BP Migas akan prioritaskan kebutuhan gas domestik

Kamis, 12 Juli 2012 - 14:46 WIB
BP Migas akan prioritaskan kebutuhan gas domestik
BP Migas akan prioritaskan kebutuhan gas domestik
A A A
Sindonews.com - Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) menegaskan bahwa kebutuhan gas dalam negeri (domestik) cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun sehingga harus diprioritaskan.

Demikan dikatakan oleh Kepala BP Migas R. Priyono dalam acara The LNG Forum 2012 di Laguna Resort, Nusa Dua Bali, Rabu (12/7/2012). Dihadiri oleh perwakilan dari pemerintah, Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) dan penyalur serta pembeli gas baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Acara ini diadakan dalam rangka memaparkan kondisi objektif bisnis gas di Indonesia saat ini kepada seluruh pemangku kepentingan.

Priyono menjelaskan, kebutuhan gas domestik cenderung meningkat dari Tahun 2005. Peningkatan ini diperkirakan akan terus terjadi pada tahun-tahun berikutnya seiring dengan meningkatnya kebutuhan energi dalam negeri . “Tantangannya adalah bagaimana menyediakan infrastrukur gas yang terintegrasi sehingga pemanfaatan gas untuk domestik dapat berjalan optimal,” kata dia.

Meskipun akan memprioritaskan untuk domestik, lanjutnya, BP Migas juga akan menjaga keseimbangan antara pemenuhan gas untuk kebutuhan domestik dan ekspor dalam rangka menghasilkan devisa untuk Negara.

"Kecenderungan peningkatan volume gas sampai tahun 2020 mengindikasikan bahwa cadangan dan produksi gas bumi Indonesia masih meningkat dan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor. Selama Domestic Market Obligation (DMO) masih terpenuhi dan pembeli masih menginginkan gas Indonesia akan meberikan nilai tambah,” tuturnya.

Nilai tambah, lanjutnya, gas hanya akan dijual kepada pembeli yang bersedia membangun fasilitas baik Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (geothermal), tenaga air, tenaga bayu, dan pembangkit energy terbarukan lainnya. Pemenuhan tersebut juga didukung dengan mulai beroperasinya beberapa proyek besar selama beberapa tahun kedepan.

Di antaranya adalah Indonesia Deepwater Development (IDD) yang dikembangkan oleh Chevron Indonesia Company, Lapangan Jangkrik, Blok Muara Bakau yang dikembangkan oleh Eni Muara Bakau B.V dalpangan Abadi, Blok Masela, yang dikembangkan oleh Inpex masela LTD.

Plan Of Development (POD) untuk proyek IDD Lapangan Jangrik dan lapangan abadi sudah disetujui dan saat ini sudah mulai dikembangkan. ID merupaka proyek yang akan mengembangkan, lima pasangan gas laut dalam di Selat Makasar yaitu lapangan Bangka, Gehem, Gebdalo, Maha dan Gandang. Proyek ini diharapkan dapat mulai menghasilkan gas di tahun 2015 dengan tingkat produksi 900 juta kaki kubik per hari (MMSCFD).

“Sedngakn lapangan Jangkrik yang dikembangkan oleh Eni Muara Bakau B.V diharapkan dapat mulai berproduksi tahun 2016 dengan tingkat produksi awal sebesar 290 MMSCFD,” katanya.

Pengembangan proyek IDD di lapangan Jangkrik ini, imbuhnya, sangat strategis karena lokasinya berdekatan dengan Kilang Gas Alam Cair (LNG) Badak yang dioperasikan Oleh PT Badak NGL Bontangv Kalimantan Timur. Untuk lapangan Abadi, produksi gas diperkirakan, akan mulai tahun 2018 dengan tingkat produksi sektar 355 MMSCFD.

Lapangan gas yang berlokasi di Laut Arafura ini diperkirakan memiliki gas cadangan terbukti lebih dari enam triliun kaki kibik (TCF). Sesuai POD 1 yang disetujui Desember 2010, Kontraktor akan mengmbangkan kilang LNG terapung dengan kapasitas 2,5 juta ton per tahun (MTPA). Selain tiga proyek tersebut, imbuhnya, saat ini sedang dibahas POD untuk pengembangan lanjutan proyek LNG Tangguh oleh BP Indonesia, dan pengembangan Coal Beth Methane (CBM) oleh Vico Indonesia.

Priyono berharap, semua pemangku kepentingan dapat mendukung pemngembangan proyek-proyek tersebut sehingga dapat segera memenuhi kebutuhan energy dengan cara membawa teknologi mutakhir bidang hulu migas ke Indonesia, merelokasi sentra Industri mereka ke Indonesia dan berinvestasi pada energy baru dan terbarukan yang dapat memenuhi kebutuhan domestic.

“Saat ini industri hulu migas memang diharapkan tidak lagi hanya sebgai penghasil penerimaan Negara tetapi menjadi salah satu lokomotif penggerak ekonomi nasional,” katanya.

Dia juga menambahkan hal tersebut diatas tidak akan hanya baik bagi Indonesia akan tetapi juga menguntungkan bagi investor mengingat secara makro Indonesia semakin menjadi tujuan yang menarik untuk investasi. Hal ini diperlihatkan dari berbgai indicator positif antara lain pertumbuhan ekonomi yang masih cukup tinggi dan rating keuangan negara yang masih meningkat.

Indonesia bahkan ditempatkan pada posisi nomor 9 dalam negara tujuan utama foreign Direct Investment pada survey 2010-2012. “Industri hulu migas diharapkan dapat ikut memanfaakan kondisi ini, mengingat factor geologis Indonesia masih cuku menarik,” tuturnya.

Dalam LNG Forum 2012 tersebut Juru Bicara BP Migas, Gde Pradnyana menambahkan, BP Migas berperan penting dalam operasional kegiatan hulu migas, mulai dari menyetujui usulan Work Program and Budget serta POD dari KKKS sampai dengan penjukan penjual migas bagian Negara, serta berkomitmen untuk fungsi ini dalam rangka memonetisasi cadangan dan produksi migas sebesarnya untuk kemakmuran rakyat.
(and)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6805 seconds (0.1#10.140)