Industri buku di DIY stagnan

Selasa, 06 November 2012 - 16:44 WIB
Industri buku di DIY stagnan
Industri buku di DIY stagnan
A A A
Sindonews.com - Industri buku di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada tahun ini stagnan. Hal tersebut terlihat dari jumlah buku baru yang beredar di toko-toko buku di DIY, yang tidak mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya.

"Berdasarkan survei kami di toko-toko buku, jumlah buku baru yang beredar di DIY rata-rata hanya 1.500 hingga 2.000 judul buku/bulannya," terang Wakil Ketua II Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) DIY Apri Dhian Purwanto di Yogyakarta, Selasa (6/11/2012).

Diakuinya, jumlah tersebut sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Meskipun penerbit baru di DIY banyak yang tumbuh, namun ternyata tidak diikuti dengan meningkatnya jumlah buku beredar di DIY. "Jadi tumbuhnya penerbit baru tidak diikuti produktivitas judul buku baru yang beredar," tandasnya.

Hal ini, menurutnya bukan karena sedikitnya penulis buku di DIY. Namun, kata dia, banyak juga penerbit lama yang "tiarap" alias tidak menerbitkan buku karena berbagai alasan. Akibatnya, meskipun penerbit baru berdatangan, namun penerbit lama juga banyak yang tiarap. Hal itulah yang menyebabkan industri perbukuan di DIY stagnan.

"Ini juga bukan pengaruh adanya buku digital. Karena buku digital tidak ada pengaruh signifikan terhadap industri buku di DIY. Orang yang memiliki gadget untuk me-download buku digital tidak tentu penggila buku, sehingga perkembangan teknologi informasi dan smartphone masih belum mempengaruhi industri buku," tambahnya.

Pemilik gadget, kata Apri, lebih banyak memanfaatkan teknologi tersebut untuk jejaring sosial dan bukan untuk download buku. Hal ini terlihat dari jarangnya buku-buku terbitan DIY yang di-download oleh masyarakat melalui internet. Jumlah penerbit di DIY sendiri, menurut Apri, ada 300 lembaga. Dari jumlah itu hanya 78 penerbit yang masuk anggota IKAPI.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8982 seconds (0.1#10.140)