Bappenas: RI justru cenderung membaik
A
A
A
Sindonews.com - Berbagai anggapan terus berkembang di masyarakat perihal Failed State Indexes (Indeks Negara Gagal) yang dikeluarkan sebuah NGO asing yang menyebutkan Indonesia sebagai negara gagal. Penilaian tersebut muncul akibat dua indikator yakni perlindungan HAM dan penindasan terhadap etnis atau kelompok masyarakat tertentu yang terus menunjukkan perkembangan yang memburuk.
Meskipun demikian, Menteri PPN/Kepala Bappenas Armida S. Alisjahbana justru punya pandangan terbalik dari pemberitaan yang marak di berbagai media atas hasil survei tersebut. Menurut Armida, survei tersebut justru menunjukkan kondisi Indonesia yang membaik. "Apanya yang mendekati negara gagal? Wong hasil survei itu menunjukkan Indonesai membaik kok," terang Armida di kantornya, Senin (25/6/2012).
Dari 12 indikator yang menjadi penilaian lembaga survei tersebut, tambah Armida, enam indikator membaik, empat stagnan (relatif tetap), hanya dua memburuk. "Indonesia berada dalam kecenderungan kondisi membaik, dengan pencapaian nilai 80,6," tambah Armida.
Dari data yang berhasil dihimpun dan dibandingkan dari hasil survei tahun sebelumnya yang dilakukan The Fund for Peace (lembaga survei asing), didapat Dua indikator yang menunjukkan kondisi memburuk adalah:
Group Grivance meliputi diskriminasi, penindasan, kekerasan etnis, kelompok aliran dan agama menunjukkan kecenderungan memburuk dengan nilai 7,1 pada 2012 dari posisi sebelumnya 6,6 pada 2011.
Human Rights yaitu kebebasan pers, kebebasan hak sipil, kebebasan politik, perdagangan manusia penyiksaan dan keagamaan menunjukkan kecenderungan memburuk dengan nilai 6,8 pada 2012 dari posisi sebelumnya 6,3 pada 2011.
Enam indikator yang menunjukkan kondisi membaik adalah:
Refugees and IDP meliputi tampungan pengungsi, dan pengungsi perkapita menunjukkan kecenderungan membaik dengan nilai 6,3 pada 2012 dari posisi sebelumnya 6,6 pada 2011.
Human Flight meliputi migrasi sumber daya, human capital dan emigrasi orang terdidik menunjukkan kecenderungan membaik dengan nilai 6,6 pada 2012 dari posisi sebelumnya 6,9 pada 2011.
Uneven Development meliputi bagian pendapatan kelompok 10 persen teratas, bagian pendapatan kelompok 10 persen terendah, distribusi pelayanan perkotaan-pedesaan, dan populasi kumuh menunjukkan kecenderungan membaik dengan nilai 7,2 pada 2012 dari posisi sebelumnya 7,5 pada 2011.
Proverty and economic decline seperti defisit ekonomi, utang pemerintah, pengangguran, daya beli, PDB, pertumbuhan PDB serta inflasi menunjukkan kecenderungan membaik dengan nilai 6,0 pada 2012 dari posisi sebelumnya 6,4 pada 2011.
Publick Service meliputi penyediaan pendidikan, infrastruktur, kualitas pelayanan kesehatan, sambungan telpon, akses internet, kehandalan energi dan jalan raya menunjukkan kecenderungan membaik dengan nilai 6,2 pada 2012 dari posisi sebelumnya 6,5 pada 2011.
External Intervension yaitu bantuan asing, intervensi militer asing dan sanksi peringkat kredit menunjukkan kecenderungan membaik dengan nilai 6,5 pada 2012 dari posisi sebelumnya 6,2 pada 2011.
Empat indikator yang menunjukkan kondisi stagnan adalah:
Demographic Presure seperti bencana alam, penyakit, lingkungan, polusi, kelangkaan pangan dan malnutrisi menunjukkan kecenderungan Staganan dengan nilai 7,4 pada 2012 dari posisi sebelumnya 7,4 pada 2011.
Legitimacy of the State yaitu, korupsi, efektifitas pemerintahan, partisipasi politik, proses pemilu, tingkat demokrasi, demonstrasi dan protes serta perebutan kekuasaan menunjukkan kecenderungan stagnan dengan nilai 6,7 pada 2012 dari posisi sebelumnya 6,7 pada 2011.
Security Apparatus meliputi konflik internal, kerusuhan dalam protes, kudeta militer, aktivitas pemberontak dan pemboman menunjukkan kecenderungan stagnan dengan nilai 7,1 pada 2012 dari posisi sebelumnya 7,1 pada 2011.
