepu di Desa Mojodelik, Kecamatan Ngasem, bisa mencapai 20 ribu barel per hari, membutuhkan waktu dua tahun.
Empat sumur minyak di lapangan Banyuurip tersebut, ketika awal berproduksi, pada Agustus 2009, hanya sebesar 5.000 barel per hari dan bisa mencapai 20 ribu barel per hari pada 2011. Jika produksinya dipaksakan justru bisa merusak kondisi sumur minyak tersebut.
()