Ekspor kerajinan DIY terhantam krisis Eropa

Selasa, 31 Juli 2012 - 15:50 WIB
Ekspor kerajinan DIY terhantam krisis Eropa
Ekspor kerajinan DIY terhantam krisis Eropa
A A A
Sindonews.com – Krisis ekonomi di Amerika Serikat dan Eropa mulai berpengaruh terhadap nilai ekspor yang dilakukan para pengusaha yang ada di DI Yogyakarta. Krisis ini telah menyebabkan nilai ekspor menurun.

Perajin Anyaman serat alam ”Onggo-Onggo Craft” Sudarto mengaku, penurunan nilai ekspornya mencapai lebih dari 15 persen. Selama ini dia banyak mengandalkan pasar Spanyol dan Amerika untuk produk serat berbahan alami. Namun saat ini di Amerika kondisi pasar sudah mulai membaik. Sedangkan untuk pasar eropa tidak banyak berpengaruh langsung.

“Kita cukup merasakan dampak krisis, karena ekspor turun,” jelas Sudarto, Selasa (31/7/2012).

Menurutnya, sebagai dampak dari krisis ini banyak perajin yang berubah haluan untuk mencari pasar diluar dua negara ini. Alhasil pasar Asia seperti Jepang cukup prospektif. Bahkan permintaan di negara ini terus meningkat. Selain itu Australia juga menjadi negara tujuan ekspor. “Sepanjang Jepang dan Australia tidak terpengaruh saya tidak masalah,” jelas Sudarto.

Perajin serat alam lainnya Sumardi mengatakan, saat ini yang menjadi masalah justru pasokan dan ketersediaan bahan baku. Bahan anyaman berupa enceng gondok dan daun gebang cukup sulit didapat. Bahkan barang ini kerap didatangkan dari Jawa Tengah dan Jawa Timur.

“Masalah justru pada bahan baku, kalau pemrintaan ekspor tetap tinggi,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua DPP Asosiasi Pengusaha Mebel Dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) Ambar Tjahyono mengatakan, mayoritas produk Asmindo yang berupa mebel dan kerajinan dilempar ke pasar Eropa dan Amerika. Akibat krisis banyak produknya yang tidak bisa terserap pasar

“Krisis di Amerika dan Eropa membuat daya serap produk kita menurun,” jelas Ambar Tjahyono.

Dampak dari krisis ini membuat para pengusaha permebelan tidak bisa berbuat banyak. Mayoritas hanya mengandalkan pasar ekspor. Akibat kelesuan ini, nilai ekspor kerajinan menurun hingga 20 persen. Sangat dimungkinkan penurunan masih akan terjadi, mengingat krisis belum sepenuhnya mereda di beberapa negara.

Asmindo sendiri, terus memberikan motivasi kepada para pengusaha untuk lebih jeli melihat peluang pasar. Salah satu alternatifnya, adalah mengalihkan pasar produknya. Jika selama ini mengandalkan dua benua ini, kini harus melirik pasar Asia. Beberapa negara seperti Jepang, Korea ataupun India merupakan pasar yang cukup potensial.
(and)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5783 seconds (0.1#10.140)