KRL Jabodetabek, tarif baru, pelayanan lama
Senin, 01 Oktober 2012 - 10:32 WIB

KRL Jabodetabek, tarif baru, pelayanan lama
A
A
A
Sindonews.com - Kenaikan tarif KRL Commuter Line yang diberlakukan mulai hari ini mendapat penolakan dari para penumpang. Para penunpang meminta tarif tidak dinaikan kerena pelayanan belum juga memuaskan.
”Kenaikan tersebut sangat memberatkan,” kata salah satu penumpang KRL Commuter Line, Nina di Stasiun Bogor, Senin (1/10/2012).
Pasalnya, penumpang tersebut harus menambah ongkos untuk pulang pergi ke kantor dan ke rumah.
”Kenaikan tersebut tidak layak diberlakukan, karena pelayanan yang diberikan PT KAI saat ini masih mengecewakan. Apalagi jadwal kereta sering mengalami keterlambatan,” jelas Ani, penumpang lainnya.
Kenaikan tarif KRL Commuter Line dinaikkan dari Rp7 ribu menjadi Rp9 ribu. Atas kenaikan tersebut, PT KAI mengaku akan memberikan pelayanan yang baik kepada para penumpang. Selain itu, biaya kenaikan sebesar Rp2 ribu diklaim akan langsung diimplementasikan untuk pelayanan bagi para penumpang.
Sebelumnya, PT Kereta Commuter Jabodetabek (KCJ) menyatakan akan ada kenaikan tarif commuter line untuk semua tujuan sebesar Rp2 ribu, mulai 1 Oktober mendatang menjadi Rp8.000 dan Rp9.000 untuk jurusan Bogor. Kenaikan disebut-sebut untuk meningkatkan pelayanan.
"Masalah rencana kenaikan tarif yang dilaksanakan 1 Oktober, kenaikan tarif untuk memperbaiki dan meningkatkan sarana dan prasarana," kata Direktur Operasi PT KCJ Apriyono.
Apriyono menambahkan, selain untuk meningkatkan sarana dan prasarana, kenaikan tarif kereta api untuk perbaikan infrastruktur, untuk meningkatkan akselerasi KCJ dalam melayani penumpang.
"Akan ada peninggian peron di tiga stasiun, dan kami akan meningkatkan volume angkut yang dulunya 300 sekarang sudah 400, frekuensi juga meningkat dari 300 sampai 400 sekarang 531," ungkap Apriyono.
Di samping itu, Apriyono juga mengatakan KCJ juga akan melakukan peningkatan pelayanan. Dengan menambah kapsitas, untuk meningkatkan volume penumpangnya.
"Perlu kita sampaikan penumpang KA 400 ribu lebih dari 315, lima tahun ke depan harus 1,2 juta penumpang. Otomatis pasti kami tingkatkan ada peninggian dan perpanjangan peron, kami rangkaian tidak delapan tapi 10, otomatis kapasitas angkut juga naik," tutup Apriono.
”Kenaikan tersebut sangat memberatkan,” kata salah satu penumpang KRL Commuter Line, Nina di Stasiun Bogor, Senin (1/10/2012).
Pasalnya, penumpang tersebut harus menambah ongkos untuk pulang pergi ke kantor dan ke rumah.
”Kenaikan tersebut tidak layak diberlakukan, karena pelayanan yang diberikan PT KAI saat ini masih mengecewakan. Apalagi jadwal kereta sering mengalami keterlambatan,” jelas Ani, penumpang lainnya.
Kenaikan tarif KRL Commuter Line dinaikkan dari Rp7 ribu menjadi Rp9 ribu. Atas kenaikan tersebut, PT KAI mengaku akan memberikan pelayanan yang baik kepada para penumpang. Selain itu, biaya kenaikan sebesar Rp2 ribu diklaim akan langsung diimplementasikan untuk pelayanan bagi para penumpang.
Sebelumnya, PT Kereta Commuter Jabodetabek (KCJ) menyatakan akan ada kenaikan tarif commuter line untuk semua tujuan sebesar Rp2 ribu, mulai 1 Oktober mendatang menjadi Rp8.000 dan Rp9.000 untuk jurusan Bogor. Kenaikan disebut-sebut untuk meningkatkan pelayanan.
"Masalah rencana kenaikan tarif yang dilaksanakan 1 Oktober, kenaikan tarif untuk memperbaiki dan meningkatkan sarana dan prasarana," kata Direktur Operasi PT KCJ Apriyono.
Apriyono menambahkan, selain untuk meningkatkan sarana dan prasarana, kenaikan tarif kereta api untuk perbaikan infrastruktur, untuk meningkatkan akselerasi KCJ dalam melayani penumpang.
"Akan ada peninggian peron di tiga stasiun, dan kami akan meningkatkan volume angkut yang dulunya 300 sekarang sudah 400, frekuensi juga meningkat dari 300 sampai 400 sekarang 531," ungkap Apriyono.
Di samping itu, Apriyono juga mengatakan KCJ juga akan melakukan peningkatan pelayanan. Dengan menambah kapsitas, untuk meningkatkan volume penumpangnya.
"Perlu kita sampaikan penumpang KA 400 ribu lebih dari 315, lima tahun ke depan harus 1,2 juta penumpang. Otomatis pasti kami tingkatkan ada peninggian dan perpanjangan peron, kami rangkaian tidak delapan tapi 10, otomatis kapasitas angkut juga naik," tutup Apriono.
(gpr)