Factionalized Elites yaitu perebutan kekuasaan, penghianatan, pemilu cacat dan kompetisi politis menunjukkan kecenderungan stagnan dengan nilai 7,0 pada 2012 dari posisi sebelumnya 7,0 pada 2011.
Meskipun demikian, Menteri PPN/Kepala Bappenas Armida S. Alisjahbana justru punya pandangan terbalik dari pemberitaan yang marak di berbagai media atas hasil survei tersebut. Menurut Armida, survei tersebut justru menunjukkan kondisi Indonesia yang membaik. "Apanya yang mendekati negara gagal? Wong hasil survei itu menunjukkan Indonesai membaik kok," terang Armida di kantornya, Senin (25/6/2012).
Dari 12 indikator yang menjadi penilaian lembaga survei tersebut, tambah Armida, enam indikator membaik, empat stagnan (relatif tetap), hanya dua memburuk. "Indonesia berada dalam kecenderungan kondisi membaik, dengan pencapaian nilai 80,6," tambah Armida.
Dari data yang berhasil dihimpun dan dibandingkan dari hasil survei tahun sebelumnya yang dilakukan The Fund for Peace (lembaga survei asing), didapat Dua indikator yang menunjukkan kondisi memburuk adalah:
Group Grivance meliputi diskriminasi, penindasan, kekerasan etnis, kelompok aliran dan agama menunjukkan kecenderungan memburuk dengan nilai 7,1 pada 2012 dari posisi sebelumnya 6,6 pada 2011.
Human Rights yaitu kebebasan pers, kebebasan hak sipil, kebebasan politik, perdagangan manusia penyiksaan dan keagamaan menunjukkan kecenderungan memburuk dengan nilai 6,8 pada 2012 dari posisi sebelumnya 6,3 pada 2011.
Enam indikator yang menunjukkan kondisi membaik adalah:
Refugees and IDP meliputi tampungan pengungsi, dan pengungsi perkapita menunjukkan kecenderungan membaik dengan nilai 6,3 pada 2012 dari posisi sebelumnya 6,6 pada 2011.
Human Flight meliputi migrasi sumber daya, human capital dan emigrasi orang terdidik menunjukkan kecenderungan membaik dengan nilai 6,6 pada 2012 dari posisi sebelumnya 6,9 pada 2011.
Uneven Development meliputi bagian pendapatan kelompok 10 persen teratas, bagian pendapatan kelompok 10 persen terendah, distribusi pelayanan perkotaan-pedesaan, dan populasi kumuh menunjukkan kecenderungan membaik dengan nilai 7,2 pada 2012 dari posisi sebelumnya 7,5 pada 2011.
Proverty and economic decline seperti defisit ekonomi, utang pemerintah, pengangguran, daya beli, PDB, pertumbuhan PDB serta inflasi menunjukkan kecenderungan membaik dengan nilai 6,0 pada 2012 dari posisi sebelumnya 6,4 pada 2011.
Publick Service meliputi penyediaan pendidikan, infrastruktur, kualitas pelayanan kesehatan, sambungan telpon, akses internet, kehandalan energi dan jalan raya menunjukkan kecenderungan membaik dengan nilai 6,2 pada 2012 dari posisi sebelumnya 6,5 pada 2011.
External Intervension yaitu bantuan asing, intervensi militer asing dan sanksi peringkat kredit menunjukkan kecenderungan membaik dengan nilai 6,5 pada 2012 dari posisi sebelumnya 6,2 pada 2011.
Empat indikator yang menunjukkan kondisi stagnan adalah:
Demographic Presure seperti bencana alam, penyakit, lingkungan, polusi, kelangkaan pangan dan malnutrisi menunjukkan kecenderungan Staganan dengan nilai 7,4 pada 2012 dari posisi sebelumnya 7,4 pada 2011.
Legitimacy of the State yaitu, korupsi, efektifitas pemerintahan, partisipasi politik, proses pemilu, tingkat demokrasi, demonstrasi dan protes serta perebutan kekuasaan menunjukkan kecenderungan stagnan dengan nilai 6,7 pada 2012 dari posisi sebelumnya 6,7 pada 2011.
Security Apparatus meliputi konflik internal, kerusuhan dalam protes, kudeta militer, aktivitas pemberontak dan pemboman menunjukkan kecenderungan stagnan dengan nilai 7,1 pada 2012 dari posisi sebelumnya 7,1 pada 2011.
Factionalized Elites yaitu perebutan kekuasaan, penghianatan, pemilu cacat dan kompetisi politis menunjukkan kecenderungan stagnan dengan nilai 7,0 pada 2012 dari posisi sebelumnya 7,0 pada 2011.
()