Program hemat energi terinspirasi cerita Jepang

Rabu, 30 Mei 2012 - 13:45 WIB
Program hemat energi terinspirasi cerita Jepang
Program hemat energi terinspirasi cerita Jepang
A A A
Sindonews.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengklaim bahwa pihaknya telah melakukan penghematan energi di lingkungan Istana Negara. Penghematan tersebut, kata Presiden, sudah dilakukan di kompleks lembaga kepresidenan dengan mematikan separuh lampu.

"Saya ingin memberi tahu bahwa di kompleks di Lembaga Kepresidenan berbeda dengan hari-hari sebelumnya, sudah banyak lampu yang kita padamkan. Kalau berkeliling melihat-lihat kompleks ini sudah hampir separuh yang barangkali kita hidupkan dan tidak kita hidupkan," ungkap SBY disela-sela penyampaian Laporan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) tentang Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LHP LKPP) 2011, di Istana Negara, Jalan Medan Merdeka Utara, Rabu (30/5/2012).

Menurutnya langkah tersebut dia contoh dari Jepang yang berhasil melakukan penghematan dalam bidang energi. "Ada kisah yang menjadi favorit saya. Saya pernah diberitahu beberapa tahun yang lalu, contoh sebuah bangsa yang melakukan penghematan di bidang energi yaitu Jepang. Cerita yang saya dengar itu pasca perang dunia kedua, terutama perang di Mandala Pacific, Jepang mengalami keadaan yang penuh dengan kesulitan termasuk ekonominya, tentu kita memahami mengapa. Negara dan bangsa Jepang waktu itu bertekad untuk kembali membangun negaranya dari puing-puing peperangan," ceritanya.

Lanjut dia, membangun kembali perekonomiannya, salah satu yang dilakukan dalam misi maha besar itu adalah melaksanakan penghematan atas banyak hal yang mesti dihemat termasuk penghematan di bidang energi, termasuk penghematan di bidang listrik.

"Konon cerita yang saya terima itu, kota Tokyo boleh dikatakan gelap di malam hari dimana hanya dua gedung yang listriknya tetap menyala. Gedung itu, adalah gedung dimana para pejabat Jepang, menteri dan para pejabat terasnya bekerja 24 jam untuk memikirkan pemulihan ekonomi negaranya. Untuk memikirkan bagaimana membangun Jepang, pasca perang dunia kedua itu, itu yang saya dengar," jelasnya.

Tak hanya melalui cerita yang dia terima soal gerakan penghematan yang dilakukan Jepang, melainkan SBY juga menyaksikan langsung tentang gerakan penghematan yang dilakukan Jepang.

"Satunya lagi, masih di Jepang saya alami sendiri tahun lalu ketika terjadi gempa bumi dan tsunami di Jepang, dan ada gangguan terhadap sumber listrik yaitu pembangkit tenaga nuklir yang mengalami kerusakan. Kurangnya suplai listrik maka juga dilakukan penghematan pada saat itu. Waktu saya ketemu PM Naotoka dan saya berkunjung ke Kaisar, Akihito di Istana, saya waktu itu dalam kapasitas sebagai Ketua ASEAN," jelasnya.

Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat itu juga berharap semua pihak dan elemen bangsa ini saling bahu membahu untuk melakukan penghematan energi. Sebab penghematan merupakan solusi terbaik dikala dampak gejolak perekonomian dunia juga dialami Indonesia.

"Jepang saja ekonomi terbesar dunia, manakala negara mengalami kesulitan juga bersedia melaksanakan pengehematan. Oleh karena itu, pidato saya tadi malam yang saya sampaikan kepada rakyat Indonesia saya bersungguh berharap mari kita bergandengan tangan melaksanakan penghematan energi," pungkasnya.

Ia menambahkan penghematan tersebut dilakukan karena ada tekanan terhadap Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). "Kita tidak memilih menaikkan BBM dan tarif dasar listrik saat sekarang ini tetapi agar selamat segala sesuatunya agar aman APBN, maka opsi satu-satunya mari melakukan penghematan energi secara signifikan," tandasnya. (ank)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5539 seconds (0.1#10.140)