Percantik kemasan, lahirkan kuliner unggulan
A
A
A
Sindonews.com – Perizinan untuk pemasaran makanan (kuliner) sangat mudah didapatkan para pelaku usaha. Hal itu seharusnya diberdayakan masyarakat untuk berlomba-lomba menciptakan produk kuliner terbaik dan inovatif,terutama dalam segi kemasan.
Seperti yang dikatakan salah satu pelaku bisnis kuliner di Kota Bandung, Afrinaldo Nuzurdi (Aldo), pada siaran langsung ”Sampurasun Wargi Jabar” di IMTV dari lantai satu Mal Bandung Indah Plaza, Jalan Merdeka, kemarin. Acara ini tersiar atas kerja sama Harian Umum Seputar Indonesia dan Sindo Radio. ”Pengurusan izin di Dinas Perindustrian dan Perdagangan sangat mudah dan cepat, setelah itu para pelaku usaha perlu membuat badan yang jelas bagi usahanya dengan bantuan notaris,” kata Aldo.
Selanjutnya bentuk perusahaan kuliner pun dapat dibuat sesuai tujuannya seperti perseroan terbatas (PT), koperasi,CV, perusahaan dagang (PD), dan berbagai bentuk badan usaha lainnya. Karena berbentuk usaha kecil menengah (UKM), usaha kuliner tidaklah terkena wajib pajak. ”Dengan modal yang kita punya, dipastikan usaha kuliner akan lancar, apalagi jika kita mengerjakannya sungguh-sungguh dan menggunakan waktu sebaik mungkin,” ujarnya. Prinsipnya dalam usaha ini, makin lambat melakukan usaha makin lama pula memperoleh hasilnya. Dia pun berbagi tips dalam talkshow tersebut yakni setelah izin badan usaha terbit, dianjurkan terlebih dahulu menganalisis pasar.
”Kita biasanya buat kuesioner dulu untuk melihat apa yang diinginkan dan diminati calon customer,” kata Aldo. Analisis kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan tantangan yang biasa dikenakan kepada berbagai bisnis pun berlaku pada bisnis ini. ”Misalnya warung kopi, kita dapat menyebar pada segmentasi remaja, jenis kopi apa saja yang jadi incaran, dan tempat seperti apa yang mereka inginkan,”paparnya dalam talkshow bertemakan ”Peluang bisnis kuliner di Bandung”itu.
Dia mencontohkan produknya sendiri,meskipun merupakan masakan rumahkan,tetapi kemasan yang ditampilkan sangat menarik minat. ”Hanya nasi biasa namun ketika disurvei orang lebih suka kemasan praktis, trendi, dan berpenampilan internasional. Rasa tradisional pun lebih menarik pelanggan sesuai lidahnya, tapi tetap merasa gaya saat menikmatinya,” kata dia. Setelah menyurvei beberapa penikmat makanan siap saji pun,produk kulinernya meningkatkan beberapa produk selain makan langsung di dekat gerobak trendinya.
”Selain dipasang di boot juga bisa untuk take away (dibungkus) bahkan delivery (diantar ke tempat),”akunya. Lokasi berjualan,menurut dia, sangat mempengaruhi tingkat pemasaran. Selain konsep tentunya, karyawan yang direkrut pun akan dilihat pelanggan. Lebih dari itu semua, pelanggan dipastikan terpikat dengan produknya. Dia menyadari kendala menjalankan bisnis di Kota Bandung, yakni harus punya strategi dan konsep menarik. ”Untuk mendapatkan bisnis yang benar-benar tepat kita harus berjuang dan survive, bagaimanapun keadaan kita.Apalagi saat penjualan kita menurun, kita harus bertahan sampai memberi keuntungan dan seattle di tempatnya,” tandas dia.
Salah satu pencinta kuliner di Kota Bandung Ardi,mengaku jatuh cinta pada sebuah produk karena packaging (pengemasannya).” Selain rasa yang pertama dilihat pastinya kemasan, saya suka produk dengan tampilan eye catching, simpel, tapi menggiurkan,” ujar vokalis band Atlantis ini. Keripik, batagor,nasi goreng adalah makanan kesukaannya. Dia mengaku enggan memakan produk kuliner dengan bungkus pasaran dan berantakan.
