BUMN jangan raup laba dari pemanfaatan aset!
A
A
A
Sindonews.com - Badan Usaha Milik Negara (BUMN) harus melakukan terobosan baru untuk meraih laba. Selain sebagai agent of depelovment, laba itu baiknya diperoleh dari terobosan bisnis bukan dengan pemanfaatan aset.
Konsultan transforming company dari Sentra System Imanuel Iman mengatakan, beberapa BUMN saat ini rajin mengejar laba maksimal dengan cara apapun termasuk optimalisasi asset. Padahal laba itu harusnya diperoleh dari main bisnis (bisnis utama) BUMN itu.
“Kalaupun BUMN diberikan target laba, laba yang diperoleh harus tetap berasal dari main bisnisnya bukan dari kegiatan lain seperti pemanfaatan aset, atau kegiatan lainnya,” kata Immanuel di Jakarta, Senin (18/6/2012).
Menurut Imanuel, Direksi BUMN juga perlu diberikan target yang jelas dan terukur dengan program kerjanya.
“Evaluasi harus dilakukan di Awal. Program kerjanya apa? Bukan diakhir (evaluasi akhir tahun). Evaluasi di akhir sudah terlambat. Evaluasi di awal untuk melihat apakah secara teori program kerjanya sudah baik? Jika belum, kita bisa koreksi,” jelasnya.
Selain itum Direksi BUMN harus ditekankan untuk melakukan perubahan. Tugasnya bukan memelihara kondisi sekarang, tapi melakukan perubahan. "Target perubahan yang mau dilakukan apa? Dan dipresentasikan ke komisaris,"ujarnya.
"Pada saat mempresentasikan rencana perubahan yang mau dilakukan, bisa dipanggil orang-orang yang berpengalaman untuk mengkritisi rencana perubahan tersebut, apakah make sense atau tidak. Evaluasi bukan di targetnya tapi evaluasi di program kerjanya. Target hanyalah result yang tercapai secara otomatis,"tambahnya.
Imanuel juga menyarankan pemerintah kembali menata target BUMN. Beberapa BUMN sebaiknya jangan dibebankan untuk meraih laba. Karena target tidak harus laba.
“Kalau semuanya menggunakan ukuran laba, ya jadi sulit. Jika tidak untung ditutup saja. Padahal mungkin organisasi tersebut memiliki fungsi strategis lain yang bukan dalam bentuk laba. Misalnya pelayanan masyarakat atau stabilitas harga bahan pokok,” jelasnya.
Kata dia, Bulog, targetnya apa? Misalnya menjaga stabilitas harga beras, maka dia harus memiliki target terukur untuk melihat apakah program bulog berhasil atau tidak.
"Misalnya selisih harga di pasar +/- 20 persen. Maka target inilah yang akan menjadi tujuan dari Bulog. Dari target inilah kemudian disusun program kerja untuk mencapai target tersebut,"pungkasnya.
Konsultan transforming company dari Sentra System Imanuel Iman mengatakan, beberapa BUMN saat ini rajin mengejar laba maksimal dengan cara apapun termasuk optimalisasi asset. Padahal laba itu harusnya diperoleh dari main bisnis (bisnis utama) BUMN itu.
“Kalaupun BUMN diberikan target laba, laba yang diperoleh harus tetap berasal dari main bisnisnya bukan dari kegiatan lain seperti pemanfaatan aset, atau kegiatan lainnya,” kata Immanuel di Jakarta, Senin (18/6/2012).
Menurut Imanuel, Direksi BUMN juga perlu diberikan target yang jelas dan terukur dengan program kerjanya.
“Evaluasi harus dilakukan di Awal. Program kerjanya apa? Bukan diakhir (evaluasi akhir tahun). Evaluasi di akhir sudah terlambat. Evaluasi di awal untuk melihat apakah secara teori program kerjanya sudah baik? Jika belum, kita bisa koreksi,” jelasnya.
Selain itum Direksi BUMN harus ditekankan untuk melakukan perubahan. Tugasnya bukan memelihara kondisi sekarang, tapi melakukan perubahan. "Target perubahan yang mau dilakukan apa? Dan dipresentasikan ke komisaris,"ujarnya.
"Pada saat mempresentasikan rencana perubahan yang mau dilakukan, bisa dipanggil orang-orang yang berpengalaman untuk mengkritisi rencana perubahan tersebut, apakah make sense atau tidak. Evaluasi bukan di targetnya tapi evaluasi di program kerjanya. Target hanyalah result yang tercapai secara otomatis,"tambahnya.
Imanuel juga menyarankan pemerintah kembali menata target BUMN. Beberapa BUMN sebaiknya jangan dibebankan untuk meraih laba. Karena target tidak harus laba.
“Kalau semuanya menggunakan ukuran laba, ya jadi sulit. Jika tidak untung ditutup saja. Padahal mungkin organisasi tersebut memiliki fungsi strategis lain yang bukan dalam bentuk laba. Misalnya pelayanan masyarakat atau stabilitas harga bahan pokok,” jelasnya.
Kata dia, Bulog, targetnya apa? Misalnya menjaga stabilitas harga beras, maka dia harus memiliki target terukur untuk melihat apakah program bulog berhasil atau tidak.
"Misalnya selisih harga di pasar +/- 20 persen. Maka target inilah yang akan menjadi tujuan dari Bulog. Dari target inilah kemudian disusun program kerja untuk mencapai target tersebut,"pungkasnya.
()