Realisasi konversi BBM ke BBG terancam mundur

Rabu, 31 Oktober 2012 - 18:41 WIB
Realisasi konversi BBM ke BBG terancam mundur
Realisasi konversi BBM ke BBG terancam mundur
A A A
Sindonews.com - PT Pertamina (persero) siap mensukseskan konversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG) walaupun realisasi pemerintah dalam menjalankan program konversi terancam mundur dikarenakan penyerapan anggaran program konversi sebesar Rp2,1 triliun dalam anggaran pendapatan dan belanja negara perubahan (APBNP) 2012 masih sangat minim.

Corporate Secretary Pertamina Nursatyo Argo mengatakan, keputusan pelaksanaan program konversi BBM ke BBG diserahkan sepenuhnya kepada pemerintah.

Adapun Pertamina hanya sebagai badan pelaksana. Hal tersebut tertuang dalam Perpres No.64/2012 tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Penetapan Harga Bahan Bakar Gas untuk Transportasi Jalan, pemerintah telah menugaskan Pertamina untuk melakukan penyediaan dan pendistribusian Bahan Bakar Gas berupa CNG (compressed natural gas) sehingga siap untuk menjalankan.

“BBG itu memang program pemerintah masuk ke dalam RAPBN kalau alokasinya dialihkan maka kita tetap tidak membangun (red-Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas/SPBG), artinya mundur, bukan terancam gagal,” kata dia, saat ditemui di MNC Plaza, Jakarta, Rabu (31/10/2012).

Sebelumnya, Direktur Gas PT Pertamina Harry Karyuliyarto mengatakan bahwa program konversi BBM ke BBG terancam gagal. Namun pihaknya menyerahkan sepenuh keputusan jadi tidaknya program itu kepada pemerintah.

Sementara anggota Komisi VII DPR Satya W Yudha mengatakan, anggaran tersebut tidak dapat dipakai karena sifatnya multiyears. Besarnya alokasi anggaran untuk program konversi BBM ke BBG sudah disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.

"Apabila programnya tidak terlaksana pada tahun ini, maka anggaran tahun depan akan dipangkas pada pembangunan yang memiliki daya serap tinggi. Dengan dana yang tidak terserap maka DPR meminta pemerintah mengalokasikannya ke sektor lain yang membutuhkan,” katanya.

Seperti diketahui, pada tahun ini, pemerintah menargetkan pembangunan 33 SPBG yang memakai dana dari program konversi BBM ke BBG yang masuk dalam APBNP 2012 sebesar Rp2,1 triliun. Sedangkan pada tahun depan, pemerintah menganggarkan APBN untuk membangun infrastruktur BBG sebesar Rp1,5 triliun.

Direktur Eksekutif ReforMiner Institute, Pri Agung Rakhmanto mempertanyakan keseriusan pemerintah dan DPR menjalankan program konversi BBM ke BBG. Besaran dana BBG dalam APBN Perubahan 2012 sebesar Rp2,1 triliun hanya sedikit terserap karena terkendala proses tender dan mekanisme pencairan yang memerlukan waktu cukup lama.

Bahkan juga, Pri Agung juga mempertanyakan, keseriusan pemerintah yang tidak mempunyai cetak biru (blue print) dan rincian detail program BBG. ”Sehingga kemungkinan itu yang membuat DPR tidak menyetujui anggaran dananya,” kata dia.

Menurut dia, program BBG tidak sekedar pengadaan konverter kit gratis dan pembangunan SPBG saja. Namun juga menyangkut masalah insentif, kebijakan harga, kontinuitas bengkel perawatan, koordinasi dengan industri otomotif, dan juga pemda. “Itu semua belum jelas dalam rencana pemerintah,” ujarnya.

Belum lagi, lanjutnya, terkait jaminan pasokan gas dan infrastruktur pipa distribusi ke SPBG.

Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Compressed Natural Gas Indonesia (APCNGI) Danny Praditya menegaskan, bahwa pemerintah harus memastikan pasokan dan regulasi yang mendukung, sehingga mendorong swasta untuk berinvestasi. Regulasi yang dimaksud menyangkut harga BBM subsidi dan dukungan industri otomotif terhadap program tersebut.

Pemerintah juga harus memaksa industri otomotif mengeluarkan dan menyiapkan purna jual kendaraan BBG. “Pemerintah harus meniru program konversi minyak mentah ke elpiji dengan menghilangkan pasokan premium dan solar bersubsidi,” pungkas dia.

Berdasarkan data dari Pertamina, mulai tahun ini akan membangun sebanyak 5 mother station, 9 daughter station, 14 SPBG online dengan pipa gas berikut revitalisasi 6 SPBG yang sudah ada, 5 mobile refueling station (MRS), dan infrastruktur lainnya.

Pemerintah akan menggulirkan dana sekitar Rp2,1 triliun yang bersumber dari Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) untuk pembangunan infrastruktur tersebut.

Sampai dengan akhir tahun Pertamina akan menyelesaikan pembangunan 4 SPBG online baik dari dana sendiri maupun APBN, berlokasi di DKI Jakarta. Selain itu, PT Pertamina Gas (Pertagas, anak perusahaan Pertamina) juga akan menuntaskan satu pilot project infrastruktur (mother daughter system) di Bitung, Bekasi.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.5432 seconds (0.1#10.140)