Warga Bojonegoro tuntut PT. KAI
Senin, 17 September 2012 - 10:31 WIB

Warga Bojonegoro tuntut PT. KAI
A
A
A
Sindonews.com - Warga Desa Dengok, Kecamatan Padangan, Kabupaten Bojonegoro, meminta kepada PT Kereta Api Indonesia (KAI) agar memberikan ganti rugi lahan dan bangunan yang terkena proyek pembangunan jalur rel ganda. Warga meminta ganti rugi senilai Rp2 juta hingga Rp3 juta per meter persegi.
Proyek jalur rel ganda saat ini sedang dikerjakan di sepanjang jalur rel Bojonegoro-Cepu. Para pekerja terlihat menguruk dan meratakan jalur rel itu memakai peralatan berat. Sedangkan, pekerja lainnya juga terlihat membangun jembatan baru di beberapa titik.
Kepala Desa Dengok, Supriyanto mengatakan, warga di desanya yang bakal terkena gusuran proyek jalur rel ganda sebanyak 31 keluarga. Selain itu, kata dia, juga terdapat lahan kas desa seluas 0,5 hektare.
“Kami meminta ganti rugi lahan dan bangunan yang terkena proyek jalur rel ganda itu,” ujarnya, Minggu (16/9/2012).
Menurutnya, hingga kini pihak PT KAI belum melakukan negosiasi dengan warga terkait pembebasan lahan itu. Namun, di sisi barat lahan milik warga itu pihak PT KAI telah membangun jembatan baru untuk pendukung pembangunan jalur rel ganda. Begitu pula, di sebelah timur lahan yang dikuasai oleh PT KAI telah dilakukan pengurukan dan perataan tanah.
“Lahan milik warga itu posisinya terjepit. Kami masih belum memutuskan apakah akan pindah atau tetap tinggal,” ujarnya.
Menurutnya, jika memang lahan milik warga akan dibebaskan untuk kepentingan proyek jalur rel ganda itu, maka warga meminta diberi ganti rugi layak. “Layaknya ganti rugi itu sebesar Rp2 juta hingga Rp3 juta per meter persegi. Kalau hanya Rp1 juta hingga Rp2 juta per meter persegi terlalu murah,” tegasnya.
Ia menuturkan, jika ganti rugi yang diberikan sebesar Rp2 juta hingga Rp3 juta per meter persegi maka warga dapat menggunakan dana itu untuk membangun rumah dan bangunan baru di tempat lain.
Data yang dihimpun dari Pemkab Bojonegoro menyebutkan, proyek jalur rel ganda di wilayah barat Bojonegoro meliputi 29 desa di lima kecamatan. Di antaranya Kecamatan Bojonegoro, Dander, Kalitidu, Purwosari, dan Padangan.
Sedangkan, pemukiman warga yang tergusur paling banyak berada di sejumlah desa di Kecamatan Kalitidu dan Padangan. Dari wilayah itu, jumlah pemukiman warga yang bakal tergusur proyek ini mencapai 200 rumah lebih.(mai)
Proyek jalur rel ganda saat ini sedang dikerjakan di sepanjang jalur rel Bojonegoro-Cepu. Para pekerja terlihat menguruk dan meratakan jalur rel itu memakai peralatan berat. Sedangkan, pekerja lainnya juga terlihat membangun jembatan baru di beberapa titik.
Kepala Desa Dengok, Supriyanto mengatakan, warga di desanya yang bakal terkena gusuran proyek jalur rel ganda sebanyak 31 keluarga. Selain itu, kata dia, juga terdapat lahan kas desa seluas 0,5 hektare.
“Kami meminta ganti rugi lahan dan bangunan yang terkena proyek jalur rel ganda itu,” ujarnya, Minggu (16/9/2012).
Menurutnya, hingga kini pihak PT KAI belum melakukan negosiasi dengan warga terkait pembebasan lahan itu. Namun, di sisi barat lahan milik warga itu pihak PT KAI telah membangun jembatan baru untuk pendukung pembangunan jalur rel ganda. Begitu pula, di sebelah timur lahan yang dikuasai oleh PT KAI telah dilakukan pengurukan dan perataan tanah.
“Lahan milik warga itu posisinya terjepit. Kami masih belum memutuskan apakah akan pindah atau tetap tinggal,” ujarnya.
Menurutnya, jika memang lahan milik warga akan dibebaskan untuk kepentingan proyek jalur rel ganda itu, maka warga meminta diberi ganti rugi layak. “Layaknya ganti rugi itu sebesar Rp2 juta hingga Rp3 juta per meter persegi. Kalau hanya Rp1 juta hingga Rp2 juta per meter persegi terlalu murah,” tegasnya.
Ia menuturkan, jika ganti rugi yang diberikan sebesar Rp2 juta hingga Rp3 juta per meter persegi maka warga dapat menggunakan dana itu untuk membangun rumah dan bangunan baru di tempat lain.
Data yang dihimpun dari Pemkab Bojonegoro menyebutkan, proyek jalur rel ganda di wilayah barat Bojonegoro meliputi 29 desa di lima kecamatan. Di antaranya Kecamatan Bojonegoro, Dander, Kalitidu, Purwosari, dan Padangan.
Sedangkan, pemukiman warga yang tergusur paling banyak berada di sejumlah desa di Kecamatan Kalitidu dan Padangan. Dari wilayah itu, jumlah pemukiman warga yang bakal tergusur proyek ini mencapai 200 rumah lebih.(mai)
(gpr)