Jual Pertamax, SPBU pinggiran DIY merugi

Senin, 06 Agustus 2012 - 14:59 WIB
Jual Pertamax, SPBU pinggiran DIY merugi
Jual Pertamax, SPBU pinggiran DIY merugi
A A A
Sindonews.com – Sejumlah pengelola SPBU mengaku merugi berjualan Pertamax. Minimnya penjualan, tidak sebanding dengan tingkat penguapan (loses). Selain itu, kebijakan pemerintah mewajibkan kendaraan dinas menggunakan Pertamax, juga belum bisa mendongkrak penjualan SPBU.

Ruginya sejumlah SPBU ini, kebanyakan terjadi di pinggiran kota. Mereka tidak banyak mendapat limpahan mobil dinas yang mengisi Pertamax. Praktis mereka hanya mengandalkan konsumen yang lewat. Itupun jumlah mobil yang mengisi Pertamax sangat minim.

Paguyuban Pengelola dan Penanggungjawab SPBU Kulonprogo Dalduri Budi Prasetyo mengatakan di kabupaten terbarat di DIY ini terdapat sekitar 10 SPBU. Sesuai dengan aturan penjualan, semuanya telah dilengkapi dengan pompa untuk Pertamax. Namun dengan dibukanya layanan ini justru membebani pengelola.

Di setiap SPBU ini, penjualan untuk produk Pertamax sangatlah minim. Setiap harinya hanya bisa menjual beberapa liter saja. Untuk kiriman Pertamax 8.000 liter, terjual hingga dua hingga tiga bulan. Bahkan di wilayah Nanggulan, Pertamax sebanyak itu baru habis setelah dijual empat bulan. “Bisa dikatakan, SPBU ini merugi berjualan pertamax,” jelasnya, Senin (6/8/2012).

Angka penjualan yang minim ini, berpengaruh terhadap tingkat loses. Di SPBU 4455602 Wates misalnya, tingkat loses mencapai satu persen. Artinya, ada kehilangan 80 liter dari setiap pengiriman 8.000 liter, yang nilainya sekitar Rp800 ribu. Padahal ongkos produksi dan biaya tenaga kerja yang dipikul tenaga kerja bertambah.

“Semakin lama habis, loses akan semakin banyak,”tegas Dalduri yang juga Direktur SPBU Wates ini.

Pasca pembatasan konsumsi BBM, pengelola SPBU ini tidak banyak mendapatkan tambahan pendapatan. Penjualan atas produk Pertamax tidak banyak berubah. Semuanya stabil seperti, sebelum ada kebijakan ini. Sebab kebanyakan mobil dinas membeli di SPBU yang ada kota, yang juga milik pemerintah.

“Tetap sama mas, setiap hari hanya sekitar 30 sampai 50 liter,” jelas Administrasi SPBU 4455604 Ngramang, Juli.

Juli sendiri, mengaku pasrah dengan kondisi ini. Sebab untuk memenuhi standar pasti pas,semua SPBU wajib untuk memiliki layanan pertamax. Padahal setiap kiriman baru habis untuk tiga bulan penjualan.
(and)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4568 seconds (0.1#10.140)