PDAM Surya Sembada didesak rombak manajemen
A
A
A
Sindonews.com – Buruknya layanan PDAM Surya Sembada beberapa bulan terakhir menjadi alasan berbagai kalanan untuk mendesak perubahan komposisi personil di tingkat direksi. Beberapa posisi penting yang memiliki andil besar dalam layanan PDAM sampai saat ini masih kosong.
Sejak terpilihnya Ashari Mardiono sebagai Direktur Utama (Dirut) PDAM, jabatan direktur produksi yang sebelumnya dijabatnya sampai sekarang masih kosong. Padahal keberadaan direktur produksi langsung berhubungan dengan layanan pada pelanggan. Apalagi beberapa hari terakhir sempat ada penghentian produksi air PDAM karena kendala listrik.
Ketua Dewan Pelanggan PDAM Ali Musyafak menuturkan, dengan kosongnya personil di posisi produksi bisa berpengaruh pada layanan di PDAM. “Sekarang ini kan direktur produksinya menjabat sebagai Dirut PDAM, jadi jabatan direktur produksinya tidak ada,” ujar Ali Kamis (26/4/2012).
Ia melanjutkan, buruknya layanan di PDAM selama ini, seperti sering matinya pasokan air ke pelanggan salah satu indikatornya karena
jabatan direksi di PDAM tidak sesuai. Apalagi posisi dirut harus merangkap jabatan sebagai direktur produksi.
“Akibat rangkap jabatan itu produksi air PDAM untuk pelanggan tidak maksimal. Terbukti banyak pelanggan PDAM kekurangan air atau pasokan airnya sering mati,” jelasnya.
Sementara itu, Direktur Distribusi PDAM Tatur Djauhari menuturkan, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini baik secara lisan maupun tertulis sudah memutuskan untuk mengubah komposisi bagian atau lembaga di tubuh PDAM sebulan lalu. Intinya, bagian distribusi akan dijadikan satu dengan bagian produksi dan dipimpin seorang direktur operasional.
Kemudian bagian keuangan akan dijadikan satu dengan bagian pelayanan yang dinamakan bagian umum. Bagian umum ini nantinya juga akan
dipimpin seorang direktur yang diberi nama direktur umum. “Jadi memang ada perubahan, termasuk ada pengabungan jabatan menjadi satu,” katanya.
Atas perubahan ini, lanjutnya, sudah tentu membutuhkan waktu lama paling tidak tiga bulan ke depan. Sebab, lembaga yang diubah
komposisinya banyak dihuni karyawan PDAM. Selain itu, perlu adaptasi bagi karyawan PDAM yang posisinya dipindah.
“Bagian atau lembaga yang diubah itu cukup besar dan banyak orangnya, jadi dimungkinkan agak sedikit sulit dan lama,” ungkap tatur.
Menurutnya, dari segi layanan perubahan komposisi itu dimungkinkan akan lebih bagus dari sekarang ini. Karena, direktur operasional akan menangani semua masalah yang terkait dengan produksi air PDAM, ganguan pipa, dan lainnya. Sedangkan direktur umum akan melayani sambungan ke pelanggan.
Sejak terpilihnya Ashari Mardiono sebagai Direktur Utama (Dirut) PDAM, jabatan direktur produksi yang sebelumnya dijabatnya sampai sekarang masih kosong. Padahal keberadaan direktur produksi langsung berhubungan dengan layanan pada pelanggan. Apalagi beberapa hari terakhir sempat ada penghentian produksi air PDAM karena kendala listrik.
Ketua Dewan Pelanggan PDAM Ali Musyafak menuturkan, dengan kosongnya personil di posisi produksi bisa berpengaruh pada layanan di PDAM. “Sekarang ini kan direktur produksinya menjabat sebagai Dirut PDAM, jadi jabatan direktur produksinya tidak ada,” ujar Ali Kamis (26/4/2012).
Ia melanjutkan, buruknya layanan di PDAM selama ini, seperti sering matinya pasokan air ke pelanggan salah satu indikatornya karena
jabatan direksi di PDAM tidak sesuai. Apalagi posisi dirut harus merangkap jabatan sebagai direktur produksi.
“Akibat rangkap jabatan itu produksi air PDAM untuk pelanggan tidak maksimal. Terbukti banyak pelanggan PDAM kekurangan air atau pasokan airnya sering mati,” jelasnya.
Sementara itu, Direktur Distribusi PDAM Tatur Djauhari menuturkan, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini baik secara lisan maupun tertulis sudah memutuskan untuk mengubah komposisi bagian atau lembaga di tubuh PDAM sebulan lalu. Intinya, bagian distribusi akan dijadikan satu dengan bagian produksi dan dipimpin seorang direktur operasional.
Kemudian bagian keuangan akan dijadikan satu dengan bagian pelayanan yang dinamakan bagian umum. Bagian umum ini nantinya juga akan
dipimpin seorang direktur yang diberi nama direktur umum. “Jadi memang ada perubahan, termasuk ada pengabungan jabatan menjadi satu,” katanya.
Atas perubahan ini, lanjutnya, sudah tentu membutuhkan waktu lama paling tidak tiga bulan ke depan. Sebab, lembaga yang diubah
komposisinya banyak dihuni karyawan PDAM. Selain itu, perlu adaptasi bagi karyawan PDAM yang posisinya dipindah.
“Bagian atau lembaga yang diubah itu cukup besar dan banyak orangnya, jadi dimungkinkan agak sedikit sulit dan lama,” ungkap tatur.
Menurutnya, dari segi layanan perubahan komposisi itu dimungkinkan akan lebih bagus dari sekarang ini. Karena, direktur operasional akan menangani semua masalah yang terkait dengan produksi air PDAM, ganguan pipa, dan lainnya. Sedangkan direktur umum akan melayani sambungan ke pelanggan.
()