Ekonomi Korut berhasil tumbuh 0,8% di 2011

Senin, 09 Juli 2012 - 13:33 WIB
Ekonomi Korut berhasil tumbuh 0,8% di 2011
Ekonomi Korut berhasil tumbuh 0,8% di 2011
A A A
Sindonews.com - Bank of Korea memperkirakan perekonomian Korea Utara (Korut) tumbuh sebesar 0,8 persen pada tahun 2011 setelah pencapaian yang hanya 0,5 persen pada 2010.

Ini adalah kedua kalinya dalam enam tahun terakhir ekonomi Korut telah tumbuh. Ekonomi Korut tahun lalu tumbuh karena konstruksi meningkat dan pemulihan di bidang pertanian. Meski begitu, Korut tetap termasuk salah satu negara termiskin di dunia karena dampak bencana alam dan sanksi internasional.

Seperti dilansir dari BBC, Senin (9/7/2012), berdasarkan laporan bank sentral Korea Selatan menunjukkan, industri kehutanan tumbuh sebesar 5,3 persen karena kondisi cuaca yang baik dan penggunaan pupuk meningkat. Sementara konstruksi melonjak hampir empat persen tahun lalu setelah Korut membangun 100 ribu rumah baru di ibukota untuk menandai ulang tahun ke-100 kelahiran pendiri Kim Il Sung.

Pertumbuhan ekonomi per kapita negara dengan penduduk sebanyak 24,3 juta tersebut hanya sebesar 1,33 juta won (mata uang korea) atau kurang dari USD1.200 jika dikonversi dengan dolar.

Diketahui, pertumbuhan ekonomi negara ini pada 2011 dipimpin oleh industri pertanian, perikanan, dan kehutanan yang naik sebesar 5,3 persen setelah menurun 2,1 persen pada 2010. Ini terjadi berkat kondisi cuaca yang baik dan peningkatan penggunaan pupuk.

Kemudian, untuk sektor konstruksi juga tumbuh 3,9 persen tajam pada 2011 setelah hanya naik 0,3 persen pada 2010. Alasannya karena proyek-proyek untuk memodernisasi kondisi perumahan di Pyongyang. Pyongyang menjadi bangunan untuk menandai ulang tahun ke-100 pendiri Kim Il-sung, termasuk 100 ribu bangunan rumah baru di ibukota.

Korea Utara mengalami kekurangan pangan kronis selama sekira dua dekade terutama setelah runtuhnya Uni Soviet, pada awal 1990-an. Sehingga menjadi lebih terisolasi karena adanya sanksi internasional yang diberikan akibat program nuklir dan rudal.

Belum lagi bencana alam yang terjadi di Korea Utara, sehingga negeri komunis ini sekarang tergantung pada China untuk memenuhi kebutuhan pangan mereka, terutama ekonomi dan politik.

Seperti diketahui, Korut selama ini menerapkan sistem perekonomian tertutup dan tidak melepaskan data resmi. Sedangkan Korea Selatan membuat perkiraan tahunan berdasarkan data yang dikumpulkan dari lembaga swasta dan pakar.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9632 seconds (0.1#10.140)