Tantangan besar hadang industri kelapa sawit

Senin, 13 Agustus 2012 - 20:41 WIB
Tantangan besar hadang industri kelapa sawit
Tantangan besar hadang industri kelapa sawit
A A A
Sindonews.com - Industri kelapa sawit nasional masih akan menghadapi tantangan yang sangat berat di masa mendatang. Untuk menghadapi tantangan ini pelaku industri kelapa sawit harus memanfaatkan momentum.

Untuk menjaga momentum pertumbuhan industri kelapa sawit yang sejauh ini mampu menyerap 3,5 juta tenaga kerja, para pelaku industri harus memusatkan perhatiannya ke banyak hal.

Seperti dipaparkan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) dalam bincang-bincang ringan seputar tantangan industri kelapa sawit di masa mendatang usai buka bersama di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (13/8/2012).

Dalam uraiannya, GAPKI memaparkan beberapa tantangan yang harus dihadapi. Pertama mengenai kebijakan pemerintah untku mendukung pengembangan industri kelapa sawit.

"Keberhasilan Indonesia sebagai penghasil minyak sawit terbesar di dunia saat ini, harus disadari bukan hanya karena faktor-faktor klimatologis, teknis agronomis, dan kesesuaian lahan. Tetapi juga, terutama, karena adanya kebijakan pemerintah saat itu yang mendukung pengembangan Industri kelapa sawit baik kebijakan berkait dengan aspek produksi, pembiayaan, dukungan infrastruktur, dan kerjasama lintas sektoral yang baik," seperti tertulis dalam rilis yang diterima Sindonews.

Kedua, tantangan yang berasal dari semua stakeholders. Tantangan tersebut berupa, semakin gencarnya kampanye negatif terhadap produk CPO Indonesia yang dilancarkan lembaga swadaya masyarakat dari dalam negeri maupun luar negeri.

Kemudian, semakin banyaknya kebijakan-kebijakan yang menghambat perdagangan CPO yang diterapkan oleh negara-negara importir, semakin besarnya tuntutan terhadap pengelolaan industri sawit yang berkelanjutan, serta munculnya kompetitor baru dalam industri kelapa sawit seperti Brazil dan Afrika.

Tantangan ketiga, pengembangan industri sawit menghadapi tantangan terkait kebijakan-kebijakan yang justru tidak kondusif dan bersifat overlapping antara satu lembaga pemerintah dengan lembaga pemerintah lainnya.

"Misalnya kebijakan rencana tata ruang wilayah kaitannya dengan kepastian lahan untuk ekspansi, bea keluar CPO, dan pengenaan pajak ganda (double taxation). Selain itu, infrastruktur yang tidak memadai membuat pengembangan perkebunan kelapa sawit ke depan semakin terbatas."

Hal lain yang juga perlu dicermati, adalah fluktuasi harga CPO dalam jangka pendek dan menengah di tengah melemahnya harga CPO di pasar dunia pada semester satu tahun 2012. Meskipun demikian, ekspor minyak sawit dan turunan sampai dengan bulan Juli 2012 tumbuh 7 % dibanding periode yang sama tahun lalu.

"Jika kondisi iklim terus mendukung, harapan produksi CPO Indonesia tahun 2012 sebesar 25,5 juta ton bisa dicapai, dengan harapan ekspor sebesar 18 juta ton."

Dengan ragam tantangan seperti disebutkan di atas, muncul pertanyaan, "Apakah Indonesia akan mampu mempertahankan posisinya sebagai negara penghasil CPO terbesar di dunia di tengah optimisme pemerintah yang menargetkan produksi CPO akan mencapai 40 juta ton pada tahun 2020?"
(hyk)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5576 seconds (0.1#10.140)