Isu BBM picu permintaan rumah menurun

Senin, 23 April 2012 - 10:45 WIB
Isu BBM picu permintaan rumah menurun
Isu BBM picu permintaan rumah menurun
A A A
Sindonews.com - Permintaan pasar perumahan beberapa bulan ini mengalami penurunan cukup signifikan. Hal ini diduga sebagai imbas isu kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi yang hingga kini masih bergulir.

Alasannya, kenaikan harga BBM sudah menjadi momok yang dikhawatirkan bagi masyarakat. Ada kekhawatiran perekonomiannya akan terpengaruh bila harga BBM dinaikkan. “Isu kenaikan BBM cukup mengganggu masyarakat, sehingga mereka memilih menunda melakukan pembelian rumah,” keluh Marketing Manager Graha Candi Glof Semarang, Wibowo Tedjosukmono, kemarin.

Sejak Januari hingga Maret penjualan rumah relatif masih bagus. Tapi begitu memasuki April, permintaan pasarnya mengalami penurunan yang signifikan. Hal tersebut seiring dengan rencana kenaikan harga BBM yang semula direalisasikan pemerintah per 1 April.

Meski tak jadi naik, tapi kekhawatiran ke depan akan naik tetap masih dialami masyarakat. Sehingga pihaknya memperkirakan penurunan penjualan masih akan berlangsung hingga beberapa bulan ke depan. “Penurunan penjualan pada bulan ini sekitar 10 persen, dan kondisi ini akan terjadi hingga Juni,” katanya menganalisis.

Dia mengutarakan, awal tahun sebenarnya pasar perumahan sudah terdorong dengan penurunan suku bunga kredit kepemilikan rumah (KPR) yang ditawarkan perbankan. Ini respons dari penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia alias BI Rate pada akhir tahun lalu. Dicontohkan, BNI menurunkan bunga KPR dari 8 persen menjadi 7,5 persen, begitu juga BCA dari 8 persen menjadi 7 persen, dan Bank Permata dari 8 persen menjadi 7,5 persen.

Hal yang sama disampaikan Wakil Ketua DPD Real Estate Indonesia (REI) Jateng, Dibya K Hidayat. Menurut dia, sejak muncul isu kenaikan harga BBM, pasar perumahan sudah terpengaruh.

“Harga bahan-bahan bangunan langsung mengalami kenaikan. Dan sekarang, meski BBM belum jadi naik tapi harga bahan bangunan sudah terlanjur naik. Tidak terus turun harganya,” ungkapnya. (ank)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7220 seconds (0.1#10.140)