ADHI bidik kontrak Rp12,5 T
A
A
A
Sindonews.com — PT Adhi Karya Tbk (ADHI) akan meningkatkan porsi pengerjaan proyek dari pemerintah dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada tahun ini.Adapun, target nilai kontrak dari pemerintah maupun BUMN pada tahun ini sebesar Rp12,55 triliun.
Sekretaris Perusahaan Adhi Karya Kurnadi Gularso mengatakan, perusahaan konstruksi pelat merah tersebut pada tahun ini akan meningkatkan porsi proyek dari pemerintah dan BUMN menjadi 93 persen dari posisi tahun sebelumnya sebesar 88 persen. “Porsi proyek pemerintah dan BUMN akan kita tingkatkan menjadi 93 persen dari total target kontrak baru tahun ini,” kata dia kepada SINDO kemarin.
Adapun, total target kontrak perseroan tahun ini sebesar Rp24 triliun, lanjut dia, terdiri atas kontrak bawaan tahun sebelumnya (carry over) Rp10,5 triliun dan kontrak baru sebesar Rp13,5 triliun. Dari nilai kontrak baru tersebut, sebesar 93 persen atau setara Rp12,55 triliun berasal dari proyek pemerintah dan BUMN, sedangkan sisanya sekitar tujuh persen atau setara Rp945 miliar berasal dari perusahaan swasta.
Menurut Kurnadi, dari target itu,kontrak yang berasal dari sektor konstruksi sebesar Rp10,4 triliun, engineering, procurement and construction (EPC) senilai Rp2,7 triliun, properti sekitar Rp300 miliar, dan real estat senilai Rp100 miliar. Perseroan pada tahun ini akan menggenjot proyek yang memiliki marjin besar, terutama proyek EPC.Target kontrak EPC tahun ini sebesar Rp7,2 triliun, terdiri atas proyek EPC dari tahun lalu senilai Rp4,5 triliun dan sisanya Rp2,7 triliun merupakan kontrak baru EPC di tahun ini.
Sementara, ungkap Kusnadi, perseroan hingga kuartal I tahun ini berhasil memperoleh kontrak baru sebesar Rp2,6 triliun. Nilai itu baru sekitar 19,26 persen dari target perolehan kontrak baru sepanjang tahun ini. Perolehan kontrak baru perseroan hingga Februari tahun ini sebesar Rp1,5 triliun dan pada Maret bertambah sekitar Rp1,1 triliun.
Sekretaris Perusahaan Adhi Karya Kurnadi Gularso mengatakan, perusahaan konstruksi pelat merah tersebut pada tahun ini akan meningkatkan porsi proyek dari pemerintah dan BUMN menjadi 93 persen dari posisi tahun sebelumnya sebesar 88 persen. “Porsi proyek pemerintah dan BUMN akan kita tingkatkan menjadi 93 persen dari total target kontrak baru tahun ini,” kata dia kepada SINDO kemarin.
Adapun, total target kontrak perseroan tahun ini sebesar Rp24 triliun, lanjut dia, terdiri atas kontrak bawaan tahun sebelumnya (carry over) Rp10,5 triliun dan kontrak baru sebesar Rp13,5 triliun. Dari nilai kontrak baru tersebut, sebesar 93 persen atau setara Rp12,55 triliun berasal dari proyek pemerintah dan BUMN, sedangkan sisanya sekitar tujuh persen atau setara Rp945 miliar berasal dari perusahaan swasta.
Menurut Kurnadi, dari target itu,kontrak yang berasal dari sektor konstruksi sebesar Rp10,4 triliun, engineering, procurement and construction (EPC) senilai Rp2,7 triliun, properti sekitar Rp300 miliar, dan real estat senilai Rp100 miliar. Perseroan pada tahun ini akan menggenjot proyek yang memiliki marjin besar, terutama proyek EPC.Target kontrak EPC tahun ini sebesar Rp7,2 triliun, terdiri atas proyek EPC dari tahun lalu senilai Rp4,5 triliun dan sisanya Rp2,7 triliun merupakan kontrak baru EPC di tahun ini.
Sementara, ungkap Kusnadi, perseroan hingga kuartal I tahun ini berhasil memperoleh kontrak baru sebesar Rp2,6 triliun. Nilai itu baru sekitar 19,26 persen dari target perolehan kontrak baru sepanjang tahun ini. Perolehan kontrak baru perseroan hingga Februari tahun ini sebesar Rp1,5 triliun dan pada Maret bertambah sekitar Rp1,1 triliun.
()