PT BTEL setujui non-preemptive right issue

Jum'at, 20 April 2012 - 11:53 WIB
PT BTEL setujui non-preemptive right issue
PT BTEL setujui non-preemptive right issue
A A A
Sindonews.com - Hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) menyetujui Right Issue tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (non-preemptive right issue) sekitar Rp755 milliar. Hal itu, sesuai dengan yang dijanjikan ketika pengumuman kolaborasi antara PT BTEL dengan PT Sampoerna Telekomunikasi Indonesia (STI).

Presiden Direktur PT BTEL Annindya Novyan Bakrie mengatakan, pihaknya merasa senang karena 90 persen pemegang saham telah menyetujui rencana-rencana strategis itu yang sudah disampaikan beberapa minggu lalu.

“Ini merupakan awal dari serangkaian pencapaian keuangan dan operasional yang penting yang akan kita umumkan dalam enam bulan ke depan. Seluruh rencana strategis tersebut ditujukan untuk mengembalikan kekuatan perusahaan sebagai penyedia telekomunikasi Selular CDMA terkemuka di Indonesia, " kata Anindya Novyan Bakrie dalam keterangan pers-nya, Jum’at (20/4/2012).

Ia juga menjelaskan, BTEL akan memperoleh pinjaman dari bank senilai USD50 juta. Sedangkan dana dari non-preemptive right issue ini akan digunakan untuk membayar dengan lebih cepat Rp650 miliar dari utang perusahaan yang jatuh tempo pada bulan September 2012. Hutang itu, untuk membiayai akuisisi BTEL terhadap saham STI, serta untuk mendorong peningkatan kinerja perusahaan di bidang layanan data.

Dalam RUPSLB itu, Anindya menjelaskan bahwa setelah menyelesaikan penilaian bisnis perusahaan secara menyeluruh termasuk kinerja organisasi dan efektivitas sistem manajemen perusahaan, BTEL memiliki beberapa hal dan tantangan yang perlu diatasi dalam jangka pendek. Hal ini tanpa menghilangkan fokus perusahaan di jangka menengah dan jangka panjang yaitu dalam merealisasikan layanan konvergensi penuh bagi pelanggan Indonesia.

Tantangan-tantangan itu adalah memulihkan likuiditas keuangan perusahaan, revitalisasi model bisnis perusahaan yang sederhana tapi terbukti efektif, reorganisasi struktur dan fungsi perusahaan secara keseluruhanan serta memastikan bahwa potensi manajemen BTEL dan budaya perusahaan yang inovatif.

"Kami berusaha keras untuk kembali fokus pada empat bidang utama secara paralel untuk mendapatkan kembali keunggulan perusahaan di bidang strategi perusahaan, keuangan, operasional, dan organisasi. Keempat keunggulan tersebut adalah elemen yang mendorong pertumbuhan yang luar biasa BTEL sejak 2005. Hasil evaluasi yang dilakukan menyatakan bahwa perusahaan berada di arah yang benar yaitu merealisasikan konvergensi TMT tahun 2015. Namun, cara kita melakukannya perlu penajaman fokus dan revitalisasi organisasi," tutupnya. (bro)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5484 seconds (0.1#10.140)