Kuartal II, BNI terbitkan global bond Rp4,6 T

Jum'at, 13 April 2012 - 09:18 WIB
Kuartal II, BNI terbitkan global bond Rp4,6 T
Kuartal II, BNI terbitkan global bond Rp4,6 T
A A A
Sindonews.com – PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) akan menerbitkan obligasi berdenominasi dolar Amerika Serikat (global bond) senilai USD500 juta atau sekitar Rp4,6 triliun pada kuartal II/2012. Dana hasil penerbitan global bond dialokasikan untuk pembiayaan ekspansi kredit.

Direktur Utama BNI Gatot M Suwondo mengatakan, perbankan pelat merah tersebut saat ini sedang menunggu keluarnya izin dari Bank Indonesia (BI) untuk melakukan aksi korporasi tersebut. “Izin sudah kita ajukan dan dalam 1–2 hari ini, diharapkan izinnya keluar. Setelah itu, RUPS dan roadshow,” kata dia di Jakarta kemarin. Lebih lanjut Gatot menjelaskan, setelah izin keluar, perseroan akan melakukan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada pekan depan.

Selanjutnya, perseroan akan melakukan muhibah bisnis (roadshow) ke sejumlah negara di kawasan Asia dan London, Inggris. Muhibah bisnis tersebut masih akan dilaksanakan pada bulan ini. Sementara, target dana obligasi global perseroan berpotensi ditingkatkan nilainya jika permintaan di pasar melebihi kuota. “Kalau di rencana anggaran, nilai obligasi USD500 juta. Untuk antisipasi oversubscribe, bisa kita naikkan,” ujar dia.

Untuk melakukan penawaran obligasi global, perusahaan pelat merah tersebut telah menunjuk sekitar 2–3 penjamin pelaksana emisi (underwriter) asing. Berdasarkan kabar yang beredar,ketiga underwriter asing yang ditunjuk tersebut adalah Credit Suisse, Deustche,dan Morgan Stanley. Adapun, jangka waktu (tenor) dari obligasi global tersebut masih dipelajari perseroan. Namun, diharapkan tenor tersebut berjangka panjang antara 5–10 tahun.

“Tergantung market-nya.Tapi bagi kita, lebih panjang maka lebih baik,”imbuh Gatot. Gatot menjelaskan, alasan BNI menerbitkan obligasi global lantaran terjadi ketidaksesuaian dalam pendanaan karena mayoritas pendanaan berupa deposito, giro dan tabungan yang sifatnya volatil, sehingga diperlukan pendanaan dalam jangka yang lebih panjang. Selain itu, program infrastruktur yang sedang digenjot pemerintah dan me-merlukan kebutuhan penda-naan dalam denominasi dolar tersebut dibutuhkan dalam tenor lebih panjang.

“Kita kan juga mau mendorong program MP3EI. Untuk itu, ada in-vestasi dalam rupiah maupun dolar,” ujar dia. Melalui penawaran obligasi global ini,perseroan akan menjaga komposisi kredit dolar 20 persen dan 80 persen kredit dalam bentuk rupiah. Total kredit dolar perseroan saat ini sebesar 20 persen dari total kredit saat ini sekitar Rp159 triliun. Karena itu, perseroan telah meng-hentikan permintaan kredit dalam mata uang dolar, kecuali yang sudah mendapat komitmen dari perusahaan.

Adapun, dana pihak ketiga (DPK) perseroan saat ini senilai Rp214 triliun. Analis obligasi Mandiri Sekuritas Handy Yunianto berpendapat, membaiknya perekonomian Indonesia seiring diperolehnya level layak investasi mendukung prospek penerbitan obligasi korporasi dalam denominasi dolar AS. “Kalau sudah investment grade, seharusnya potensi untuk mendapat return yang bagus di global bon sangat terbuka,” ujar dia.

Dia menambahkan, penerbitan obligasi global akan semakin menarik jika aset maupun neraca perusahaan di-dominasi menggunakan dolar AS. Kendati demikian, obligasi dalam denominasi rupiah juga menarik pada tahun ini lantaran imbal hasil yang ditawarkan juga masih rendah.
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2544 seconds (0.1#10.140)