BJB salurkan kredit Rp27,819 triliun
A
A
A
Sindonews.com - PT Bank Jawa Barat Banten Tbk (BJB) mencatat penyaluran kreditnya meningkat 20,6 persen menjadi Rp27,819 triliun, dibandingkan periode kuartal I-2011 sebesar Rp23,07 triliun.
Dengan itu, BJB optimistis terhadap dana pihak ketiga (DPK) yang akan tetap tumbuh, yang kini tercatat naik 69,4 persen menjadi Rp32,25 miliar dari Rp19,907 miliar pada kuartal I 2011.
"Dengan komposisi kredit dan DPK tersebut, loan to deposit ratio (LDR) BJB menurun dari 70 persen menjadi 56,6 persen di kuartal I-2012," ujar Presiden Direktur BJB Bien Subiantoro usai pemaparan kuartal I di Hotel Four Season, Kuningan, Jakarta, Senin (30/4/2012).
Adapun aset perseroan meningkat 36,5 persen menjadi Rp63,68 triliun pada kuartal I-2012 dibandingkan sebelumnya Rp46,67 triliun. Serta komposisi DPK BJB di antaranya, giro di kuartal I 2012 naik 20,6 persen menjadi Rp12,08 triliun dari Rp10,015 triliun. Serta tabungan naik menjadi Rp32,35 triliun dari Rp19,09 triliun.
Kemudian, deposito naik 69,4 persen menjadi Rp49,53 triliun dari Rp32,96 triliun, dan total DPK naik 50,2 persen menjadi Rp49,53 triliun dari Rp32,96 triliun. (ank)
Dengan itu, BJB optimistis terhadap dana pihak ketiga (DPK) yang akan tetap tumbuh, yang kini tercatat naik 69,4 persen menjadi Rp32,25 miliar dari Rp19,907 miliar pada kuartal I 2011.
"Dengan komposisi kredit dan DPK tersebut, loan to deposit ratio (LDR) BJB menurun dari 70 persen menjadi 56,6 persen di kuartal I-2012," ujar Presiden Direktur BJB Bien Subiantoro usai pemaparan kuartal I di Hotel Four Season, Kuningan, Jakarta, Senin (30/4/2012).
Adapun aset perseroan meningkat 36,5 persen menjadi Rp63,68 triliun pada kuartal I-2012 dibandingkan sebelumnya Rp46,67 triliun. Serta komposisi DPK BJB di antaranya, giro di kuartal I 2012 naik 20,6 persen menjadi Rp12,08 triliun dari Rp10,015 triliun. Serta tabungan naik menjadi Rp32,35 triliun dari Rp19,09 triliun.
Kemudian, deposito naik 69,4 persen menjadi Rp49,53 triliun dari Rp32,96 triliun, dan total DPK naik 50,2 persen menjadi Rp49,53 triliun dari Rp32,96 triliun. (ank)
()