Rusia buka kemitraan eksplorasi minyak
A
A
A
Sindonews.com - Wakil Perdana Menteri (PM) Rusia Igor Sechin mengatakan, negaranya terbuka untuk kemitraan lebih terhadap eksplorasi minyak. Hal tersebut dibuktikan dengan kerja sama internasional baru antara perusahaan minyak Rusia, Rosneft, dengan perusahaan minyak asal Amerika Serikat (AS), Exxon Mobil.
Kerja sama ini dalam pengembangan cadangan besar energi Rusia di Kutub Utara dan Laut Hitam. Sechin mengatakan, perjanjian kerja sama dengan Exxon Mobil merupakan hal yang cukup istimewa. “Walaupun begitu,kami tetap terbuka untuk kemitraan dengan negara lain,” ujarnya saat kunjungannya ke AS, Sabtu (21/4) pekan lalu seperti dilansir AFP, kemarin.
Dia menambahkan, perjanjian Rosneft dengan Exxon merupakan sebuah kolaborasi jangka panjang yang akan diperpanjang selama beberapa dekade, yakni 30–50 tahun. Menurutnya, aliansi tersebut dapat menciptakan investasi sebesar USD200–300 miliar antara perusahaan mitra.
Sementara itu, Presiden Rosneft Eduard Khudainatov mengungkapkan Rosneft dan Exxon Mobil memasukkan proyek-proyek skala lepas pantai yang belum pernah terjadi sebelumnya di Kutub Utara dan wilayah Laut Hitam, di mana merupakan basis sumber daya hidrokarbon terbesar di dunia.
“Dalam kemitraan tersebut, anak perusahaan Rosneft juga akan mendapatkan 30 persen saham pada proyek Exxon Mobil di Teluk Meksiko dan Kanada,” paparnya.
Sekadar informasi, kesepakatan antara dua perusahaan minyak terbesar di dunia tersebut sudah dibicarakan hampir satu tahun, akibat masalah ketidakpercayaan antara Washington dan Moskow mengenai masalah Perang Dingin dan kesulitan untuk berbagai perusahaan Barat di Rusia.
“Para ahli mengatakan bahwa proyek ini, dalam hal ambisi, melebihi proyek mengirim manusia ke bulan atau ke angkasa luar,” imbuh Sechin.
Berdasarkan kesepakatan yang ditandatangani di Moskow pada Senin (16/4) pekan lalu, Exxon dan Rosneft akan berusaha untuk mengembangkan tiga cadangan energi yang diperkirakan dapat memperoleh 85 miliar barel minyak mentah.
Rosneft menyatakan keputusan investasi akhir pada proyek-proyek di Laut Kara, pantai utara Rusia, diharapkan rampung pada 2016–2017 mendatang. (ank)
Kerja sama ini dalam pengembangan cadangan besar energi Rusia di Kutub Utara dan Laut Hitam. Sechin mengatakan, perjanjian kerja sama dengan Exxon Mobil merupakan hal yang cukup istimewa. “Walaupun begitu,kami tetap terbuka untuk kemitraan dengan negara lain,” ujarnya saat kunjungannya ke AS, Sabtu (21/4) pekan lalu seperti dilansir AFP, kemarin.
Dia menambahkan, perjanjian Rosneft dengan Exxon merupakan sebuah kolaborasi jangka panjang yang akan diperpanjang selama beberapa dekade, yakni 30–50 tahun. Menurutnya, aliansi tersebut dapat menciptakan investasi sebesar USD200–300 miliar antara perusahaan mitra.
Sementara itu, Presiden Rosneft Eduard Khudainatov mengungkapkan Rosneft dan Exxon Mobil memasukkan proyek-proyek skala lepas pantai yang belum pernah terjadi sebelumnya di Kutub Utara dan wilayah Laut Hitam, di mana merupakan basis sumber daya hidrokarbon terbesar di dunia.
“Dalam kemitraan tersebut, anak perusahaan Rosneft juga akan mendapatkan 30 persen saham pada proyek Exxon Mobil di Teluk Meksiko dan Kanada,” paparnya.
Sekadar informasi, kesepakatan antara dua perusahaan minyak terbesar di dunia tersebut sudah dibicarakan hampir satu tahun, akibat masalah ketidakpercayaan antara Washington dan Moskow mengenai masalah Perang Dingin dan kesulitan untuk berbagai perusahaan Barat di Rusia.
“Para ahli mengatakan bahwa proyek ini, dalam hal ambisi, melebihi proyek mengirim manusia ke bulan atau ke angkasa luar,” imbuh Sechin.
Berdasarkan kesepakatan yang ditandatangani di Moskow pada Senin (16/4) pekan lalu, Exxon dan Rosneft akan berusaha untuk mengembangkan tiga cadangan energi yang diperkirakan dapat memperoleh 85 miliar barel minyak mentah.
Rosneft menyatakan keputusan investasi akhir pada proyek-proyek di Laut Kara, pantai utara Rusia, diharapkan rampung pada 2016–2017 mendatang. (ank)
()