Nilai ekspor fashion berpotensi naik 7%
A
A
A
Sindonews.com - Nilai ekspor subsektor busana (fashion) dan kerajinan nasional pada tahun ini diperkirakan akan naik 5–7 persen dibandingkan realisasi tahun lalu yang sekitar USD13 miliar.
Dirjen Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Euis Saedah mengatakan, ekspor dua subsektor itu didorong oleh meningkatnya permintaan dari Eropa dan Amerika Serikat (AS), terutama menjelang momen Natal dan Tahun Baru.
Terkait tenaga kerja,lanjutnya, satu unit UKM bisa menyerap 1–2 tenaga kerja tetap.Dia mengungkapkan, saat ini ada sekitar 500 unit UKM di Indonesia.
“Potensinya bisa menyerap 1,5 juta tenaga kerja.Kalau tambah tenaga,kerja informal potensinya bisa 8 juta orang,” kata Euis seusai pembukaan Pameran Dekranas di Kemenperin, Jakarta, kemarin.
Menurut dia, pada kuartal I/2012 jumlah tenaga kerja bisa bertambah sekitar 10–15% dibandingkan kuartal III dan IV tahun lalu. Namun, Euis mengatakan, inovasi IKM di dalam negeri masih kalah dibandingkan dengan negara lain.
Dia menjelaskan, potensi dan keragaman material Indonesia jauh lebih bagus dibandingkan Amerika. Tetapi, bisnis manajemen dan inovasi Indonesia belum begitu bagus.
Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan, fashion, kerajinan, komputer, dan peranti lunak merupakan subsektor yang dominan memberikan kontribusi ekonomi, baik dalam nilai tambah, tenaga kerja, jumlah perusahaan dan ekspor.
“Nilai tambah yang dihasilkan subsektor fashion dan kerajinan adalah 44,3% dan 24,8% terhadap total kontribusi sektor industri kreatif,” kata Hidayat. Dominasi kedua subsektor tersebut karena populasinya menyebar di seluruh Indonesia serta didukung kekayaan budaya etnis di masing-masing daerah.
Euis menambahkan, saat ini pihaknya tengah menjajaki kerja sama dengan Turki terkait pengadaan mesin perkakas tekstil. Selama ini Indonesia masih bergantung pada China. (bro)
()