Banyak minat investasi, minim realisasi
A
A
A
Sindonews.com – Dalam tiga tahun terakhir Indonesia telah menarik minat investasi sekitar Rp2.000 triliun. Namun, dari minat investasi tersebut, hanya Rp650 triliun yang terealisasi.
Deputi Perencanaan Penanaman Modal Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Tamba Hutapea menjelaskan,investasi yang belum terealisasi sekitar Rp1.400 triliun, utamanya disebabkan minimnya infrastruktur. Ketersediaan infrastruktur seperti energi, pelabuhan, dan jalan yang minim membuat investor menahan investasinya sambil menunggu Indonesia melakukan perbaikan.
“Ada Rp2.000 triliun yang sudah minta izin masuk tapi realisasi baru Rp600 triliun. Masih ada Rp1.400 triliun yang menunggu kepastian,menunggu infrastruktur salah satunya,” ujar Tamba saat konferensi pers menjelang penyelenggaraan Indonesia International Infrastructure Conference and Exhibition (IIICE) 2012, di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, kemarin.
Investor juga masih menunggu kepastian perizinan terutama dalam pembebasan lahan. Mereka juga berharap Indonesia memperbaiki koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah. “Mereka sudah punya izin pemerintah pusat, tinggal menunggu izin daerah, infrastruktur juga,”imbuhnya. Tamba berharap, IIICE yang akan diselenggarakan pada 2–5 Mei mampu membuahkan hasil positif bagi pembangunan infrastruktur.
Wakil Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Wakil Kepala Bappenas Lukita Dinarsyah Tuwo mengakui, anggaran infrastruktur yang ditetapkan Rp160 triliun atau hanya dua persen dari PDB memang kurang dalam mendukung pertumbuhan yang pesat. Menurut dia,Indonesia paling tidak harus mengalokasikan tujuh persen dari PDBnya untuk infrastruktur bila ingin menggenjot pertumbuhan sebesar tujuh persen.
Tahun ini pemerintah telah menyiapkan dana Rp204,7 triliun dalam program pembangunan infrastruktur. Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Suryo Bambang Sulisto mengatakan,Indonesia membutuhkan anggaran hingga Rp1.786 triliun untuk membangun infrastruktur. Di antaranya untuk penyediaan listrik dan energi sebesar Rp681 triliun, pembangunan jalan raya Rp339 triliun, serta Rp326 triliun untuk rel kereta api.
“Bagi kami, infrastruktur sangat penting karena kaitannya dengan daya saing kita sebagai pengusaha. Tentunya yang sangat kita harapkan adalah bagaimana mendorong kemitraan antara pemerintah dengan dunia usaha melalui infrastruktur ini,”papar Suryo. Dia berharap, IIICE akan menjadi peluang bagi pemerintah dan dunia usaha dalam memperbaiki infrastruktur Indonesia.
Deputi Perencanaan Penanaman Modal Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Tamba Hutapea menjelaskan,investasi yang belum terealisasi sekitar Rp1.400 triliun, utamanya disebabkan minimnya infrastruktur. Ketersediaan infrastruktur seperti energi, pelabuhan, dan jalan yang minim membuat investor menahan investasinya sambil menunggu Indonesia melakukan perbaikan.
“Ada Rp2.000 triliun yang sudah minta izin masuk tapi realisasi baru Rp600 triliun. Masih ada Rp1.400 triliun yang menunggu kepastian,menunggu infrastruktur salah satunya,” ujar Tamba saat konferensi pers menjelang penyelenggaraan Indonesia International Infrastructure Conference and Exhibition (IIICE) 2012, di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, kemarin.
Investor juga masih menunggu kepastian perizinan terutama dalam pembebasan lahan. Mereka juga berharap Indonesia memperbaiki koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah. “Mereka sudah punya izin pemerintah pusat, tinggal menunggu izin daerah, infrastruktur juga,”imbuhnya. Tamba berharap, IIICE yang akan diselenggarakan pada 2–5 Mei mampu membuahkan hasil positif bagi pembangunan infrastruktur.
Wakil Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Wakil Kepala Bappenas Lukita Dinarsyah Tuwo mengakui, anggaran infrastruktur yang ditetapkan Rp160 triliun atau hanya dua persen dari PDB memang kurang dalam mendukung pertumbuhan yang pesat. Menurut dia,Indonesia paling tidak harus mengalokasikan tujuh persen dari PDBnya untuk infrastruktur bila ingin menggenjot pertumbuhan sebesar tujuh persen.
Tahun ini pemerintah telah menyiapkan dana Rp204,7 triliun dalam program pembangunan infrastruktur. Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Suryo Bambang Sulisto mengatakan,Indonesia membutuhkan anggaran hingga Rp1.786 triliun untuk membangun infrastruktur. Di antaranya untuk penyediaan listrik dan energi sebesar Rp681 triliun, pembangunan jalan raya Rp339 triliun, serta Rp326 triliun untuk rel kereta api.
“Bagi kami, infrastruktur sangat penting karena kaitannya dengan daya saing kita sebagai pengusaha. Tentunya yang sangat kita harapkan adalah bagaimana mendorong kemitraan antara pemerintah dengan dunia usaha melalui infrastruktur ini,”papar Suryo. Dia berharap, IIICE akan menjadi peluang bagi pemerintah dan dunia usaha dalam memperbaiki infrastruktur Indonesia.
()