Produksi industri manufaktur Jabar turun

Selasa, 01 Mei 2012 - 15:27 WIB
Produksi industri manufaktur Jabar turun
Produksi industri manufaktur Jabar turun
A A A
Sindonews.com - Produksi industri manufaktur di Jawa Barat (Jabar) selama triwulan I/2012 terjadi penurunan antara 1-2 persen. Salah satu penurunan terbesar terjadi pada industri pakaian jadi dari industri tekstil dan produk tekstil (TPT) sebesar -15,14 persen.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jabar Lukman Ismail mengatakan, produksi industri manufaktur besar dan sedang di Jabar selama triwulan I/2012 turun -1,53 persen dari triwulan IV/2011 sebesar 0,59 persen.

"Penurunan terbesar terjadi pada industri galian bukan logam dengan penurunan mencapai -71,49 persen dan industri pakaian jadi turun -15,14 persen," jelas Lukman Ismail saat menggelar konferensi pers di Jalan PHH Mustopa, Kota Bandung, Selasa (1/5/2012).

Sektor lain yang juga mengalami penurunan produksi yaitu industri kertas dan barang dari kertas -9,20 persen, industri pengolahan lainnya -9,74 persen. Namun demikian, dari beberapa sektor yang mengalami penurunan, sektor furnitur tumbuh 4,02 persen dari triwulan VI/2011 sebesar 1,58 persen dan sektor industri kendaraan bermotor naik 0,27 persen dari triwulan I/2011 sebesar -11,40 persen.

Penurunan produksi manufaktur juga terjadi pada industri mikro dan kecil. Selama triwulan I/2012, industri manufaktur mikro dan kecil turun -2,19 persen dari triwulan I/2011. Penurunan ini nyaris terjadi di semua sektor dengan penurunan antara -0,74 persen sampai -10,66 persen.

Beberapa industri yang mengalami penurunan cukup besar yaitu industri mesin dan perlengkapannya yaitu -10,66 persen, industri logam dasar -6,44 persen, industri pakaian jadi -1,72 persen, industri kayu, barang kayu dan turunannya, bambu, rotan, dan lainnya sebesar -4,48 persen. Yang menarik, industri furnitur mikro dan kecil justru turun sebesar -7,45 persen, berbeda dengan industri furnitur besar dan sedang yang tumbuh signifikan.

“Dua industri yang mengalami kenaikan yaitu industri tekstil sebesar 1,48 persen dan industri pengolahan lainnya sebesar 0,20 persen,” jelas dia.

Menurut dia, pertumbuhan negatif pada produksi industri manufaktur juga terjadi di tingkat nasional. Di mana, produksi manufaktur nasional tumbuh negative -1,12 persen. Penurunan ini disebabnya oleh semua industri seperti tekstil tumbuh negatif -0,30 persen, industri logam dasar -8,92 persen. Sementara sektor yang tumbuh positif yaitu tembakau 7,7 persen.

Menurut Kepala Bidang Statistik Produksi BPS Jabar, Ruslan, penurunan produksi manufaktur di Jabar disebabkan oleh beberapa hal. Salah satunya adalah ketidakpastian pemerintah terkait kebijakan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. Hal itu menyebabkan sejumlah industri belum berani melakukan proses produksi dalam jumlah besar. Sehingga, banyak industri lebih memilih menghabiskan stok akhir tahun.

“Turunnya produksi manufaktur di Jabar juga disebabkan masih minimnya pemanfaatan dana APBN. Sehingga daya serap produk belum maksimal. Kami berharap, ini akan membaik pada triwulan selanjutnya,” timpal dia.

Ruslan pun mengakui, adanya penurunan produksi pakaian jadi sejumlah industri tektil dan produk tekstil (TPT) disebabkan pengaruh krisis Eropa. Menurut dia, krisis tersebut menyebabkan pesanan pada sektor tersebut menurun. (ank)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2770 seconds (0.1#10.140)