Ekspor kopi Sumut masih melemah

Kamis, 14 Juni 2012 - 10:39 WIB
Ekspor kopi Sumut masih...
Ekspor kopi Sumut masih melemah
A A A
Sindonews.com – Nilai ekspor kopi Sumatera Utara (Sumut) masih mengalami pelambatan seiring dengan belum stabilnya kondisi di pasar global.

Penjualan kopi jenis Arabica asal Sumut tercatat masih melemah sebesar 1,5 persen pada periode Mei 2012 menjadi USD152,8 juta dengan volume 23,389 juta kilogram (kg) dari USD155,13 juta dengan volume 28,205 kg pada Mei 2011. Meski begitu, penjualan ke pasar luar negeri itu mengalami perbaikan dari bulan sebelumnya.

Dimana pada april 2012, ekspor kopi jenis yang sama tercatat turun hingga sembilan persen menjadi USD111,687 juta dengan volume 16,979 juta kg dari USD122,74 juta dengan volume 23,018 kg pada periode April 2011.

Penurunan tersebut, menurut Kasi Ekspor Hasil Pertanian dan Pertambangan Subdinas Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sumut Fitra Kurnia, dikarenakan importer menganggap harga biji kopi jenis arabica asal Sumut mahal. ”Sehingga mereka lebih membeli sekadarnya saja,” kata Fitra, kepada wartawan, di Medan, kemarin.

Fitra menuturkan, meski pelemahan penjualan terjadi, kondisi itu tidak berimbas pada para petani kopi. Pasalnya, penjualan dalam negeri masih cukup tinggi. Selain itu,menurut Fitra,petani juga sudah mengetahui harga pasaran internasional. Terutama untuk jenis kopi Gayo, Mandailing, dan Toraja. Sehingga, pendapatan mereka masih stabil.

Sementara para eksportir juga melakukan upaya agar marjin yang mereka miliki tetap tinggi. Untuk mangakali tingginya harga beli, mereka juga mem-blending kopi yang berasal dari negara lain, seperti kopi Columbia, Brazil, dan masih banyak jenis kopi lainnya. Eksportir, lanjut dia, juga masih bisa mengharapkan penjualan dari jenis kopi lain seperti kopi robusta. “Ekspor kopi robusta Sumut masih tetap stabil,”imbuhnya.

Berdasarkan data SKA (Surat Keterangan Asal) Mei 2012, nilai ekspor kopi robusta tercatat naik 8,5 persen menjadi USD- 4,396 juta dengan volume 2,1 juta kg, dari periode sama tahun lalu sebesar USD4,051 juta dengan volume 2,08 juta kg. Wakil Ketua Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Sumut, Saidul Alam mengatakan, penjualan ekspor kopi Sumut untuk jenis arabica tidak lepas dari kurangnya minat pembeli, karena harganya yang dianggap mahal.

Padahal, menurut Saidul, harga itu,memang mencerminkan kualitas yang dimiliki kopi tersebut. ”Harganya sebenarnya sudah wajar, lantaran kualitas dan rasanya yang khas,”kata dia. Saidul mengatakan, harga kopi arabica Sumut di pasar internasional, masih berada pada kisaran USD5-USD6/kg. Harga ini, tentunya menguntungkan bagi petani.

Untuk itu, AEKI Sumut meminta agar eksportir Sumut tidak membanting harga kopi Arabica, demi untuk menaikan penjualan. Ada baiknya jika penurunan pasar tersebut diakali dengan membuka sejumlah pasar baru yang lebih prospektif.
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7342 seconds (0.1#10.140)