Gardu PLN meledak, industri di Bandung tersendat
A
A
A
Sindonews.com - Aktivitas industri di kawasan Bandung Timur dipastikan tersendat setelah salah satu gardu induk PLN di Ujungberung meledak pada Kamis 3 Mei kemarin. Akibat kebakaran tersebut, pasokan listrik ke sejumlah industri terhambat dan proses produksi tidak lancar.
Ketua DPD Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jabar Deddy Widjaya mengatakan, kebakaran pada gardu induk Ujungberung membuat aktivitas industri di wilayah Bandung Timur dan Jatinangor terhambat.
“Ada beberapa industri yang tidak bisa beroperasi, karena tersendatnya pasokan listrik,” kata Deddy Widjaya kepada wartawan di Bandung, Jumat (4/5/2012).
Menutur Deddy, paling tidak ada sekitar 100 industri besar, sedang, dan kecil yang terkena dampak terbakarnya gardu listrik PLN. Industri tersebut bergerak di berbagai sektor, seperti tekstil, garmen, industri manufaktur dan lainnya. Belum lagi sektor rill lainnya yang tidak terdeteksi.
Kondisi tersebut, lanjut dia, sangat menghambat aktivitas industri. Apalagi, industri yang mengandalkan sumber energi hanya dari pasokan listrik PLN. Selain itu, perusahaan pun harus menghentikan aktivitas pekerja akibat tidak bisa beroperasinya mesin industri. “Sementara mereka harus memenuhi kebutuhan pesanan dan tetap membayar upah karyawan,” timpal dia.
Lebih lanjut Deddy mengatakan, akibat kejadian tersebut, industri di wilayah Bandung Timur dan Jatinangor mengalami kerugian yang cukup besar. Diperkirakan, kerugian akibat terhentinya operasional bisnis mencapai puluhan miliar. Jumlah itu bisa lebih besar apabila dihitung dengan efek nonmaterial.
Namun yang paling penting, terhentinya aktivitas industri, akan membahayakan suplai barang kepada pemesan. Kondisi tersebut dikhawatirkan akan membuat industri menjadi kehilangan kepercayaan dari mitra kerjanya. “Kalau tidak bisa memenuhi pesanan, bisa jadi ada industri yang terkena pinalti,” jelas dia.
Deddy berharap, PLN segera melakukan perbaikan kerusakan tersebut. Sehingga, kerugian kalangan industri bisa diminimalisir dan pengusaha tidak dirugikan. “Semestinya ini menjadi pelajaran bagi PLN. Jangan sampai, kenaikan tarif listrik tidak diimbangi oleh pemerliharaan jaringan agar pelayanan kepada pelanggan tidak terbaikan,” timpal dia. (ank)
Ketua DPD Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jabar Deddy Widjaya mengatakan, kebakaran pada gardu induk Ujungberung membuat aktivitas industri di wilayah Bandung Timur dan Jatinangor terhambat.
“Ada beberapa industri yang tidak bisa beroperasi, karena tersendatnya pasokan listrik,” kata Deddy Widjaya kepada wartawan di Bandung, Jumat (4/5/2012).
Menutur Deddy, paling tidak ada sekitar 100 industri besar, sedang, dan kecil yang terkena dampak terbakarnya gardu listrik PLN. Industri tersebut bergerak di berbagai sektor, seperti tekstil, garmen, industri manufaktur dan lainnya. Belum lagi sektor rill lainnya yang tidak terdeteksi.
Kondisi tersebut, lanjut dia, sangat menghambat aktivitas industri. Apalagi, industri yang mengandalkan sumber energi hanya dari pasokan listrik PLN. Selain itu, perusahaan pun harus menghentikan aktivitas pekerja akibat tidak bisa beroperasinya mesin industri. “Sementara mereka harus memenuhi kebutuhan pesanan dan tetap membayar upah karyawan,” timpal dia.
Lebih lanjut Deddy mengatakan, akibat kejadian tersebut, industri di wilayah Bandung Timur dan Jatinangor mengalami kerugian yang cukup besar. Diperkirakan, kerugian akibat terhentinya operasional bisnis mencapai puluhan miliar. Jumlah itu bisa lebih besar apabila dihitung dengan efek nonmaterial.
Namun yang paling penting, terhentinya aktivitas industri, akan membahayakan suplai barang kepada pemesan. Kondisi tersebut dikhawatirkan akan membuat industri menjadi kehilangan kepercayaan dari mitra kerjanya. “Kalau tidak bisa memenuhi pesanan, bisa jadi ada industri yang terkena pinalti,” jelas dia.
Deddy berharap, PLN segera melakukan perbaikan kerusakan tersebut. Sehingga, kerugian kalangan industri bisa diminimalisir dan pengusaha tidak dirugikan. “Semestinya ini menjadi pelajaran bagi PLN. Jangan sampai, kenaikan tarif listrik tidak diimbangi oleh pemerliharaan jaringan agar pelayanan kepada pelanggan tidak terbaikan,” timpal dia. (ank)
()