Seperti yang dikatakan salah satu pelaku bisnis kuliner di Kota Bandung, Afrinaldo Nuzurdi (Aldo), pada siaran langsung ”Sampurasun Wargi Jabar” di IMTV dari lantai satu Mal Bandung Indah Plaza, Jalan Merdeka, kemarin. Acara ini tersiar atas kerja sama Harian Umum Seputar Indonesia dan Sindo Radio. ”Pengurusan izin di Dinas Perindustrian dan Perdagangan sangat mudah dan cepat, setelah itu para pelaku usaha perlu membuat badan yang jelas bagi usahanya dengan bantuan notaris,” kata Aldo.
Selanjutnya bentuk perusahaan kuliner pun dapat dibuat sesuai tujuannya seperti perseroan terbatas (PT), koperasi,CV, perusahaan dagang (PD), dan berbagai bentuk badan usaha lainnya. Karena berbentuk usaha kecil menengah (UKM), usaha kuliner tidaklah terkena wajib pajak. ”Dengan modal yang kita punya, dipastikan usaha kuliner akan lancar, apalagi jika kita mengerjakannya sungguh-sungguh dan menggunakan waktu sebaik mungkin,” ujarnya. Prinsipnya dalam usaha ini, makin lambat melakukan usaha makin lama pula memperoleh hasilnya. Dia pun berbagi tips dalam talkshow tersebut yakni setelah izin badan usaha terbit, dianjurkan terlebih dahulu menganalisis pasar.
”Kita biasanya buat kuesioner dulu untuk melihat apa yang diinginkan dan diminati calon customer,” kata Aldo. Analisis kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan tantangan yang biasa dikenakan kepada berbagai bisnis pun berlaku pada bisnis ini. ”Misalnya warung kopi, kita dapat menyebar pada segmentasi remaja, jenis kopi apa saja yang jadi incaran, dan tempat seperti apa yang mereka inginkan,”paparnya dalam talkshow bertemakan ”Peluang bisnis kuliner di Bandung”itu.
Dia mencontohkan produknya sendiri,meskipun merupakan masakan rumahkan,tetapi kemasan yang ditampilkan sangat menarik minat. ”Hanya nasi biasa namun ketika disurvei orang lebih suka kemasan praktis, trendi, dan berpenampilan internasional. Rasa tradisional pun lebih menarik pelanggan sesuai lidahnya, tapi tetap merasa gaya saat menikmatinya,” kata dia. Setelah menyurvei beberapa penikmat makanan siap saji pun,produk kulinernya meningkatkan beberapa produk selain makan langsung di dekat gerobak trendinya.
”Selain dipasang di boot juga bisa untuk take away (dibungkus) bahkan delivery (diantar ke tempat),”akunya. Lokasi berjualan,menurut dia, sangat mempengaruhi tingkat pemasaran. Selain konsep tentunya, karyawan yang direkrut pun akan dilihat pelanggan. Lebih dari itu semua, pelanggan dipastikan terpikat dengan produknya. Dia menyadari kendala menjalankan bisnis di Kota Bandung, yakni harus punya strategi dan konsep menarik. ”Untuk mendapatkan bisnis yang benar-benar tepat kita harus berjuang dan survive, bagaimanapun keadaan kita.Apalagi saat penjualan kita menurun, kita harus bertahan sampai memberi keuntungan dan seattle di tempatnya,” tandas dia.
Salah satu pencinta kuliner di Kota Bandung Ardi,mengaku jatuh cinta pada sebuah produk karena packaging (pengemasannya).” Selain rasa yang pertama dilihat pastinya kemasan, saya suka produk dengan tampilan eye catching, simpel, tapi menggiurkan,” ujar vokalis band Atlantis ini. Keripik, batagor,nasi goreng adalah makanan kesukaannya. Dia mengaku enggan memakan produk kuliner dengan bungkus pasaran dan berantakan.
()