Industri herbal tanah air maju pesat
A
A
A
Sindonews.com - Transaksi perdagangan obat-obatan herbal di Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir ini terbukti meningkat tajam dari tahun-tahun sebelumnya. Yakni dari Rp400 miliar menjadi Rp10 triliun.
Dekan Fakultas Farmasi Universitas Pancasila Wahono Sumaryono mengatakan obat herbal mulai diminati karena dari sisi ekonomi, keilmuan, dan pemanfaatan potensi tumbuhan, sangat berpotensi. "Untuk obat non herbal rata-rata kenaikan antara 11-12 persen, sedangkan obat herbal mencapai 20 persen setiap tahun," ujarnya kepada wartawan, Rabu (30/5/2012).
Keuntungannya, yaitu, obat herbal tak memiliki efek samping sehingga menarik bagi masyarakat untuk menggunakannya. Hal itu membuat obat herbal naik tajam, dan industri pengolahan obat herbal juga mengalami peningkatan. "Apalagi faktor kekayaan nabati yang melimpah di Indonesia," paparnya.
Wahono mengatakan pada tahun 2011 transaksi perdagangan kimia sintetik mencapai Rp43 tiliun, sedangkan industri obat herbal Rp10 triliun. "Melihat tren yang meningkat setiap tahun saya yakin industri herbal akan melampaui industri obat kimia yang selama ini mendominasi obat-obatan di tanah air," tandasnya.
Ia menilai industri obat herbal di China meningkat tajam sehingga kita perlu belajar dari negara tirai bambu tersebut. "Mereka selalu mendokumentasikan pengobatan herbal dari nenek moyangnya," ujarnya. (ank)
Dekan Fakultas Farmasi Universitas Pancasila Wahono Sumaryono mengatakan obat herbal mulai diminati karena dari sisi ekonomi, keilmuan, dan pemanfaatan potensi tumbuhan, sangat berpotensi. "Untuk obat non herbal rata-rata kenaikan antara 11-12 persen, sedangkan obat herbal mencapai 20 persen setiap tahun," ujarnya kepada wartawan, Rabu (30/5/2012).
Keuntungannya, yaitu, obat herbal tak memiliki efek samping sehingga menarik bagi masyarakat untuk menggunakannya. Hal itu membuat obat herbal naik tajam, dan industri pengolahan obat herbal juga mengalami peningkatan. "Apalagi faktor kekayaan nabati yang melimpah di Indonesia," paparnya.
Wahono mengatakan pada tahun 2011 transaksi perdagangan kimia sintetik mencapai Rp43 tiliun, sedangkan industri obat herbal Rp10 triliun. "Melihat tren yang meningkat setiap tahun saya yakin industri herbal akan melampaui industri obat kimia yang selama ini mendominasi obat-obatan di tanah air," tandasnya.
Ia menilai industri obat herbal di China meningkat tajam sehingga kita perlu belajar dari negara tirai bambu tersebut. "Mereka selalu mendokumentasikan pengobatan herbal dari nenek moyangnya," ujarnya. (ank)
()