Madu & racun produk perbankan

Minggu, 20 Mei 2012 - 09:47 WIB
Madu & racun produk perbankan
Madu & racun produk perbankan
A A A
Sindonews.com - Sama seperti Anda, hampir setiap hari saya menerima pesan pendek (SMS) tawaran dana tunai.Dalam promosinya, selalu dikatakan persyaratan ringan, biaya bunga rendah,dan proses administrasi cepat. Ada yang menawarkan bunga hingga di bawah satu persen per bulan.

Yang tidak dijelaskan adalah bunga yang ditawarkan itu sesungguhnya bukan bunga sebenarnya, tetapi bunga flat. Bahwa bunga efektif dari tawaran itu sejatinya hampir dua kali lipat bunga flat yang disebutkan. Memahami trik dan perhitungan semua tawaran bank, saya tidak mudah tertarik dengan produk inovatif dan kreatif mereka.

Di mata saya, ada banyak produk bank yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan masyarakat modern. Tetapi, ada juga produk bank yang justru harus kita hindari karena hitungannya kurang menguntungkan kita sebagai nasabah.

Madu yang Bermanfaat

Dengan hampir seluruh pembayaran gaji sektor formal kini dilakukan dengan transfer, kita tidak punya pilihan lain kecuali membuka tabungan di bank. Dalam masyarakat yang semakin cashless,mereka yang tidak punya nomor rekening bank dapat dipastikan tidak bekerja di sektor formal. Dengan memiliki tabungan, orang tua yang ingin mengirimkan uang saku untuk anaknya yang berkuliah di kota lain menjadi mudah.

Demikian juga seorang profesional muda yang menanggung biaya kehidupan orang tuanya di kampung halaman. Tidak ketinggalan, para pedagang mobil dan motor bekas pun dapat bertransaksi dengan aman dan nyaman tanpa harus antre di bank dan pada hari Sabtu, Minggu, dan libur sekalipun hanya dengan produk bank yang namanya kartu ATM. Tanpa kartu ATM, Anda akan capai mengantre di bank untuk mengambil atau menyetor uang dan harus rela dikenakan biaya penarikan tunai di bawah Rp5 juta. Karena itu, memiliki satu rekening tabungan dan kartu ATM-nya hukumnya wajib untuk para kas surplus.

Namun, jika di dompet Anda terdapat empat atau lebih kartu ATM,Anda sudah menjadi korban iklan dan promosi bank. Selain tabungan dan kartu ATM, produk bank yang juga sangat bermanfaat adalah kredit pemilikan rumah (KPR), apartemen (KPA), dan kendaraan bermotor (KKB). Dengan adanya produk-produk ini, penjualan rumah, apartemen, mobil, dan motor melesat 5–6 kali lipat. Industri perbankan dan lembaga keuangan menjadi tumbuh, sektor properti dan bisnis automotif ikut berkembang.

Pada saat yang sama, banyak keluarga baru dan profesional muda mampu memiliki rumah, apartemen atau kendaraan sendiri.Pada akhirnya, banyak pekerjaan baru yang tercipta dari menggeliatnya industri-industri di atas dan tingkat pengangguran ikut berkurang.Tanpa adanya produk bank ini,hanya sekitar belasan persen dari transaksi ini yang dapat direalisasikan. Di urutan berikutnya, dari puluhan produk bank yang saya ketahui,ada deposito yang masih menjadi alternatif utama investasi di Indonesia.Akibat persaingan memperebutkan dana yang semakin ketat, hampir semua bank papan atas gencar menawarkan produk ini dengan mengiming-imingi bunga yang tinggi.

Jika Anda sering ditelepon untuk membuka deposito di sebuah bank, Anda tidak sendiri. Saya pun kerap mengalami walaupun selalu menolaknya. Deposito harus diakui mempunyai peran positif dalam perekonomian kita. Dengan ditaruhnya dana lebih milik masyarakat dan perusahaan dalam produk ini, bank dapat memberikan kredit sehingga terbentuk banyak usaha baru sementara usaha lama menjadi lebih besar.

Inilah fungsi utama pasar keuangan yaitu menjembatani para kas surplus yang minim proyek investasi dengan para kas defisit yang memiliki banyak peluang investasi. Sejalan dengan fungsi ini, produk bank yang sama pentingnya dengan deposito adalah kredit investasi dan kredit modal kerja. Tanpa mampu menyalurkannya sebagai kredit kepada pihak ketiga, bank tidak bersedia dan tidak punya dana untuk membayarkan bunga kepada para deposan dan penabungnya. Setelah tabungan, kartu ATM, macam-macam kredit (KPR,KPA,KKB,investasi,dan modal kerja) dan deposito,ada kartu kredit di urutan berikutnya.

Dengan transaksi bulanan kartu kredit mencapai triliunan rupiah,Anda bisa mengirangira penurunan belanja konsumsi nasional jika tidak ada produk ini.Belanja dengan kartu plastik ini, selama utangnya tidak berubah menjadi kredit macet, berpengaruh positif terhadap pendapatan nasional. Kita ketahui bersama kalau pendapatan nasional dibangun dari konsumsi dan investasi nasional plus net ekspor dan pengeluaran pemerintah.

Yang perlu dihindari

Setelah memahami manfaat dan pentingnya produk-produk bank di atas, mungkin Anda bertanya, ”Adakah produk bank yang mesti kita sikapi dengan hati-hati?” Dalam pandangan saya, berikut ini adalah produk bank yang kurang bermanfaat. Pertama adalah asuransi tagihan kartu kredit yang disebut protection plan atau credit shield.

Biaya produk ini memang kecil yaitu 0,5 persen hingga satu persen dari total tagihan namun manfaatnya juga sangat terbatas yaitu untuk melunasi tagihan kartu kredit seorang pemegang kartu jika dirinya meninggal dunia. Kedua, tawaran bunga kredit nol persen yang sebenarnya tidak masuk akal jika Anda percaya kredo utama dalam dunia finansial bahwa there is no free lunch.Jika periode penawaran terbatas seperti selama pameran berlangsung atau ada syarat pembatasan lainnya seperti hanya untuk 100 pembeli pertama, tawaran itu layak untuk diambil dan saya pun sering memanfaatkannya.

Namun, Anda harus hati-hati jika tidak ada pembatasan di atas karena saya tidak percaya ada bank atau toko yang bersedia rugi bunga atau mau memberikan subsidi bunga tak terbatas. Ketiga adalah tabungan pendidikan yang umumnya hanya memberikan yield yang jauh lebih rendah daripada bunga deposito sekalipun. Keempat, kartu kredit sebagai alat utang.Terakhir,Anda pun harus waspada jika ditawari deposito dual currency yang penuh misteri itu.

Tip dari saya,pahami semua produk yang ditawarkan bank dengan baik sebelum Anda memutuskan. Mempelajari matematika keuangan dan logika keuangan akan sangat membantu Anda dalam menilai semua produk perbankan dengan cerdas.ï€

BUDI FRENSIDY
Penasihat Investasi dan Penulis Buku Matematika Keuangan
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4701 seconds (0.1#10.140)