Musim giling, harga gula malah melonjak
A
A
A
Sindonews.com - Memasuki musim giling di Pabrik Gula (PG) Kedawoeng, harga gula di pasaran justru melonjak tajam. Kenaikan harga yang mencapai Rp5.000/kg ini disinyalir ulah spekulan pedagang yang memanfaatkan minimnya pasokan gula.
Menurut Farida, seorang ibu rumah tangga di Gondangwetan Kabupaten Pasuruan, mengaku kaget dengan melonjaknya harga gula yang dibeli di pedagang eceran yang mencapai Rp16 ribu/kg. Padahal pada pekan lalu, ia masih membeli dengan harga Rp11 ribu/kg.
"Kenaikan harga gula ini sudah diluar kebiasaan yang paling tinggi mencapai Rp1.500/kg. Pedagang berkilah, kenaikan harga gula tersebut karena agen sudah menaikkan harga lebih dulu," kata Farida, Jumat (22/6/2012).
Ia berharap, kenaikan harga gula ini tidak berlangsung dalam waktu lama. Karena pada bulan Juli mendatang, sudah memasuki bulan Ramadhan yang biasanya juga diikuti kenaikan harga bahan pokok lainnya.
Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat (APTR) PG Kedawoeng, Pasuruan, Mawardi mengungkapkan, sejak beberapa bulan lalu, pasokan gula di pasaran memang mengalami penurunan. Hal ini disebabkan tidak dikeluarkannya ijin impor gula oleh pemerintah terhadap importir yang belum menyelesaikan persoalan pajaknya.
"Ijin impor gula tidak dikeluarkan hingga bulan Agustus mendatang. Akibatnya, pasokan gula di pasaran menjadi berkurang. Sehingga kenaikan harga gula ini salah satunya disebabkan hukum pasar suplay and demand yang tidak seimbang," kata Mawardi.
Menurut Mawardi, kebutuhan gula nasional hanya bisa dicukupi dari PG sebesar 60 persen. Sedangkan sisanya dipenuhi dari pengadaan gula yang didatangkan importir. Namun karena ijin importir gula tersebut tidak diterbitkan, sehingga pasokan gula dipasaran menjadi terganggu.
"Ijin impor gula ini akan dikeluarkan seusai musim giling tebu yakni bulan Agustus hingga 1 bulan menjelang musim giling berikutnya. Kalau di pasaran terjadi kenaikan harga, kemungkinan akibat permainan pedagang," tandas Mawardi.
Menurut Farida, seorang ibu rumah tangga di Gondangwetan Kabupaten Pasuruan, mengaku kaget dengan melonjaknya harga gula yang dibeli di pedagang eceran yang mencapai Rp16 ribu/kg. Padahal pada pekan lalu, ia masih membeli dengan harga Rp11 ribu/kg.
"Kenaikan harga gula ini sudah diluar kebiasaan yang paling tinggi mencapai Rp1.500/kg. Pedagang berkilah, kenaikan harga gula tersebut karena agen sudah menaikkan harga lebih dulu," kata Farida, Jumat (22/6/2012).
Ia berharap, kenaikan harga gula ini tidak berlangsung dalam waktu lama. Karena pada bulan Juli mendatang, sudah memasuki bulan Ramadhan yang biasanya juga diikuti kenaikan harga bahan pokok lainnya.
Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat (APTR) PG Kedawoeng, Pasuruan, Mawardi mengungkapkan, sejak beberapa bulan lalu, pasokan gula di pasaran memang mengalami penurunan. Hal ini disebabkan tidak dikeluarkannya ijin impor gula oleh pemerintah terhadap importir yang belum menyelesaikan persoalan pajaknya.
"Ijin impor gula tidak dikeluarkan hingga bulan Agustus mendatang. Akibatnya, pasokan gula di pasaran menjadi berkurang. Sehingga kenaikan harga gula ini salah satunya disebabkan hukum pasar suplay and demand yang tidak seimbang," kata Mawardi.
Menurut Mawardi, kebutuhan gula nasional hanya bisa dicukupi dari PG sebesar 60 persen. Sedangkan sisanya dipenuhi dari pengadaan gula yang didatangkan importir. Namun karena ijin importir gula tersebut tidak diterbitkan, sehingga pasokan gula dipasaran menjadi terganggu.
"Ijin impor gula ini akan dikeluarkan seusai musim giling tebu yakni bulan Agustus hingga 1 bulan menjelang musim giling berikutnya. Kalau di pasaran terjadi kenaikan harga, kemungkinan akibat permainan pedagang," tandas Mawardi.
()