Tren pasar furniture kian menjanjikan
A
A
A
Sindonews.com – Pasar produk furniture maupun mebel kini semakin menjanjikan. Hal ini seiring dengan semakin banyaknya kalangan yang membutuhkan produk tersebut, salah satunya kalangan perumahan yang penyerapan pasarnya semakin besar.
Kondisi ini juga terjadi di Kota Semarang,di mana tingginya pertumbuhan perumahan berdampak positif pada permintaan pasar furniture maupun mebel. Di tahun 2012 ini, permintaan furniture dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan antara 10-20 persen.
Store Manager Mer Furniture Semarang, Rollin Yodika mengatakan,indikator peningkatan penjualan furniture juga terlihat dari makin bertambahnya rumah tangga baru yang membutuhkan perabot bagi rumahnya. Produk yang paling laris di pasaran antara lain berupa springbed, almari pakaian, serta sofa.
”Untuk penjualan springbed sendiri kontribusinya cukup besar sekitar 20 persen dari total penjualan aneka macam furniture di toko kami,” katanya, kemarin.
Dia menuturkan, dibandingkan tahun lalu harga furniture masih tetap stabil.Namun saat berhembusnya isu kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) pada beberapa waktu lalu telah membuat harga naik antara 5-10 persen.”Harga furniture dari suplier sempat ada kenaikan garagara isu BBM, tapi saat ini sudah kembali normal,”ujarnya.
Ketua Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) Jateng, Anggoro Rahmadiputro mengatakan, permintaan pasar produk furniture maupun mebel di pasar domestik belakangan memang terus meningkat. Namun tidak semua pengusaha lokal bisa menyediakan produk seperti yang diminta pasar. ”Bagi yang biasa ekspor,untuk menggarap pasar domestik itu perlu waktu. Karena model atau desain yang diminati pasar ekspor dengan domestik berbeda,” tandasnya.
Terhadap pengusaha yang biasanya menggarap pasar domestik tentu ini menjadi peluang yang harus terus dikembangkan.
Kondisi ini juga terjadi di Kota Semarang,di mana tingginya pertumbuhan perumahan berdampak positif pada permintaan pasar furniture maupun mebel. Di tahun 2012 ini, permintaan furniture dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan antara 10-20 persen.
Store Manager Mer Furniture Semarang, Rollin Yodika mengatakan,indikator peningkatan penjualan furniture juga terlihat dari makin bertambahnya rumah tangga baru yang membutuhkan perabot bagi rumahnya. Produk yang paling laris di pasaran antara lain berupa springbed, almari pakaian, serta sofa.
”Untuk penjualan springbed sendiri kontribusinya cukup besar sekitar 20 persen dari total penjualan aneka macam furniture di toko kami,” katanya, kemarin.
Dia menuturkan, dibandingkan tahun lalu harga furniture masih tetap stabil.Namun saat berhembusnya isu kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) pada beberapa waktu lalu telah membuat harga naik antara 5-10 persen.”Harga furniture dari suplier sempat ada kenaikan garagara isu BBM, tapi saat ini sudah kembali normal,”ujarnya.
Ketua Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) Jateng, Anggoro Rahmadiputro mengatakan, permintaan pasar produk furniture maupun mebel di pasar domestik belakangan memang terus meningkat. Namun tidak semua pengusaha lokal bisa menyediakan produk seperti yang diminta pasar. ”Bagi yang biasa ekspor,untuk menggarap pasar domestik itu perlu waktu. Karena model atau desain yang diminati pasar ekspor dengan domestik berbeda,” tandasnya.
Terhadap pengusaha yang biasanya menggarap pasar domestik tentu ini menjadi peluang yang harus terus dikembangkan.
()