BBM bersubsidi di Banyuasin kembali langka
A
A
A
Sindonews.com - Bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi kembali langka di Banyuasin. Akibatnya antrean panjang kendaraan di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) kembali terjadi.
Antrean panjang kendaraan tampak terlihat di sejumlah SPBU yang berada di sepanjang Jalan Lintas Timur (Jalintim) Banyuasin. Antrean terpanjang terjadi pada pagi hari. Rustam, pembeli premium mengatakan jika dirinya sudah antre selama beberap jam di SPBU. “Karena bensinnya sudah habis, lebih baik ditunggu saja. Karena jika mau bolak balik, pasti antre lebih lama,” kata dia kemarin.
Kesulitan mendapatkan BBM tidak hanya terjadi di SPBU. Menurut Rustam, beberapa penjual pengecer yang berada di sekitar SPBU juga mengaku sulit mendapatkan BBM. Sehingga alternatif terakhir yang harus dilakukan yakni mengantre di SPBU. “Biasanya di pengecer jalannya, bensin ada. Tapi sekarang makin sulit saja. Menunggu, antrian lama,” tukas dia.
Ujang, salah satu pengelola SPBU mengatakan panjangnya antrean pembelian BBM disebabkan karena pihak Pertamina terlambat menyalurkan BBM. Hal ini juga disebabkan karena adanya perubahan jadwal distribusi. “Ini bukan langka, hanya penyaluran terlambat,” tukas dia.
Kelangkaan BBM tidak hanya terjadi di kawasan daratan Banyuasin, di perairan Banyuasin juga mengalami kendala mendapatkan BBM. Camat Banyuasin II, Roni Utama mengatakan jika di kawasan perairan Sungsang,harga BBM dapat tembus Rp7.000-Rp10.000 per liter. Kondisi ini mengakibatkan banyak nelayan memutuskan untuk tidak melaut karena sulit mendapatkan bensin dan solar.
“Kelangkaan ini terjadi sekitar seminggu ini. Biasanya jika langka, terjadi hanya dua hari. Kali ini sangat lama, nelayan Sungsang sulit melaut, karena bensin susah didapat,” kata dia.
Kelangkaan BBM pada SPBU terapung ini, dikatakan Roni sangat berpengaruh pada pendapatan nelayan. Biasanya, nelayan bisa mencari ikan di sungai mencapai dua kali dalam sehari.Namun sejak BBM sulit didapat, nelayan hanya melaut selama dua hari sekali. “Jika langka tentu harga naik.Sudah BBM naik, tentu pendapatan berkurang,” katanya.
Sebelumnya, Sales Marketing Region UPMs II PT Pertamina, Ayub Ritto mengatakan kondisi kelangkaan lebih disebabkan karena proses penjadwalan distribusi BBM. Untuk menekan tingkat konsumsi yang tinggi, PT Pertamina kembali melakukan penjadwalaan ulang. (bro)
()