Jamsostek terus sosialisasikan perlindungan tenaga kerja
A
A
A
Sindonews.com - Kepala Jamsostek Kanwil IV, E Ilyas Lubis memandang, keberhasilan berbagai program Jamsostek, tak lepas dari kerja keras untuk menyosialisasikan pentingnya program itu sendiri.
"Kuncinya adalah sosialisasi tiada akhir. Karena, tenaga kerja juga berganti generasi, yang pensiun digantikan yang baru, terjadi terus menerus," terangnya saat pelaksanaan Pelatihan K3 yang diselenggarakan Jamsostek cabang Tangerang I, Tangerang II, Tangerang III, dan Tangerang IV bekerja sama dengan PT Surveyor Indonesia, dalam keterangan tertulis kepada Sindonews, Rabu (27/6/2012).
Untuk itu, diakui Ilyas, saat ini pihaknya tengah berupaya agar bagaimana pemahaman tentang pentingnya penyelenggaraan Jaminan Sosial Tenaga Kerja dapat dimasukkan sebagai salah satu kurikulum pendidikan paling tidak di tingkat universitas. Dengan demikian, lanjut Ilyas, maka pemahaman tentang pentingnya Jaminan Sosial Tenaga Kerja dapat di tanamkan lebih dini.
Karena kedepannya, seorang mahasiswa kedepannya juga akan menjadi tenaga kerja ataupun pengusaha itu sendiri. "Mempersiapkan mahasiswa yang sudah pasti akan menjadi tenaga kerja, atau menjadi pengusaha. Baik dia tenaga kerja atau pengusaha, dia sama-sama punya kewajiban untuk menyelenggarakan Jaminan Sosial Tenaga Kerja," tambahnya.
Jika mahasiswa tersebut menjadi pengusaha, sambung Ilyas, dia harus memberikan nantinya kepada tenaga kerjanya. "Kalau dia jadi tenaga kerja, dia jadi faham akan haknya," imbuhnya.
Guna mewujudkan cita-cita tersebut, PT Jamsostek (persero) sendiri telah melakukan berbagai upaya dengan menyelenggarakan kuliah umum di beberapa kampus. "Kita sudah ikut Insurance Goes to Campus, kita sudah selalu ikut. Itu salah satunya materi Jamsostek kita gelar kuliah umum road show. Kita ingin permanenkan itu, kalau bisa masuk kurikulum," terang Ilyas.
Sayangnya, diakui Ilyas, kegiatan tersebut baru bisa terselenggara di tingkat pusat. Tapi paling tidak, hal tersebut dapat menjadi payung bagi penyelenggaraan kegiatan yang sama di tingkat wilayah dan daerah.
Di Jawa Barat sendiri, Jamsostek sudah masuk di Unpad dan IPB dalam kuliah umum, serta beberapa Universitas di Bandung. "Itu semua dalam rangka mengubah mindset pengusaha, dari kewajiban menjadi kebutuhan," katanya.
Sementara, ditemui dalam kesempatan yang sama, Kepala Kantor Cabang PT Jamsostek Tangerang I Suyamto menjelaskan antusiasme kalangan terdidik juga menunjukkan perkembangan yang positif terkait penyelenggaran Jamsostek itu sendiri.
"Saya mengamati, dengan banyaknya anak-anak PKL, itu menjadi indikasi bahwa dunia pendidikan semakin butuh pengetahuan masalah Jamsostek sebagai bagian dari hal penting di dunia kerja," kata Yamto.
"Kuncinya adalah sosialisasi tiada akhir. Karena, tenaga kerja juga berganti generasi, yang pensiun digantikan yang baru, terjadi terus menerus," terangnya saat pelaksanaan Pelatihan K3 yang diselenggarakan Jamsostek cabang Tangerang I, Tangerang II, Tangerang III, dan Tangerang IV bekerja sama dengan PT Surveyor Indonesia, dalam keterangan tertulis kepada Sindonews, Rabu (27/6/2012).
Untuk itu, diakui Ilyas, saat ini pihaknya tengah berupaya agar bagaimana pemahaman tentang pentingnya penyelenggaraan Jaminan Sosial Tenaga Kerja dapat dimasukkan sebagai salah satu kurikulum pendidikan paling tidak di tingkat universitas. Dengan demikian, lanjut Ilyas, maka pemahaman tentang pentingnya Jaminan Sosial Tenaga Kerja dapat di tanamkan lebih dini.
Karena kedepannya, seorang mahasiswa kedepannya juga akan menjadi tenaga kerja ataupun pengusaha itu sendiri. "Mempersiapkan mahasiswa yang sudah pasti akan menjadi tenaga kerja, atau menjadi pengusaha. Baik dia tenaga kerja atau pengusaha, dia sama-sama punya kewajiban untuk menyelenggarakan Jaminan Sosial Tenaga Kerja," tambahnya.
Jika mahasiswa tersebut menjadi pengusaha, sambung Ilyas, dia harus memberikan nantinya kepada tenaga kerjanya. "Kalau dia jadi tenaga kerja, dia jadi faham akan haknya," imbuhnya.
Guna mewujudkan cita-cita tersebut, PT Jamsostek (persero) sendiri telah melakukan berbagai upaya dengan menyelenggarakan kuliah umum di beberapa kampus. "Kita sudah ikut Insurance Goes to Campus, kita sudah selalu ikut. Itu salah satunya materi Jamsostek kita gelar kuliah umum road show. Kita ingin permanenkan itu, kalau bisa masuk kurikulum," terang Ilyas.
Sayangnya, diakui Ilyas, kegiatan tersebut baru bisa terselenggara di tingkat pusat. Tapi paling tidak, hal tersebut dapat menjadi payung bagi penyelenggaraan kegiatan yang sama di tingkat wilayah dan daerah.
Di Jawa Barat sendiri, Jamsostek sudah masuk di Unpad dan IPB dalam kuliah umum, serta beberapa Universitas di Bandung. "Itu semua dalam rangka mengubah mindset pengusaha, dari kewajiban menjadi kebutuhan," katanya.
Sementara, ditemui dalam kesempatan yang sama, Kepala Kantor Cabang PT Jamsostek Tangerang I Suyamto menjelaskan antusiasme kalangan terdidik juga menunjukkan perkembangan yang positif terkait penyelenggaran Jamsostek itu sendiri.
"Saya mengamati, dengan banyaknya anak-anak PKL, itu menjadi indikasi bahwa dunia pendidikan semakin butuh pengetahuan masalah Jamsostek sebagai bagian dari hal penting di dunia kerja," kata Yamto.
()