Antam jaga produksi emas

Sabtu, 11 Agustus 2012 - 14:48 WIB
Antam jaga produksi emas
Antam jaga produksi emas
A A A
Sindonews.com - PT Aneka Tam bang Tbk (ANTM) melakukan sejumlah strategi dalam rangka menghadapi fluktuasi harga dan rendahnya harga komoditas akibat krisis ekonomi global.

Salah satu strategi perseroan yakni menjaga produksi emas pada level 3,1 ton, dengan target penjualan hingga penghujung tahun ini sebanyak 7 juta ton dan harga rata-rata yang diperkirakan sekitar USD1.600 per ons.

Direktur Utama Antam Alwinsyah Lubis mengatakan, hingga akhir Juni tahun ini, perseroan berhasil menjual emas mencapai 3,6 juta ton. Pada semester I penjualan emas tercatat memberi kontribusi terbesar terhadap pendapatan perusahaan atau mencapai 41 persen setara Rp1,8 triliun.

“Naiknya pendapatan emas didorong naiknya produksi sekitar 2 persen dibanding periode yang sama tahun lalu menjadi 1.262 kilo gram (kg), yang berasal dari naiknya kadar emas di tambang Cibaliung,” katanya kemarin.

Strategi lainnya, lanjut dia, perseroan berencana mem perluas pasar ore maupun feronikel untuk mengantisipasi jika terjadi penurunan permintaan dari Eropa.

Alwinsyah menuturkan, produksi ore akan ditingkatkan untuk mengantisipasi penurunan harga nikel yang berpengaruh pada feronikel.

Selain itu, perseroan akan melakukan efisiensi di internal dari kegiatan operasional hingga penghujung tahun ini minimal senilai Rp28 miliar. “Semester I ini kita bisa laku kan efisiensi baru Rp7 miliar dan di semester II akan lakukan lebih banyak lagi efisiensi,” paparnya.

Alwinsyah memproyeksikan, kinerja tahun ini lebih rendah dibanding tahun sebelumnya. Hal ini menyusul harga komoditas nikel dan feronikel yang tertekan di pasar in ter na sional sepanjang semester I tahun ini.

Dia mengatakan, perseroan pada tahun lalu berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp10,3 triliun dengan laba tercatat senilai Rp1,9 triliun. “Tahun ini kemungkinan akan terkoreksi dengan adanya penurunan harga komoditas nikel,” katanya.

Alwinsyah menjelaskan, perseroan pada semester I/2012 mencatat penurunan pendapatan sekitar 7 persen dibanding periode yang saham tahun sebelumnya menjadi Rp4,5 triliun. Sedangkan, laba bersih sebelum diaudit tercatat sekitar Rp480 miliar.

Menurunnya kinerja perseroan pada enam bulan pertama tahun ini akibat turunnya harga nikel dan feronikel. Adapun, harga ratarata feronikel pada semester I tahun ini menurun 24 persen dibanding periode yang sama tahun lalu menjadi USD8,53 per pon.

Hal ini menyebabkan pendapatan perseroan dari jualan feronikel menyusut 41 persen menjadi Rp1,2 triliun. Mengenai sejumlah proyek yang dikerjakan, perseroan akan fokus menyelesaikan tiga proyek utama, seperti Chemical Grade Alumina (CGA) Tayan, Feronikel Halmahera Timur serta optimasi pabrik feronikel Pomalaa dan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Pomalaa 2x30 megawatt (MW).

Proyek Chemical Grade Alumina Tayan membutuhkan dana sebesar USD450 juta, yang berasal dari kas internal dan pinjaman. Saat ini konstruksi pabrik berkapasitas 300.000 ton per tahun ini sudah mencapai 80 persen dan diharapkan bisa selesai pada akhir 2014 serta berproduksi pada 2015.

Adapun, proyek perseroan yang terkait dengan penerbitan obligasi adalah modernisasi dan optimalisasi pabrik feronikel Pomalaa dan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Pomalaa 2x30 MW dengan nilai investasi sebesar USD450 juta.

Proyek ini sudah dimulai tahun lalu dan proses konstruksi saat ini sudah mencapai 30 persen, yang diharapkan bisa beroperasi pada 2014. Sedangkan, proyek Feronikel Halmahera Timur membutuhkan dana sebesar USD1,6 miliar.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6664 seconds (0.1#10.140)