Pembatasan impor hortikultura picu inflasi
A
A
A
Sindonews.com - Pembatasan impor hortikultura oleh pemerintah diprediksi memicu lonjakan inflasi di Jawa Barat (Jabar). Kendati aturan pembatasan impor hortikultura ditunda selama tiga bulan kedepan, namun realisasi pada saatnya nanti tetap akan memicu inflasi.
"Tekanan inflasi akibat pembatasan hortikultura impor antara 1-3 persen," kata Dewan Pengarah Forum Komunikasi Pengendali Inflasi Daerah (FKPID) Jawa Barat Lucky Fathul Azis Hadibrata usai Rapat Koordinasi Tingkat Tinggi di Ruang Sanggabuana Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Selasa (26/6/2012).
Diakui Lucky, pembatasan produk hortikultura impor hanya melalui empat pelabuhan akan memicu lonjakan biaya transportasi. Keempat pintu masuk itu yaitu Pelabuhan Belawan (Medan), Pelabuhan Tanjung Perak (Surabaya) dan Pelabuhan Makasar serta Bandara Soekarno Hatta (Jakarta).
Biasanya, pintu masuk produk hortikultura melalui Pelabuhan Tanjung Priok. Melalui pelabuhan itu, distribusi ke Jabar semakin dekat. Namun, pemindahan pintu masuk akan menaikkan biaya transportasi. Biaya-biaya tersebut akan dibebankan kepada harga hortikultura impor.
Aturan tersebut, menyebabkan pintu masuk ke pulau Jawa terpusat di Pelabuhan Tanjung Perak. Melihat jaraknya yang cukup jauh, maka kesegaran sayur dan buah dipastikan akan berkurang.
Selain efek inflasi, penundaan aturan juga dikhawatirkan menimbulkan aksi penimbunan. Penimbunan, secara tidak langsung mengurangi pasokan. Sehingga, harga naik berangsur-angsur. "Kami akan melakukan pemantauan dan menyiapkan langkah antisipasi," timpal dia.
Langkah lain yang akan dilakukan FKPI Jabar adalah melakukan penyiapan produk hortikultura lokal. Mengurangi ketergantungan terhadap hortikultura impor. "Kami akan menyiapkan klaster-klaster hortikultura. Seperti klaster Jeruk Garut supaya ketergantungan hortikultura impor bisa teratasi," bebernya.
Menurut Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jabar Ferry Sofwan Arif, pembatasan hortikultura adalah langkah maju bagi produk hortikultura lokal. Kondisi tersebut perlu dimanafaatkan dengan cara meningkatkan produksi hortikultura lokal.
Menurut dia, potensi pasar hortikultura sangat besar. Seperti pelaku hotel dan restoran, mereka bisa menggunakan produk hortikultura lokal. Selama ini, mereka menggunakan produk impor untuk memenuhi kebutuhan apel, pir, jeruk, bawang putih, dan lainnya. "Tapi, kami khawatir bawang merah impor akan masuk ke Brebes sehingga seolah-olah lokal," pungkasnya. (bro)
()